43
+
,
−
, 0 ; dengan:
= 1, 2, … ,48
= 1, 2, … ,24
3.2.3 Penyelesaian Model Goal Programming
Persoalan dalam model Goal Programming yang telah dibentuk akan diselesaikan dengan menggunakan software LINDO versi 6.1. Hasil penyelesaian dengan
LINDO dapat dilihat pada Lampiran 2.
Berikut diperoleh solusi optimal untuk perencanaan produksi pada bulan Januari 2015
– Desember 2015 di PT. Samudera Sawit Nabati:
Tabel 3.19 Solusi Optimal dengan Goal Programming Bulan
Jumlah Produksi CPO Jumlah Pembelian TBS
Variabel Berat kg
Variabel Berat kg
Januari
1
1.378.725,000
13
6.025.896,0
Februari
2
1.278.488,250
14
5.988.235,5
Maret
3
1.187.206,250
15
7.561.823,0
April
4
1.305.030,625
16
6.574.461,5
Mei
5
1.182.803,750
17
6.716.660,0
Juni
6
1.669.807,500
18
8.062.807,5
Juli
7
1.812.246,500
19
9.378.353,0
Agustus
8
1.930.818,375
20
11.384.543,0
September
9
1.943.659,500
21
9.367.034,0
Oktober
10
1.713.568,125
22
9.232.587,0
November
11
1.225.276,625
23
7.689.910,0
Desember
12
1.090.549,125
24
5.872.639,5
3.2.4 Pembahasan Penyelesaian Model Goal Programming
Berdasarkan solusi optimal yang diperoleh, dapat diketahui besar deviasi atas dan deviasi bawah terhadap target yang hendak dicapai oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
44
a. Sasaran memenuhi permintaan CPO
Tabel 3.20 Deviasi antara Target Produksi CPO dengan Solusi Optimal dari Goal Programming pada bulan Januari 2015
– Desember 2015 Bulan
Jumlah Produksi CPO Sasaran
Target
� −
� +
Solusi Optimal Januari
1.378.725,06 1.378.725,000
Tercapai
Februari
1.278.488,28 1.278.488,250
Tercapai
Maret 1.265.647,17
78.441 1.187.206,250
Tidak tercapai
April 1.343.642,48
38.612 1.305.030,625
Tidak tercapai
Mei 1.491.575,44 308.772
1.182.803,750 Tidak tercapai
Juni
1.669.807,53 1.669.807,500
Tercapai
Juli 1.830.581,60
18.335 1.812.246,500
Tidak tercapai
Agustus 1.930.818,38
1.930.818,375 Tercapai
September 1.943.659,50 1.943.659,500
Tercapai
Oktober
1.865.664,19 152.096 1.713.568,125
Tidak tercapai
November 1.717.731,23 492.455 1.225.276,625
Tidak tercapai
Desember 1.539.499,14 448.950 1.090.549,125
Tidak tercapai Terlihat bahwa terdapat sejumlah nilai deviasi bawah yang tidak sama dengan nol,
yakni
3 −
,
4 −
,
5 −
,
7 −
,
10 −
,
11 −
, dan
12 −
. Maka, dikatakan bahwa sasaran perusahaan untuk memenuhi permintaan CPO adalah tidak tercapai dan diperoleh
total jumlah produksi CPO untuk perencanaan produksi selama tahun 2015 adalah 17.718.180 kg.
