16
2. Menentukan dan merumuskan fungsi kendala tujuan.
3. Menentukan prioritas utama.
Pada langkah ini, dibuat urutan dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan, yang bergantung pada keinginan dari pengambil keputusan dan
keterbatasan sumber daya yang tersedia. 4.
Menentukan pembobotan. 5.
Menentukan fungsi tujuan. Kunci dalam tahapan ini adalah memilih variabel deviasi yang benar serta
menambahkan prioritas dan pembobotan yang tepat jika diperlukan. 6.
Menyatakan persamaaan non-negatif. Langkah ini merupakan bagian yang resmi dalam perumusan masalah Goal
Programming.
2.4 Linear Interactive Discrete Optimizer LINDO
LINDO adalah sebuah program yang dirancang untuk menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linear. Sebuah kasus harus diubah terlebih dahulu ke dalam sebuah
model matematis pemrograman linear dengan format tertentu agar dapat diolah oleh program LINDO.
1. Input LINDO
Program ini menghendaki input sebuah program matematika dengan struktur tertentu. Contoh:
MIN DA
1
+ DB
1
+ DA
2
+ DB
2
+ DB
3
+ DB
4
SUBJECT TO -DA
1
+ DB
1
+ 5X
1
+ 6X
2
= 60 -DA
2
+ DB
2
+ X
1
+ 2X
2
= 16 DB
3
+ X
1
= 10 DB
4
+ X
2
= 6 END
Universitas Sumatera Utara
17
2. Output LINDO
Output atau hasil olahan LINDO pada dasarnya dapat dipisahkan menjadi dua 2 bagian, yakni:
a. Optimal Solution atau Penyelesaian Optimal
Bagian ini memuat lima 5 macam informasi utama, yaitu: 1.
Nilai fungsi tujuan atau Objective Function Value. 2.
Nilai optimal variabel keputusan. 3.
Sensitivitas bila = 0, di bawah kolom Reduced Cost.
4. Slack variable atau surplus variable.
5. Dual Price.
Selain itu, bagian penyelesaian optimal juga memuat informasi tambahan, yakni jumlah iterasi yang diperlukan untuk menemukan penyelesaian optimal.
b. Analisis Sensitivitas Sensitivity Analysis
Bagian ini memuat informasi mengenai dua 2 macam analisis sensitivitas, yakni: 1.
Analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan 2.
Analisis sensitivitas Nilai Ruas Kanan RHS
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan produk apa dan berapa jumlah yang akan diproduksi oleh suatu perusahaan untuk
satu periode mendatang. Perencanaan produksi bertujuan untuk mencapai stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.
PT. Samudera Sawit Nabati PT. SSN selama ini beroperasi berdasarkan ketersediaan bahan baku. Hal ini menyebabkan adanya idle capacity saat jumlah
bahan baku berlebih. Perusahaan juga sering dihadapkan pada keadaan adanya ketidaksesuaian di antara jumlah produksi CPO dan volume permintaan CPO.
Selain itu dalam upaya memenuhi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan RKAP, PT. SSN memerlukan perencanaan produksi yang baik agar dapat mengadakan
produksi yang optimal. Adapun sasaran-sasaran yang hendak dicapai PT. SSN adalah memenuhi permintaan CPO, meminimumkan biaya produksi CPO,
meminimumkan biaya
pembelian Tandan
Buah Segar
TBS, dan
memaksimumkan pengolahan TBS. Metode yang dinilai tepat digunakan dalam optimasi produksi CPO di PT.
SSN adalah metode Goal Programming sebab metode ini dapat menangani masalah alokasi optimal dari beberapa masalah yang bertolak belakang. B.
Chowdary dan J. Slomp 2002 dalam makalah y ang berjudul “Production
Planning under Dynamic Product Environment: A Multi-objective Goal Programming Approach
” memaparkan bahwa metode Goal Programming dapat diterapkan secara efektif dalam perencanaan produksi karena metode Goal
Programming berpotensi dalam menyelesaikan aspek-aspek yang bertentangan antara elemen-elemen dalam perencanaan produksi, yaitu konsumen, produk, dan
Universitas Sumatera Utara
2
proses manufaktur. Selain itu, menurut Ahmad 2005, metode Goal Programming memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Dapat menangani tujuan dengan urutan prioritas, di mana tujuan-tujuan
dengan prioritas rendah dipertimbangkan hanya setelah tujuan-tujuan lain dengan prioritas yang lebih tinggi terpenuhi hingga batas maksimum.
2. Bermanfaat dalam situasi di mana beberapa tujuan saling bertentangan dan
tidak semuanya dapat terpenuhi. 3.
Lebih cenderung digunakan untuk “memenuhi”, tidak harus “mengoptimalkan” masalah.
4. Layak diterapkan untuk mencari solusi atau penyelesaian yang memuaskan,
dengan keberadaan banyak fungsi objektif atau tujuan yang harus dipertimbangkan.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis mengangkat penelitian dengan judul
“Perencanaan Produksi Crude Palm Oil CPO dengan Metode Goal Programming Studi Kasus: PT. Samudera Sawit Nabati,
Subulussalam”.
1.2 Perumusan Masalah