Metode Peramalan Kuantitatif Statistical Method Komponen Goal Programming

11 2. Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ditentukan oleh jenis metode yang digunakan dalam peramalan. Metode yang paling baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai penyimpangan yang paling kecil.

2.2.3 Metode Peramalan Kuantitatif Statistical Method

Metode peramalan kuantitatif dibedakan menjadi dua 2 bagian, yakni metode kausal dan metode time series. 1. Metode kausal adalah metode yang mengasumsikan bahwa faktor yang diperkirakan atau diramalkan menunjukkan hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas atau independen. 2. Metode time series adalah metode yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret waktu. Dengan kata lain, metode ini digunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Terdapat empat 4 pola data yang mempengaruhi analisis ini, antara lain: 1. Pola siklis cycle, yaitu nilai data memiliki dipengaruhi oleh pola pergerakan aktivitas ekonomi. 2. Pola musiman seasonal, yaitu nilai data dipengaruhi oleh musim. 3. Pola horizontal, yaitu nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata. 4. Pola trend, yaitu nilai data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus-menerus.

2.2.4 Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi

Metode kecenderungan dengan regresi merupakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk peramalan jangka pendek dan jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik. Universitas Sumatera Utara 12 Bentuk fungsi dari metode proyeksi kecenderungan dengan regresi antara lain sebagai berikut: 1. Konstan Fungsi peramalan dituliskan: = =1 , dengan: = nilai ramalan = jumlah periode 2. Linier Fungsi peramalan dituliskan: = + , dengan: = − = − = − 2 − 2 = nilai ramalan = jumlah periode 3. Kuadratis Fungsi peramalan dituliskan: = + + 2 , dengan: = �� −� � − 2 = �− � = − − 2 � = 2 2 − 4 � = − � = 2 − 2 = 2 − 3 = 2 − 2 = nilai ramalan = jumlah periode Universitas Sumatera Utara 13 4. Eksponensial Fungsi peramalan dituliskan: = , dengan: = ln − ln 2 − 2 ln = ln − = nilai ramalan = jumlah periode 5. Siklis Fungsi peramalan dituliskan: = + sin 2 � + cos 2 � , dengan: = + sin 2 � + cos 2 � sin 2 � = sin 2 � + sin 2 � 2 + sin 2 � cos 2 � cos 2 � = cos 2 � + cos 2 � 2 + sin 2 � cos 2 � 2.3 Goal Programming 2.3.1 Konsep dan Bentuk Umum dari Goal Programming Goal Programming merupakan pengembangan dari model pemrograman linear yang mulai dipopulerkan oleh A. Charnes dan W.M. Cooper pada tahun 1961. Model Goal Programming mampu menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linear yang memiliki lebih dari satu sasaran yang hendak dicapai, dengan kehadiran sepasang variabel deviasional yang akan muncul di fungsi tujuan dan di fungsi-fungsi kendala Siswanto, 2006. Eiselt Sandblom, 2007 Bentuk umum dari Goal Programming adalah: Minimumkan: = + + − =1 Kendala: =1 − + + − = =1 atau =1 Universitas Sumatera Utara 14 dengan: = 1, 2, … , = 1, 2, … , = 1, 2, … , � + = deviasi penyimpangan positif − = deviasi penyimpangan negatif = koefisien fungsi kendala tujuan = variabel keputusan = tujuan atau target yang hendak dicapai = koefisien fungsi kendala sistem = sumber daya yang tersedia + , − ,

2.3.2 Komponen Goal Programming

Model Goal Programming sedikitnya terdiri dari tiga 3 komponen, yakni fungsi tujuan, kendala tujuan, dan kendala non-negatif. 1. Fungsi Sasaran atau Tujuan Ciri khas yang menandai model Goal Programming adalah kehadiran variabel deviasional di dalam fungsi tujuan yang harus diminimumkan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari tujuan kehadiran variabel deviasional di dalam fungsi kendala sasaran. Masing-masing deviasi positif dan deviasi negatif harus diminimumkan di dalam fungsi tujuan, sehingga fungsi tujuan dari model Goal Programming adalah: Minimumkan: + + − =1 dengan: = 1, 2, … , + = deviasi penyimpangan positif − = deviasi penyimpangan negatif + , − Universitas Sumatera Utara 15 2. Kendala Sasaran atau Kendala Tujuan Untuk mewujudkan sasaran pada interval nilai tertentu yang dibatasi oleh dan , maka hasil penyelesaian yang diharapkan adalah berada di antara interval tersebut, sehingga bentuk persamaan kendala tujuan secara umum dituliskan: =1 dengan: = 1, 2, … , = 1, 2, … , = batas bawah interval = batas atas interval = koefisien fungsi kendala tujuan = variabel keputusan Kemungkinan penyimpangan-penyimpangan harus diminimumkan, sehingga dihadirkan deviasi positif guna membatasi penyimpangan di atas dan deviasi negatif guna membatasi penyimpangan di bawah , maka dapat dituliskan sebagai berikut: − − =1 + + , yang setara dengan: =1 + − dan =1 − + 3. Kendala Non-Negatif Variabel-variabel dalam model Goal Programming, yang terdiri atas variabel keputusan dan variabel deviasi bernilai lebih besar atau sama dengan nol. Pernyataan ketidaknegatifan dapat dituliskan: , + , −

2.3.3 Perumusan Masalah Goal Programming