42
Uji pre- formulasi
Formula Persyarat
an F1
F2 F3
F4 F5
F6 F7
F8 F9
Indeks tap 21,4 19,33 16,33 18,00 13,67 7,33 16,17 13,33 9,17
≤ 20
Histogram hasil uji preformulsi indeks tap granul temulawak dapat dilihat pada gambar yang menunjukkan perbandingan uji preformulasi Indeks tap granul
ekstrak temulawak dari kesembilan formula :
Gambar 4.3 Histogram indeks tap massa granul
Gambar 4.3 menunjukkan nilai indeks tap yang bervariasi, 8 formula memenuhi persyaratan indeks tap yaitu lebih kecil dari 20, namun formula
satu tidak memenuhi persyaratan. Semakin tinggi nilai indeks tap maka akan berpengaruh terhadap proses pencetakan tablet, semakin kecil nilai dari indeks tap
granul maka penyusutan volume yang terjadi akan semakin rendah sehingga semakin seragam pengisian lesung tablet pada proses pencetakan dan semakin
seragam juga bobot tablet dan zat berkhasiat yang terkandung dalam tablet. Voight, 1995.
4.6 Uji Evaluasi Tablet
4.6.1 Uji Kekerasan Tablet
Hasil kekerasan tablet ekstrak temulawak dapat dilihat pada Tabel 4.6.
20 40
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7 F8
F9
Indeks tap
pe rs
en
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 4.6 Hasil Uji Evaluasi Kekerasan Tablet
Uji evaluasi Formula
Persyaratan F1
F2 F3
F4 F5
F6 F7
F8 F9
Kekerasan tablet Kg
0,41 0,70 1,07 0,80 0,93 1,05 1,55 2,53 3,13
4-8 kg
Berikut merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji evaluasi kekerasan tablet ekstrak temulawak dari kesembilan formula :
Gambar 4.4 Histogram kekerasan tablet
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa kesembilan formula tablet ini mempunyai kekerasan yang berbeda, namun tidak ada satupun tablet yang
memenuhi persyaratan dimana menurut Parrot 1971 syarat kekerasan tablet yaitu 4-8 kg. Setiap granul tablet, baik dibuat dengan metode granulasi basah atau
dengan metode kempa langsung, harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu granul tersebut harus dapat terikat bersama-sama bila diberi tekanan. Granulasi
dikatakan ideal apabila menghasilkan granul yang akan terikat bila diberikan tekanan minimum untuk waktu tersingkat. Apabila gaya ikatan partikel makin
besar, kekerasan yang dicapai makin mendekati optimum Lachman, dkk, 1994. Perbedaan kekerasan pada tablet dapat disebabkan oleh celah antara puch atas dan
punch bawah yang bervariasi pada saat pencetakan tablet. Menurut Siregar dan Wikarsa 2010, kekerasan tablet tergantung pada bobot bahan dan celah antara
1 2
3 4
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7 F8
F9 Kekerasan tablet
K ilog
ra m
K g
Universitas Sumatera Utara
44 punch atas dan punch bawah pada waktu pengempakan tablet. Jika volume bahan
atau jarak antara punch atas dan punch bawah bervariasi, maka kekerasan dari sediaan tablet juga bervariasi. Dapat dilihat formula dengan bahan pengikat
amilum memiliki kekerasan yang paling kecil dari kesembilan formula sedangkan PVP memiliki nilai kekerasan yang tertinggi dibandingkan formula lainnya.
4.6.2 Uji friabilitas tablet
Hasil friabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.7, berikut ini adalah hasil uji friabilitas tablet dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak rimpang
temulawak pada formula yang dibuat.
Tabel 4.7 Hasil uji evaluasi friabilitas tablet
Uji evaluasi Formula
Persyar atan
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7 F8
F9 Friabilitas 0,85 0,84
0,81 0,06 0,04 0,02 0,37 0,30 0,04 ≤ 1
Berikut merupakan histogram yang menunjukkan perbandingan uji evaluasi friabilitas kerapuhan tablet ekstrak temulawak dari kesembilan formula:
Gambar 4.5 Histogram friabilitas tablet
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa kesembilan tablet memenuhi persyaratan. Menurut Siregar 2010, friabilitas maksimal 1 untuk tablet
0,2 0,4
0,6 0,8
1
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7 F8
F9
Friabilitas
pe rs
en
Universitas Sumatera Utara
45 konvensional. Uji ini dilakukan untuk ketahanan tablet terhadap guncangan
selama pembuatan, pengemasan dan pendistribusian Lachman dkk., 1994.
4.6.3 Uji waktu hancur tablet