Lean Manufacturing JIT Just In Time

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Lean Manufacturing

Lean Manufacturing adalah sebuah metode yang sistematis untuk mengeliminasi limbah pada sistem manufaktur. 1 Lean manufacturing pada dasarnya mengacu pada penambahan suatu nilai atau mengurangi segala sesuatu yang dianggap waste. Lean Manufacturing adalah suatu filosofi manajemen yang kebanyakan berasal dari TPS Toyota Production Sistem. Salah satu metode lean adalah JIT Just In Time manufacturing.

3.2. JIT Just In Time

Just In Time JIT adalah salah satu metode lean manufacturing yang bertujuan untuk menghilangkan waste dan melakukan perbaikan secara terus menerus. 2 Hal ini dilakukan untuk menciptakan sistem manufaktur yang sigap dalam menanggapi kebutuhan pasar. Just In Time digunakan pada proses produksi yang 1 Porter Albert, Operation Management, Venus Publishing ApS, 2009, ISBN 978-87-7681-464-9 h. 31. 2 Kumar S. Anil. Production and Operation Management with Skill Development, Caselets and Cases. Second Edition. 2008. Hal 103 – 104. Universitas Sumatera Utara memiliki WIP Work In Process yang tinggi dan persediaan barang jadi yang rendah dikarenakan terdapat bottleneck pada proses produksi. Shigeo Shingo, seorang otoritas dan insinyur di Perusahaan Toyota yang berasal dari Jepang yang mengidentifikasikan seven waste yang menjadi target dari perbaikan terus-menerus di proses produksi. Dengan melakukan perbaikan pada seven waste ini, maka perbaikan perusahaan akan dicapai. 1. Waste of Overproduction Produksi yang Berlebihan Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang berbentuk finished goods barang jadi maupun wip barang setengah jadi tetapi tidak ada order pesan dari pelanggan. 2. Waste of Inventory Persediaan Waste atau pemborosan yang terjadi karena inventory adalah akumulasi dari finished goods barang jadi, wip barang setengah jadi dan bahan mentah yang berlebihan di semua tahap produksi. 3. Waste of Defect CacatKerusakan Waste atau pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakan defect sehingga diperlukan perbaikan. 4. Waste of Transportation Pemindahan Waste atau pemborosan yang terjadi karena tata letak layout produksi yang buruk atau peng-organisasian tempat kerja yang kurang baik. 5. Waste of Motion Gerakan Universitas Sumatera Utara Waste atau pemborosan yang terjadi karena gerakan –gerakan pekerja maupun mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut. 6. Waste of Waiting Menunggu Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak seimbang sehingga ada pekerja maupun mesin yang harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya, adanya kerusakan mesin, suplai komponen yang terlambat, hilangnya alat kerja ataupun menunggu keputusan atau informasi tertentu. 7. Waste of Overprocessing Proses yang Berlebihan Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah bagi produk yang diproduksi. Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini merupakan pemborosan atau proses yang berlebihan. Proses yang tidak memberikan nilai tambah disebut limbah dalam proses produksi, seperti yang tertulis oleh Kumar S. Amil pada buku production and operation management limbah dalam proses produksi dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Limbah Proses Produksi Universitas Sumatera Utara Taichi Ohno, pencipta sistem JIT ini, mendefinisikan JIT sebagai “ suplai item yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang diperlukan”. 3 Richard J. Schonberger mendefenisikan JIT sebagai “memproduksi dan mengirimkan barang pada saat akan dijual, membuat sub assembling pada saat barang akan disassembling menjadi produk jadi, melakukan pabrikasi pada saat barang akan disassembling menjadi produk setengah jadi WIP, dan membeli bahan baku pada saat akan melakukan pabrikasi”. Secara sederhana dideskripsikan bahwa JIT hanya meminta unit-unit yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan dan pada saat dibutuhkan. Logika dasar pemikiran JIT adalah “Tidak ada yang akan diproduksi sampai ia dibutuhkan.” Memproduksi satu unit ekstra sama buruknya dengan memproduksi kurang satu unit. Menyelesaikan produksi sehari lebih cepat juga sama buruknya dengan memproduksi sehari lebih lambat. Karena sistem produksi JIT merupakan pendukung dari SPT, maka tujuan utama sistem ini sama dengan tujuan utama sistem SPT. Tujuan utama dari sistem produksi JIT adalah meningkatkan laba dan ROI Return On Investment dan meningkatkan produktivitas total industry secara keseluruhan, melalui pengurangan biaya, pengurangan persediaan dan peningkatan kualitas. Cara untuk mencapai 3 Ginting Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Edisi Pertama Graha Ilmu, Yogyakarta. Hal 234-236 Universitas Sumatera Utara pengurangan biaya dan perbaikan produktivitas adalah dengan menghilangkan semua pemborosan secara terus menerus dan melibatkan para pekerja yang melakukannya. JIT merupakan sebuah filosofi yang memasukkan variasi konsep yang dihasilkan dari cara yang berbeda ketika melaksanakan bisnis pada kebanyakan organisasi. Prinsip dasar dari filosofi ini meliputi : 1. Semua yang tidak memberikan nilai tambah pada produk dan jasa adalah pemborosan yang harus dihilangkan. 2. Sistem produksi tepat waktu adalah suatu proses yang tidak ada hentinya. 3. Persediaan adalah pemborosan. 4. Pelanggan yang menentukan tingkat kualitas dan yang mendorong terjadinya kegiatan sistem manufaktur. 5. Kemampuan untuk fleksibel sangat penting untuk menjaga produk dengan kualitas tinggi dan harga rendah. 6. Penghormatan, keterbukaan, dan kepercayaan merupakan kunci dalam manajemen. 7. Kerberhasilan ditentukan oleh kerjasama yang baik. 8. Pekerja langsung adalah sumber perbaikan pada operasi yang ditangani. Dibawah Filosofi JIT segala sesuatu baik material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi, manajerial, proses dan lainnya yang tidak memberikan nilai tambah value added pada produk disebut pemborosan. Nilai tambah produk diperoleh hanya melalui aktivitas aktual yang dilakukan langsung pada produk, dan tidak melalui pemindahan, penyimpanan, perhitungan, dan Universitas Sumatera Utara penyortiran produk. Pemindahan, penyimpanan, perhitungan dan penyortiran produk tidak memberi nilai tambah pada produk tersebut, tetapi merupakan biaya, dan biaya yang dikeluarkan tanpa memberikan nilai tambah pada produk merupakan pemborosan. Pandangan JIT adalah jangan membuang-buang waktu dengan menyortir bagian-bagian baik dari yang jelek atau bagian-bagian yang memenuhi syarat dari yang tidak memenuhi syarat, tetapi pergunakanlah waktu itu untuk mencegah memproduksi bagian-bagian yang jelek atau tidak memenuhi syarat tersebut. Dengan kata lain; Kerjakanlah Secara Benar Sejak Awal Do It Right The First Time

3.3. Value Stream Mapping