45 konvensional. Uji ini dilakukan untuk ketahanan tablet terhadap guncangan
selama pembuatan, pengemasan dan pendistribusian Lachman dkk., 1994.
4.6.3 Uji waktu hancur tablet
Hasil waktu hancur tablet dapat dilihat pada Tabel 3.8, yang menunjukkan hasil uji waktu hancur tablet dari berbagai variasi konsentrasi granul ekstrak
rimpang temulawak pada kesembilan formula yang dibuat.
Tabel 4.8 Hasil uji evaluasi waktu hancur tablet
Waktu hancur
Formula Persya
ratan F1
F2 F3
F4 F5
F6 F7
F8 F9
dengan cakram
menit 3,25 4,27 4,55 11,52 16,29 17,24 5,92 6,13 8,41
≤ 15 menit
Histogram yang menunjukkan perbandingan uji evaluasi waktu hancur tablet ekstrak temulawak dari kesembilan formula dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa tiga dari sembilan formula memiliki hasil yang tidak memenuhi persyaratan waktu hancur yaitu pada formula yang menggunakan
Na CMC sebagai pengikat, berdasarkan Ditjen POM RI 1995 persyaratan waktu hancur tablet tidak bersalut yaitu tidak lebih dari 15 menit.
Gambar 4.6 Histogram waktu hancur tablet
5 10
15 20
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7 F8
F9
Waktu Hancur
Me ni
Universitas Sumatera Utara
46 Na-CMC kemudian akan terdispersi kedalam air, lalu kemudian butir-butir
Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan kemudian akan terjadi pembengkakan pada proses ini. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan
bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas Fennema, dkk, 1996. Hal ini
akan menyebabkan partikel-partikel pembentuk tablet terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses pengendapan karena adanya pengaruh gaya
gravitasi. Menurut Lachman, dkk 1994 Na CMC memiliki waktu desintegrasi yang lebih lama dari bahan pengikat lainnya, hal inilah yang meyebabkan tablet
dengan bahan pengikat Na CMC memiliki waktu hancur terlama.
4.6.4 Uji keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot tablet parasetamol dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil uji keragaman bobot tablet memenuhi
persyaratan. Kesembilan Formula tablet memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam Farmakope Indonesia Edisi III 1979, dimana persyaratannya yaitu tidak
lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata- rata dari harga yang ditetapkan pada kolom A yaitu 5 dan tidak satu tabletpun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom B yaitu 10. Dari keseluruhan rangkaian evaluasi yang telah dikerjakan
diperoleh hasil uji evaluasi yaitu uji kekerasan 0,41 sampai 3,13 kg, friabilitas antara 0,04 sampai 0,84 waktu hancur berkisar 3,25 sampai 17,24 menit,
keseragaman bobot pada kolom A berada pada rentang 1,46 sampai 3,79 dan kolom B berada pada rentang 1,54 hingga 4,09 dan hasil evaluasi tablet
menunjukkan bahwa tablet dengan bahan pengikat pvp memberikan hasil yang
Universitas Sumatera Utara
47 paling banyak memenuhi persyaratan evaluasi tablet dan uji preformulasi tablet
dimana tablet dengan formula 9 memberikan hasil yang paling optimal dari kesembilan formula. Hal ini disebabkan karena kelarutan PVP yang baik,
granulasi yang menggunakan sistem PVP-alkohol dapat diproses dengan baik, cepat kering serta sifat kempa yang sangat baik.
Tabel 4.9 Hasil Uji Keragaman Bobot
Formula Bobot rata – rata
A1 A2
B F1
598 2,84
2,17 2,84
F2 598,5
2,75 2,25
2,75 F3
612, 5 1,46
3,67 3,67
F4 610
2,45 4,09
4,09 F5
601,75 3,03
3,61 3,61
F6 602
2,99 3,65
3,65 F7
573,25 3,79
2,31 3,79
F8 615,5
1,54 0,89
1,54 F9
566 2,47
1,94 2,47
Keterangan x : F1 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi amilum 10
F2 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi amilum 12 F3 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi amilum 14
F4 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi Na CMC 2 F5 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi Na CMC 4
F6 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi Na CMC 6 F7 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi PVP 4
F8 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi PVP 5 F9 = Formula tablet ekstrak temulawak dengan konsentrasi PVP 6
Granul dengan polivinilpirolidon memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih
baik. PVP sebagai bahan pengikat dapat digunakan dalam bentuk larutan berair maupun alkohol. PVP juga berkemampuan sebagai pengikat kering Banker dan
Anderson, 1986; Kholidah, dkk., 2014.
Universitas Sumatera Utara
48 Dari kesembilan formula dapat dilihat bahwa untuk uji kekerasan dan
waktu hancur ada beberapa formula yan tidak memenuhi perysyaratan hal ini dapat diakibatkan karena penggunaan pati atau amilum manihot dengan jumlah
yang cukup tinggi pada proses formulasi tablet, pati mengandung kadar lembab yang cukup tinggi dan beragam antara 11-14, dimana proses pengeringan
ekstrak pada tablet temulawak ini menggunakan amilum sebagai bahan pengering sekaligus bahan pengembang.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Perbedaan jenis dan kadar bahan pengikat mempengaruhi sifat fisik
granul dan tablet ekstrak temulawak Curcuma xanthoriza Roxb. yaitu waktu alir, sudut diam, indeks tap, kekerasan, friabilitas, waktu hancur dan
keseragaman bobot. Amilum manihot sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet dengan rentang kekerasan 0,40-1,07 kg, kerapuhan
0,81-0,84 dan waktu hancur 3,25-4,55 menit. Na CMC sebagai bahan pengikat menghasilkan kekerasan 0,80-1,05 kg, kerapuhan 0,02-0,06,
waktu hancur 11,52-17,24 menit. PVP sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet dengan kekerasan 1,55-3,13 kg, kerapuhan 0,04-
0,37 dan waktu hancur 5,92-8,41 menit. b.
Dari hasil penelitian Formula 9 PVP 6 memberikan hasil yang paling memenuhi persyratan evaluasi tablet yaitu sudut diam 29,69°, waktu alir
3,65 detik, indeks tap 9,17, kekerasan 3,13 kg, friabilitas 0,04, waktu hancur 8,41 menit dan keseragaman bobot
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan bahan pengering ekstrak lainnya seperti : aerosil dan maltodekstrin. Serta dapat
dilakukan penambahan berbagai jenis bahan pengembang lain untuk menghasilkan tablet yang lebih baik lagi terutama pada uji waktu hancur.
Universitas Sumatera Utara