BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Kondisi Aktual
Kondisi lintasan aktual perusahaan terdapat bottleneck yaitu pada stasiun kerja perakitan balok per karena stasiun kerja tersebut memiliki waktu siklus terpanjang.
Kondisi lintasan actual perusahaan terdiri dari 19 elemen kerja yang disusun ke dalam 9 stasiun kerja dan diperoleh efisiensi lintasan, balance delay dan smoothing index
aktual berturut-turut adalah 66,08, 33,92 dan 3385,165. Efisiensi lintasan aktual yang dimiliki perusahaan rendah karena terlalu banyak perbedaan waktu antar stasiun
kerja yang menyebabkan waktu menganggur tinggi, hal ini bertentangan dengan konsep lean manufacturing untuk meminimasi waktu menganggur dan
menghilangkan segala bentuk pemborosan di lantai produksi.
6.2. Pembahasan Line Balancing
Penyeimbangan lintasan dilakukan dengan menggunakan metode RPW Rangked Positional Weight diperoleh efisiensi lintasan 86,09, balance delay
13,91 dan smoothing index sebesar 1418,45. Terjadi perpindahan elemen kerja antara metode aktual dengan metode RPW
Rangked Positional Weight yaitu pada elemen kerja 1,2,3,4,5,6,7 dan 8. Elemen kerja no 5 dan 4 berpindah ke stasiun kerja I, elemen kerja 1 menjadi elemen stasiun
Universitas Sumatera Utara
kerja no II, elemen kerja 2 dan 3 menjadi elemen kerja stasiun kerja IV dan V, elemen kerja 6 dan 7 menjadi elemen kerja stasiun kerja III dan IV, elemen kerja 8
menjadi elemen stasiun kerja V. Terjadi pengurangan jumlah stasiun kerja dari 9 stasiun kerja menjadi 8 stasiun kerja.
Peningkatan efisiensi sebesar 20,01 diperoleh dari penerapan metode RPW Rangked Positional Weight, tetapi smoothing index masih cukup besar yaitu
1418,45, sehingga dilakukan penyusunan stasiun kerja alternatif untuk meningkatkan smoothing index tetapi tidak bertentangan dengan precedence diagram dan
disesuaikan dengan keterampilan yang dimiliki operator sehingga dalam penerapan tidak mengalami kendala yang signifikan. Penyusunan elemen kerja alternatif dapat
dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Penyusunan Elemen Kerja Alternatif Stasiun Kerja Elemen Kerja
Waktu Standar
Jumlah Idle
I 5
1136 4
1082 2218
238
II 1
2303 2303
153
III 6
1524 9
694 2218
238
IV
2 824
3 568
8 712
2104 352
V
7 1744
10 518
2262 194
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1. Penyusunan Elemen Kerja Alternatif Lanjutan Stasiun Kerja Elemen Kerja
Waktu Standar
Jumlah Selisih
VI 11
526 12
524 13
508 14
48 15
850 2456
VII 16
1524 17
856 2380
76
VIII 18
66 19
1680 1746
710
TOTAL 17687
17687 1961
Efisiensi lintasan alternatif dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : EL =
x 100 = x 100 = 90,02
Balance Delay alternatif dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : D =
x 100 = x 100 = 9,98
Smoothing Index alternatif dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : SI =
=
= 898,95
Universitas Sumatera Utara
Diperoleh peningkatan efisiensi lintasan sebesar 3,93 dan lintasan yang lebih smooth yaitu sebesar 898,95 jika dibandingkan dengan metode RPW. Lintasan
alternatif usulan yang diperoleh lebih baik karena waktu menganggur yang lebih sedikit. Perbandingan hasil perhitungan parameter dari ketiga lintasan dapat dilihat
pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Perbandingan Perhitungan Parameter Lintasan Aktual
RPW Alternatif Usulan
Jumlah Work Center 9
8 8
Cycle Time detik 2974
2568 2456
Idle detik 9079
2857 1961
Efisiensi
66,08 86,09
90,02
Balance Delay 33,92
13,91 9,98
Smoothing Index 3385,17
1418,45 898,95
Sumber : Pengolahan Data
Pada Tabel 6.2. dapat dilihat bahwa diperoleh efisiensi lini yang lebih baik dengan menggunakan alternatif usulan yaitu sebesar 90,02 dengan smoothing index
898,95 dan jumlah stasin kerja 8. Penggambaran value stream mapping untuk alternatif usulan dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.1. Value Stream Mapping Metode Alternatif
Universitas Sumatera Utara
6.3. Pembahasan Value Stream Mapping