68 c. Apabila tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.
d. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Tabel 4.6
Uji Nilai Tolerance dan VIF
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
6.028 2.857
2.110 .038 Stres Kerja
.489 .165
.349 2.958 .004 .591
1.693 Konflik Kerja
.441 .163
.320 2.714 .008 .591
1.693 a. Dependent Variable: Semangat Kerja
Sumber: Hasil pengolahan data 2016
Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah
lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk medekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
Universitas Sumatera Utara
69
a. Metode Grafik
Gambar 4.4 Scatterplot Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil pengolahan data 2016
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat titik-titik yang berpencar dan tidak membentuk pola. Kesimpulan
yang dapat diperoleh adalah tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi semangat kerja, berdasarkan
masukan variabel stred kerja dan konflik kerja.
b. Uji Glejser Tabel 4.7
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
2.242 1.611
1.392 .168
Stres Kerja .010
.093 .015
.103 .919
Konflik Kerja -.065
.092 -.105
-.713 .478
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil pengolahan data 2016
Universitas Sumatera Utara
70
Pada Tabel 4.7 terlihat variabel independen Stres Kerja dan Konflik Kerja yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut
absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas X
1
0.919 dan X
2
0.478 diatas tingkat kepercayaan 5 0.05, dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas.
4.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas Stres Kerja dan Konflik Kerja terhadap variabel terikat
Semangat Kerja. Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS.
Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Dimana: Y
= Semangat Kerja X
1
= Stres Kerja X
2
= Konflik Kerja α
= Konstanta b
1
, b
2
= Koefisien regresi e
= Standar eror Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi linear
berganda dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.8 Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
6.028 2.857
2.110 .038
Stres Kerja .489
.165 .349
2.958 .004
Konflik Kerja .441
.163 .320
2.714 .008
a. Dependent Variable: Semangat Kerja
Sumber: Hasil pengolahan data 2016
Berdasarkan hasil perhitungan data seperti yang terlihat pada Tabel 4.8 kolom kedua Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh nilai B
1
variabel Stres Kerja sebesar 0.489, nilai B
2
variabel Konflik Kerja sebesar 0.441 dan nilai konstanta a sebesar 6.028 sehingga diperoleh persamaan regresi linear berganda:
Y= 6.028 + 0.489 X
1
+0.441 X
2
+ e.
Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Konstanta a = 6.028, ini menunjukkan bahwa jika variabel Stres Kerja dan
Konflik Kerja dianggap konstan maka tingkat variabel Semangat Kerja Y PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang sebesar 6.028.
b. Koefisien B
1
X
1
= 0.489, menunjukkan bahwa variabel Stres Kerja berpengaruh positif terhadap Semangat Kerja atau dengan kata lain jika
variabel Stres Kerja ditingkatkan maka Semangat Kerja akan bertambah sebesar 0.489.
c. Koefisien B
2
X
2
= 0.441, menunjukkan bahwa variabel Konflik Kerja berpengaruh secara positif terhadap Semangat Kerja. Dengan kata lain jika
variabel Konflik Kerja ditingkatkan maka Semangat Kerja akan bertambah sebesar 0.441.
Universitas Sumatera Utara
72
4.3.3 Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X
1
, X
2
berupa Stres Kerja dan Konflik Kerja terhadap variabel terikat Y berupa Semangat Kerja Karyawan
Tembakau Pada PT Perkebunan Nusantara II Kebun Klumpang. H
: b
1
= b
2
= 0, Artinya secara serentak Stres Kerja dan Konflik Kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja.
H : b
1
≠ b
2
≠ 0, Artinya secara serentak Stres Kerja dan Konflik Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja.
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebeas penyebut, dengan rumus sebagai berikut :
df Pembilang = k-1 df Penyebut = n-k
Keterangan : n = Jumlah sampel penelitian
k = Jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 80 dan jumlah keseluruhan
variabel k adalah 3, sehingga diperoleh : 1. df pembilang = 3-1 = 2
2. df penyebut = 80-3 = 77
Universitas Sumatera Utara
73 Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan F
tabel
pad a tingkat α = 5 2:77 = 3.12 dengan kriteria uji
sebagai berikut : H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
Tabel 4.9 Hasil Uji F Signifikansi Simultan Uji F
ANOVA
a
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig.
1 Regression
132.466 2
66.233 22.340
.000
b
Residual 228.284
77 2.965
Total 360.750
79 a. Dependent Variable: Semangat Kerja
b. Predictors: Constant, Konflik Kerja, Stres Kerja
Sumber: Hasil pengolahan data 2016
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat hasil Uji F secara simultan, dan diperoleh nilai F
hitung
= 22.340 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan nilai F
tabel
= 3.12 Nilai F
hitung
F
tabel
22.340 3.12 dan tingkat signifikansi 0.000 0,05 dengan hipotesis H
ditolak dan H
a
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu Stres Kerja X1 dan Konflik Kerja X2
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Semangat Kerja Y Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara II Kebun
Klumpang.
2. Uji Signifikansi Parsial Uji-t