Tabel 5.25. Rekapitulasi Perhitungan Waktu Standar Lanjutan No
Simbol WN
Detik Allowance
WS Detik
WS Pembulatan
8 OI-3
328,94 7,5
355,61 356
9 OI-4
320,12 7,5
346,08 347
10 O-6
238,92 7,5
258,29 259
11 O-7
242,76 7,5
262,44 263
12 O-8
241,58 7,5
261,17 262
13 O-9
234,18 7,5
253,17 254
14 O-10
22,18 7,5
23,98 24
15 O-11
393,06 7,5
424,93 425
16 O-12
704,48 7,5
761,60 762
17 O-13
395,04 7,5
427,07 428
18 O-14
30,44 7,5
32,91 33
19 O-15
776,56 7,5
839,52 840
Sumber : Pengolahan Data
5.2.3. Pengolahan Line Balancing
5.2.3.1. Kondisi Aktual
Penyusunan setiap elemen kerja di stasiun kerja pada keadaan aktual pada perusahaan PT. Budi Raya Perkasa dpat dilihat pada Tabel 5.26.
Tabel 5.26. Penentuan Tugas Tiap Stasiun Kerja Aktual Stasiun Kerja Elemen Kerja
Waktu Standar
Jumlah I
1 2303
2303
II 2
412 3
284 696
III 4
541 5
568 1109
IV 6
762 762
V
7 872
872
VI 8
356 703
9 347
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.26. Penentuan Tugas Tiap Stasiun Kerja Aktual Lanjutan Stasiun Kerja Elemen Kerja
Waktu Standar
Jumlah VII
10 259
1487 11
263 12
262 13
254 14
24 15
425
VIII 16
762 1190
17 428
IX 18
33 873
19 840
TOTAL 9995
9995
Sumber : Pengolahan Data
Stasiun kerja I menghasilkan 2 unit setiap 2303 detik karena terdapat 2 operator pada stasiun kerja I, sedangkan stasiun kerja lainnya hanya menghasilkan 1
unit, sehingga untuk menyeimbangkan lintasan jumlah unit yang dihasilkan setiap stasiun kerja harus disamakan terlebih dahulu. Pembagian tugas setiap elemen kerja
aktual dengan jumlah produksi 2 unit setiap elemen kerja dapat dilihat pada Tabel 5.27.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.27. Pembagian Tugas Setiap Elemen Kerja Aktual dengan 2 Unit Setiap Produksi
Stasiun Kerja Elemen Kerja Waktu
Standar Jumlah
Idle I
1 2303
2303 671
II
2 824
3 568
1392 1582
III 4
1082 5
1136 2218
756
IV 6
1524 1524
1450
V 7
1744 1744
1230
VI
8 712
9 694
1406 1568
VII
10 518
11 526
12 524
13 508
14 48
15 850
2974
VIII 16
1524 17
856 2380
594
IX 18
66 19
1680 1746
1228
TOTAL 17687
17687 9079
Efisiensi lintasan aktual dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : EL =
x 100 = x 100 = 66,08
Balance Delay aktual dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : D =
x 100 = x 100 = 33,92
Smoothing Index aktual dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : SI =
Universitas Sumatera Utara
=
= 3385,165
Penggambaran kondisi aktual lintasan perakitan springbed ukuran 180cm x 200cm dengan mengguanakan Value Stream Mapping dapat dilihat pada Gambar 5.5.
5.2.3.2. Metode RPW Rangked Positional Weight
Jumlah work center optimal dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
WC = =
= 7,68 stasiun kerja,
Maka akan dilakukan pengaturan alokasi elemen kerja sehingga diperoleh 8 stasiun kerja dengan syarat tidak melanggar precedence constraint dan zoning
constraint. Hubungan antara elemen kerja dibuat dalam bentuk matriks, terdapat
hubungan dengan nilai -1, 0, dan +1. Hubungan precedence akan bernilai +1 apabila hubungan elemen kerja yang hendak dihubungkan memiliki hubungan maju dengan
elemen kerja yang lain hubungan depan bernilai nol apabila tidak ada hubungan antar elemen kerja, dan bernilai -1 bila terjadi hubungan ke belakang hubungan
sebaliknya dari keterangan nilai +1. Matriks precedence dapat dilihat pada Tabel 5.28.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5. Value Stream Mapping Kondisi Aktual Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.28. Matriks Precedence Elemen
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
3 -1
-1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
4 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
5
-1 -1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
6 -1
-1 -1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
7 1
1 1
1 1
1 1
1 1
8
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
9 1
1 1
1 1
1 1
1 1
10 -1
-1 -1
-1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
11 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 1
1 1
1 1
1 1
1
12 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
1 1
1 1
1 1
1
13 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 1
1 1
1 1
1
14 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
1 1
1 1
1
15
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
1 1
1 1
16 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
1 1
1
17 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 1
1
18
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 1
19 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1 -1
-1
Sumber : Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan matriks precedence, bobot dari setiap elemen kerja dapat diperoleh dari penjumlahan waktu pengerjaan elemen kerja lainnya yang memiliki
nilai +1 pada masing-masing baris. Hasil dari perhitungan secara keseluruhan, maka dapat diperoleh ranking dari nilai bobot elemen kerja yang telah dilakukan.
