28 Sebanyak 900 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 75 bagian pelarut
6,75 liter etanol 96, dimasukkan ke dalam bejana bertutup dan dibiarkan pada suhu kamar selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk,
kemudian setelah 5 hari hasil maserasi disaring dan diperas. Ampas ditambah dengan cairan penyari etanol 96 hingga diperoleh 100 bagian 9 liter maserat
kemudian dibiarkan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari dan dienaptuangkan atau saring Ditjen POM RI, 1979. Seluruh maserat
digabungkan lalu diuapkan dengan alat rotary evaporator pada temperatur kurang lebih 40
o
C dan diperoleh ekstrak etanol kental Bagan pembuatan ekstrak etanol secara maserasi dapat dilihat pada Lampiran 4.
Rendemen dari ektrak kemudian dihitung dengan rumus: Rendemen =
berat ekstrak yang diperoleh berat bahan yang diekstrak
x 100
3.8 Skrining Fitokimia Ekstrak Temulawak
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak rimpang temulawak Curcuma xanthorriza.
Golongan senyawa kimia yang diperiksa meliputi senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin dan steroidtriterpenoid.
3.8.1 Pemeriksaan alkaloida
Ekstrak ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanasakan di atas penangas air selama 2 menit.
Didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan sebagai berikut : a.
Filtrat sebayak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Meyer, akan terbentuk endapan menggumpal bewarna putih atau kuning.
Universitas Sumatera Utara
29 b.
Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Bouchardat, akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam.
c. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Dragendorff,
akan terbentuk endapan merah atau jingga. Ekstrak mengandung alkaloida jika sekurang-kurangnya terbentuk
endapan dengan menggunakan dua golongan larutan percobaan yang digunakan. Tetapi jika reaksi 1 dan 2 hanya terjadi kekeruhan dilanjutkan pemeriksaan
berikut: Sebanyak 8 ml filtrat ditambahkan 2 ml ammonia pekat dan dikocok dengan 5 ml
campuran eter-kloroform 3:1 dan dibiarkan memisah, diambil lapisan eter- kloroform, ditambahkan sedikit natrium sulfat anhidrat, disaring dan diuapkan
filtrat di dalam gelas arloji di atas penangas air, dilarutkan residunya dengan sedikit HCl 2N. Alkaloid positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling
banyak dua dari tiga percobaan di atas Farnsworth, 1966.
3.8.2 Pemeriksaan flavonoida
Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambahkan 20 ml air panas, dididihkan selama 10 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g
serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi warna merah, kuning,
jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.
3.8.3 Pemeriksaan saponin
Sebanyak 0,5 g ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan kemudian dikocok selama 10 detik, jika terbentuk
busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak
Universitas Sumatera Utara
30 hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin
Ditjen POM RI, 1995.
2.8.4 Pemeriksaan tanin