akan dapat menumbuhkan objek pajak dan subjek pajak yang baru yang lebih banyak lagi, sehingga penerimaan pajak lebih meningkat
lagi.
3. Jenis Pajak
Menurut Mardiasmo 2011 terdapat berbagai jenis pajak yang dapat digolongkan menurut :
1. Menurut Golongan.
a. Pajak langsung adalah pajak yang dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: pajak penghasilan PPh.
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: pajak pertambahan nilai PPN.
2. Menurut Sifat
a. Pajak subyektif, yaitu pajak yang berdasarkan subjeknya, dalam
arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: pajak penghasilan PPh.
b. Pajak obyektif, yaitu pajak yang berdasarkan objeknya, tanpa
memperhatikan wajib pajaknya. Contoh: pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah PPN PPnBM.
3. Menurut pemungut dan pengelolaannya
a. Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh:
Universitas Sumatera Utara
pajak penghasilan PPh, pajak penjualan atas barang mewah pajak PPnBM, pajak pertambahan nilai PPN dan bea materai.
b. Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
baik provinsi maupun kota dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: pajak bumi dan bangunan PBB,
pajak kendaraan bermotor PKB, pajak hotel, pajak restoran, dll.
4. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo 2011 sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Official Assessment System
Suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak. wewenang untuk menentukan besarnta pajak terutang ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif. Utang pajak
timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. Contoh: pembayaran pajak bumi dan bangunan PBB.
b. Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Wajib pajak menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
Contoh: pembayaran pajak penghasilan baik orang pribadi maupun
Universitas Sumatera Utara
badan PPH OP Badan, pembayaran pajak pertambahan nilai PPN.
c. With Holding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak ketiga pemberi kerja untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak. dan biasanya pihak pemotong akan memberikan bukti berupa bukti
potong atau bukti pungut. Contoh: Bendaharawan memotong dan memungut PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26,
PPh Final Pasal 4 Ayat 2.
5. Tarif Pajak