Tinjauan Pustaka Perumusan Masalah Goal Programming

4

1.4 Tinjauan Pustaka

Perencanaan produksi adalah suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam memenuhi permintaan produk yang akan dihasilkan Nasution, 1999. Perencanaan produksi memiliki fungsi sebagai berikut Ginting, 2007: 1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan. 2. Sebagai alat ukur performansi proses produksi. 3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi. 4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian. 5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis. 6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi. Tujuan dari perencanaan produksi antara lain Assauri, 1998: 1. Mencapai tingkat keuntungan profit tertentu. 2. Menguasai pasar sehingga output perusahaan tetap mempunyai pangsa pasar market share tertentu. 3. Mengusahakan agar perusahaan dapat bekerja pada tingkat efisiensi tertentu. 4. Mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada tetap pada tingkatannya maupun berkembang. 5. Menggunakan sebaik-baiknya fasilitas yang sudah ada pada perusahaan yang bersangkutan. Sementara, tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan ke luar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai Kusuma, 1999. Nasution 1999 menyatakan bahwa perencanaan produksi melibatkan beberapa faktor, seperti persediaan sumber daya dan bahan baku, mesin atau Universitas Sumatera Utara 5 peralatan, tenaga kerja, dan waktu, di mana faktor-faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu. Masing-masing faktor tersebut tidak harus direncanakan secara terpisah sesuai dengan keterbatasan yang ada, artinya rencana produksi harus dibuat dengan mengacu pada satu rencana yang terpadu. Pengertian persediaan inventory dalam konteks produksi menurut Ginting 2007 adalah sumber daya menganggur idle resource yang belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi, dan kegiatan konsumsi pada sistem rumah tangga. Adapun alasan perlunya persediaan adalah: 1. Agar dapat menjamin kelancaran proses pemenuhan secara ekonomis permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen. 2. Untuk meredam fluktuasi permintaan atau pun jumlah pasokan yang tidak beraturan. 3. Sebagai alat spekulasi speculator untuk mendapatkan keuntungan berlipat di kemudian hari. Adanya persediaan menimbulkan konsekuensi berupa risiko-risiko tertentu yang harus ditanggung oleh perusahaan, misalnya persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak sebelum digunakan. Selain itu, perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan tersebut. Goal Programming merupakan pengembangan dari model pemrograman linear yang mulai dipopulerkan oleh A. Charnes dan W.M. Cooper pada tahun 1961. Model Goal Programming mampu menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linear yang memiliki lebih dari satu sasaran yang hendak dicapai, dengan kehadiran sepasang variabel deviasional yang akan muncul di fungsi tujuan dan di fungsi-fungsi kendala Siswanto, 2006. Eiselt Sandblom, 2007 Model umum Goal Programming adalah: Minimumkan: = + + − =1 Kendala: =1 − + + − = =1 atau =1 Universitas Sumatera Utara 6 dengan: = 1, 2, … , = 1, 2, … , = 1, 2, … , � + , − , + = deviasi penyimpangan positif − = deviasi penyimpangan negatif = koefisien fungsi kendala tujuan = variabel keputusan = tujuan atau target yang hendak dicapai = koefisien fungsi kendala sistem = sumber daya yang tersedia Mulyono 2004 menyatakan bahwa inti dari perumusan model Goal Programming dapat diringkas sebagai berikut: 1. Dua jenis variabel menjadi bagian dari setiap perumusan, yaitu variabel keputusan dan variabel simpangan, yaitu − dan + . 2. Ada dua jenis kendala dalam model Goal Programming, yaitu kendala struktural yang pada umumnya merupakan kendala lingkungan dan tidak berhubungan langsung dengan tujuan-tujuan, dan kendala tujuan yang berhubungan langsung dengan tujuan-tujuan. 3. Pada umumnya, suatu kendala tujuan terdiri dari variabel simpangan di bawah − dan variabel simpangan di atas + dari nilai target. Penghilangan salah satu variabel simpangan dalam kendala tujuan akan membatasi tujuan pada arah yang dihilangkan. Penghilangan + menempatkan suatu batas atas tujuan, sedangkan penghilangan − memaksa suatu batas bawah tujuan.

1.5 Tujuan Penelitian