b. Sasaran meminimumkan biaya produksi CPO
Tabel
3.21
Deviasi antara Target Biaya Produksi CPO dengan Solusi Optimal dari Goal Programming pada bulan Januari
2015
– Desember
2015
Bulan Biaya Produksi CPO
Sasaran Target
� −
� +
Solusi Optimal Januari
12.820.561.493 12.820.561.493 Tercapai
Februari 13.968.774.731 13.968.774.731 Tercapai
Maret 15.597.480.072
15.597.480.072 Tercapai
April
12.997.570.666 12.997.570.666 Tercapai
Mei 12.950.838.053
12.950.838.053 Tercapai
Juni 16.153.070.908
16.153.070.908 Tercapai
Juli 17.026.002.403
17.026.002.403 Tercapai
Agustus 18.422.767.612
18.422.767.612 Tercapai
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel
3.21
Deviasi antara Target Biaya Produksi CPO dengan Solusi Optimal dari Goal Programming pada bulan Januari
2015
– Desember
2015 Lanjutan
September 16.034.600.219 0 0 16.034.600.219 Tercapai Oktober
14.654.846.013 0 0 14.654.846.013 Tercapai
November 12.716.239.620 0 0 12.716.239.620 Tercapai Desember
9.751.921.190 0 0 9.751.921.190 Tercapai
Terlihat bahwa semua deviasi atas dan deviasi bawah bernilai nol. Maka, dikatakan bahwa sasaran meminimumkan biaya produksi CPO adalah tercapai dan
diperoleh total biaya produksi CPO untuk perencanaan produksi selama tahun 2015 adalah Rp 173.094.672.980,00.
c. Sasaran meminimumkan biaya pembelian TBS
Tabel 3.22 Deviasi antara Target Biaya Pembelian TBS dengan Solusi Optimal dari Goal Programming pada bulan Januari 2015
– Desember 2015
Bulan Biaya Pembelian TBS
Sasaran Target
� −
� +
Solusi Optimal Januari
11.777.018.800 0 11.777.018.800 Tercapai
Februari 12.965.590.780 0
12.965.590.780 Tercapai
Maret 14.728.006.750 0
14.728.006.750 Tercapai
April 11.958.025.450 0
11.958.025.450 Tercapai
Mei
11.948.206.950 0 11.948.206.950 Tercapai
Juni 15.242.446.150 0
15.242.446.150 Tercapai
Juli 15.795.490.800 0
15.795.490.800 Tercapai
Agustus 17.146.348.950 0
17.146.348.950 Tercapai
September 14.916.562.400 0
14.916.562.400 Tercapai
Oktober 13.625.264.400 0
13.625.264.400 Tercapai
November 11.636.986.850 0 11.636.986.850 Tercapai
Desember 8.848.306.450 0 8.848.306.450 Tercapai
Terlihat bahwa semua deviasi atas dan deviasi bawah bernilai nol. Maka, dikatakan bahwa sasaran meminimumkan biaya pembelian TBS adalah tercapai
dan diperoleh total biaya pembelian TBS untuk perencanaan produksi selama tahun 2015 adalah Rp 160.588.254.730,00.
Universitas Sumatera Utara
46
d. Sasaran memaksimumkan pengolahan TBS
Tabel 3.23 Deviasi antara Target Pengolahan TBS dengan Solusi Optimal dari Goal Programming pada bulan Januari 2015
– Desember 2015
Bulan Jumlah TBS yang Diolah
Sasaran Target
� −
� +
Solusi Optimal Januari
6.025.896,0 6.025.896,0 Tercapai
Februari 5.988.235,5
5.988.235,5 Tercapai
Maret 7.561.823,0
7.561.823,0 Tercapai
April 6.574.461,5
6.574.461,5 Tercapai
Mei 6.716.660,0
6.716.660,0 Tercapai
Juni 8.062.807,5
8.062.807,5 Tercapai
Juli 9.378.353,0
9.378.353,0 Tercapai
Agustus
11.384.543,0 11.384.543,0 Tercapai
September 9.367.034,0
9.367.034,0 Tercapai
Oktober 9.232.587,0
9.232.587,0 Tercapai
November
7.689.910,0 7.689.910,0 Tercapai
Desember 5.872.639,5
5.872.639,5 Tercapai Terlihat bahwa semua deviasi atas dan deviasi bawah bernilai nol. Maka,
dikatakan bahwa sasaran memaksimumkan pengolahan TBS adalah tercapai dan diperoleh total TBS yang diolah dalam perencanaan produksi selama tahun 2015
adalah 93.854.950 kg.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari PT. Samudera Sawit Nabati, maka diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumlah produksi CPO yang optimal di PT. Samudera Sawit Nabati untuk
perencanaan produksi periode Januari 2015 – Desember 2015 berturut-turut
adalah 1.378.725 kg; 1.278.488 kg; 1.187.206 kg; 1.305.031 kg; 1.182.804 kg; 1.669.808 kg; 1.812.246 kg; 1.930.818 kg; 1.943.660 kg; 1.713.568 kg;
1.225.277 kg; dan 1.090.549 kg. 2.
