Kesimpulan Kajian Yuridis Terhadap Perjanjian Antara Agen Pemasaran Perusahaan Properti Dan Pemilik Rumah (Studi Pada PT.Bursa Properti Medan)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis jabarkan pada pokok bahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Keabsahan perjanjian eksklusif listing yang dibuat antara agen pemasaran perusahaan properti dengan pemilik rumah adalah merupakan satu bentuk listing yang sifatnya terikat pada salah satu broker agen properti yang telah ditunjuk oleh pemilik properti, dan pemilik properti tidak boleh memberikan mandat penjualan properti kepada agen broker lain. Karena bersifat eksklusif, bahkan anggota keluarga atau pemilik properti itu sendiri pun tidak boleh melakukan penjualan propertinya. Dan kerjasama ini memiliki jangka waktu sesuai dengan kesepakan kedua belah pihak. Dimana bentuk perjanjian ini jelas memang tidak bertentangan kebiasaan, kepatutan dan juga undang-undang. Akan tetapi bentuk perjanjian yang antara agen pemasaran properti dan pemilik rumah yang dibuat oleh PT. Bursa Properti memiliki isi yang sangat singkat dan sederhana. 2. Kedudukan dan pengaturan hukum agen pemasaran properti sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI tentang perusahaan perantara perdagangan properti, agen pemasaran properti adalah tenaga ahli, seseorang yang memiliki keahlian khusus di bidang properti yang dibuktikan dengan sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi. Hal tersebut berarti kedudukan agen pemasaran perusahaan Universitas Sumatera Utara properti secara sederhana adalah sebagai agen properti atau broker properti yang bertugas menjembatani antara pembeli dan penjual. Keberadaan broker properti bisa sangat membantu bagi para penjual atau pembeli yang ingin membeli, menyewa, dan menjual properti yang diinginkan. Peranan agen properti adalah menjembatanipenghubung antara penjual dan pembeli dalam proses penjualan dan pembelian properti. Akan tetapi, secara konkrit kedudukan agen pemasaran dan PT. Bursa Properti itu sendiri adalah sebagai pihak “superior” sehingga perjanjian ini jelas sangat menguntungkan pihak agency PT. Bursa Properti. 3. Upaya penyelesaian sengketa antara agen pemasaran perusahaan properti dengan pemilik rumah adalah melalui jalan non litigasi atau melalui jalan litigasi. Akan tetapi, Dari hasil wawancara dengan salah satu pemilik PT.Bursa Properti Medan, yang mengatakan apabila terjadi sengketa maka langkah pertama yang akan dilakukan adalah dengan cara musyawarah non litigasi walaupun dalam perjanjian baku tersebut tercantum bahwa apabila terjadi sengketa maka pihak agen Bursa Properti akan dibebaskan dari segala tuntutan oleh pemilik properti. Apabila dalam proses musyawarah berhasil dan menemukan win win solution maka para pihak akan berdamai, akan tetapi apabila dalam proses musyawarah tidak berhasil maka akan dilanjutkan ke tahap pengadilan. Namun, pada kenyataannya cara penyelesaian sengketa tersebut tidak tercantum didalam perjanjian antara agen pemasaran properti dan pemilik rumah yang dibuat oleh PT. Bursa Properti Universitas Sumatera Utara

B. Saran