Pembobotan elemen kerja dapat dilihat pada Tabel 5.29. Tabel 5.29. Pembobotan Elemen Kerja
Elemen Kerja Waktu Standar detik
Bobot
1 2303
10795 2
824 8492
3 568
7668 4
1082 10932
5 1136
10986 6
1524 9850
7 1744
8326 8
712 7812
9 694
7276 10
518 7100
11 526
6582 12
524 6056
13 508
5532 14
48 5024
15 850
4976 16
1524 4126
17 856
2602 18
66 1746
19 1680
1680
Sumber : Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan matriks precedence, bobot dari setiap elemen kerja dapat diperoleh dari penjumlahan waktu pengerjaan elemen kerja lainnya yang memiliki
nilai +1 pada masing-masing baris. Diperoleh ranking dari nilai bobot elemen kerja yang telah dilakukan. Pengurutan elemen kerja dapt dilihat pada Tabel 5.30.
Tabel 5.30. Pengurutan Berdasarkan Bobot Elemen Kerja
Waktu Baku detik Bobot
Peringkat
5 1136
10986 1
4 1082
10932 2
1 2303
10795 3
6 1524
9850 4
2 824
8492 5
7 1744
8326 6
8 712
7812 7
3 568
7668 8
9 694
7276 9
10 518
7100 10
11 526
6582 11
12 524
6056 12
13 508
5532 13
14 48
5024 14
15 850
4976 15
16 1524
4126 16
17 856
2602 17
18 66
1746 18
19 1680
1680 19
Sumber : Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Penentuan waktu siklus setiap stasiun kerja untuk perbaikan lini perakitan dengan menggunakan metode RPW Rangked Positional Weight di PT. Budi Raya
Perkasa dapat dilihat pada Tabel 5.31.
Tabel 5.31. Penentuan Tugas Tiap Stasiun Kerja Metode RPW Stasiun Kerja Elemen Kerja
Waktu Standar
Jumlah Idle
I 5
1136 4
1082 2218
350
II 1
2303 2303
265
III
6 1524
1524 1044
IV 2
824 7
1744 2568
V 8
712 3
568 9
694 10
518 2492
76
VI 11
526 12
524 13
508 14
48 15
850 2456
112
VII 16
1524 17
856 2380
188
VIII 18
66 19
1680 1746
822
TOTAL 17687
17687 2857
Sumber : Pengolahan Data
Efisiensi lintasan metode RPW dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : EL =
x 100 = x 100 = 86,09
Balance Delay metode RPW dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : D =
x 100 = x 100 = 13,91
Universitas Sumatera Utara
Smoothing Index metode RPW dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini : SI =
= = 1418,45
Penggambaran kondisi metode RPW Rangked Positional Weight lintasan perakitan springbed ukuran 180cm x 200cm dengan mengguanakan Value Stream Mapping
dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6. Value Stream Mapping Metode RPW Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Kondisi Aktual
Kondisi lintasan aktual perusahaan terdapat bottleneck yaitu pada stasiun kerja perakitan balok per karena stasiun kerja tersebut memiliki waktu siklus terpanjang.
Kondisi lintasan actual perusahaan terdiri dari 19 elemen kerja yang disusun ke dalam 9 stasiun kerja dan diperoleh efisiensi lintasan, balance delay dan smoothing index
aktual berturut-turut adalah 66,08, 33,92 dan 3385,165. Efisiensi lintasan aktual yang dimiliki perusahaan rendah karena terlalu banyak perbedaan waktu antar stasiun
kerja yang menyebabkan waktu menganggur tinggi, hal ini bertentangan dengan konsep lean manufacturing untuk meminimasi waktu menganggur dan
menghilangkan segala bentuk pemborosan di lantai produksi.
6.2. Pembahasan Line Balancing
Penyeimbangan lintasan dilakukan dengan menggunakan metode RPW Rangked Positional Weight diperoleh efisiensi lintasan 86,09, balance delay
13,91 dan smoothing index sebesar 1418,45. Terjadi perpindahan elemen kerja antara metode aktual dengan metode RPW
Rangked Positional Weight yaitu pada elemen kerja 1,2,3,4,5,6,7 dan 8. Elemen kerja no 5 dan 4 berpindah ke stasiun kerja I, elemen kerja 1 menjadi elemen stasiun
Universitas Sumatera Utara