Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi

Hasil pengujian normalitas pada pengujian 42 sampel menunjukan bahwa seluruh variabel berdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov-SmirnovAsymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,091 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini juga ditunjukkan dengan gambar PP plot yang pola penyimpangannya tidal lebar mendekati garis diagonal, yaitu sebagai berikut: Gambar 4.1 Pola PP Plot Sumber : data sekunder yang diolah, 2016

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Universitas Sumatera Utara Uji multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan dengan tujuan menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel independen Ghozali, 2009. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai Tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel bebas sebagai berikut : Tabel 4.3 Tabel Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant INST .658 1.520 DK .579 1.728 AUDIT .573 1.747 TOBIN .932 1.073 ETR .845 1.183 a. Dependent Variable: BTG Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai Tolerance variabel bebas 0,10 dan VIF variabel bebas 10. Dari table tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance 0,10 dan VIF 10. Dengan demikian diperoleh hasil tidak adanya masalah multikolinearitas dalam model regresi.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik adalah tidak Universitas Sumatera Utara terjadinya Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Apabila tidak terdapat hasil yang menyebar nilai-nilai residualnya, maka model regresi tersebut bebas dari masalah Heterokedastisitas. Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Dari gambar 4.2 diperoleh bahwa scatter plot membentuk titik-titik yang menyebar secara acak dengan tidak membentuk pola yang jelas. Hal ini menunjukkan tidak ada masalah Heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi terhadap model regresi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Durbin- Watson 1 .505 a .255 .167 2.351 a. Predictors: Constant, ETR, AUDIT, TOBIN, INST, DK b. Dependent Variable: BTG Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Table uji 4.4 menunjukkan besarnya nilai Durbin-Watson hasil uji autokorelasi untuk variabel BTG adalah 2.351. Menggunakan lima proksi variabel independen dan sampel sebanyak 48, maka didapatkan dL = 1,3167 dan nilai dU = 1,7725. Nilai dw yang berada pada daerah dU dw 4-dU terbebas dari problem autokorelasi dan layak digunakan. Dalam penelitian ini, nilai Durbin-Watson harus berada diantara 1,7725 dan 2,275. dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi terjadi autokorelasi. Untuk itu diperlukan uji lanjutan dengan uji Runs Test. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Runs Test Uji runs test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,662 yang lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

4.4 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONEKSI POLITIK, DEWAN KOMISARIS DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

41 215 17

Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Kualitas Audit, Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

6 22 9

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 25 117

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 31

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP TARIF PAJAK EFEKTIF (STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2014)

0 0 16