Jumlah pembelian TBS optimal yang hendak dilakukan oleh PT. Samudera Sawit Nabati untuk perencanaan produksi periode Januari 2015
– Desember 2015 berturut-turut adalah 6.025.896 kg; 5.988.235,5 kg; 7.561.823 kg;
6.574.461,5 kg; 6.716.660 kg; 8.062.807,5 kg; 9.378.353 kg; 11.384.543 kg; 9.367.034 kg; 9.232.587 kg; 7.689.910 kg; dan 5.872.639,5 kg.
3. Sasaran meminimumkan biaya produksi CPO adalah tercapai dan diperoleh
total biaya produksi CPO untuk perencanaan produksi selama tahun 2015 adalah Rp 173.094.672.980,00.
4. Sasaran meminimumkan biaya pembelian TBS adalah tercapai dan
diperoleh total biaya pembelian TBS untuk perencanaan produksi selama tahun 2015 adalah Rp 160.588.254.730,00.
5. Sasaran memaksimumkan pengolahan TBS adalah tercapai dan diperoleh
total TBS yang diolah dalam perencanaan produksi selama tahun 2015 adalah 93.854.950 kg.
Universitas Sumatera Utara
48
4.2 Saran
1. Hendaknya hasil penelitian ini dijadikan sebagai masukan dan alternatif
bagi perusahaan dalam membuat kebijakan perencanaan produksi selanjutnya agar dapat mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
2. Diharapkan metode Goal Programming dapat digunakan pada penelitian-
penelitian lain yang bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Perencanaan Produksi
2.1.1 Pengertian Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dapat diartikan sebagai proses penentuan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan operasi manufaktur dan mengalokasikannya
sehingga menghasilkan produk dalam jumlah dan kualitas yang diharapkan dengan mengeluarkan biaya atau ongkos yang lebih rendah. Menurut Nasution
1999, perencanaan produksi adalah suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan dalam memenuhi permintaan produk yang akan dihasilkan. Sementara menurut Ginting 2007, perencanaan produksi merupakan
pernyataan rencana produksi ke dalam bentuk agregat yang biasanya dijadikan sebagai pegangan untuk merancang jadwal induk produksi.
2.1.2 Fungsi dan Tujuan Perencanaan Produksi
Menurut Ginting 2007, beberapa fungsi dari perencanaan produksi adalah: 7.
Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan.
8. Sebagai alat ukur performansi proses produksi.
9. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
10. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat
penyesuaian. 11.
Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis.
12. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
Universitas Sumatera Utara
10
Menurut Assauri 1998, tujuan dari perencanaan produksi antara lain: 6.
Mencapai tingkat keuntungan profit tertentu. 7.
Menguasai pasar sehingga output perusahaan tetap mempunyai pangsa pasar market share tertentu.
8. Mengusahakan agar perusahaan dapat bekerja pada tingkat efisiensi tertentu.
9. Mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan
kerja yang sudah ada tetap pada tingkatannya maupun berkembang. 10.
Menggunakan sebaik-baiknya fasilitas yang sudah ada pada perusahaan yang bersangkutan.
2.2 Peramalan 2.2.1 Pengertian dan Konsep Peramalan
Peramalan diartikan sebagai bentuk pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.
Peramalan dapat dikatakan sebagai perkiraan yang ilmiah educated guess Ginting, 2007.
Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses
perencanaan dan pengendalian produksi. Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu
perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya.
2.2.2 Klasifikasi Teknik Peramalan dan Metode Peramalan
Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan atas dua 2 macam, yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif.
1. Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif
pada masa lalu. Hasil peramalan ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, pengetahuan serta pengalaman
dari penyusunnya.
Universitas Sumatera Utara
11
2. Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif
pada masa lalu. Hasil peramalan ditentukan oleh jenis metode yang digunakan dalam peramalan. Metode yang paling baik adalah metode yang
memberikan nilai-nilai penyimpangan yang paling kecil.
2.2.3 Metode Peramalan Kuantitatif Statistical Method