Gambaran Umum Obyek Penelitian Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Sebagaimana kriteria sampel, penelitian ini menggunakan sampel perusahaan food beverage yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2012- 2015. Berdasarkan spesifikasi data yang diamati sebelumnya, secara rinci jumlah perusahaan food beverage yang memenuhi kriteria pemilihan sampel sebanyak 12 perusahaan dan pengamatan penelitian dilakukan selama 4 tahun. Dengan menggunakan motode purposive sampling maka di peroleh data sebanyak 12 x 4 = 48 data penelitian. Setelah screening data juga tidak ditemukan adanya data outliner pada penelitian, karena data outliner yang mempunyai karakteristik unik dapat mengganggu pengujian dalam penelitian ini dan harus dikeluarkan dari sampel. Pada bab ini akan diuraikan deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasannya. Pengujian data dengan model regression.

4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 pada perusahaan food beverage yg Universitas Sumatera Utara terdaftar di BEI yaitu sebanyak 48 data pengamatan. Distribusi statistik deskriptif untuk masing-masing variabel terdapat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Perusahaan Sampel Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2016 Variabel Kepemilikan Institusi INST yang diukur dengan jumlah persentase saham yang dimiliki institusional dari seluruh jumlah saham perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,714210 atau 71,42 . Nilai minimum dimiliki oleh perusahaan Mayora Indah Tbk 2012-2015, yaitu sebesar 0,3306 atau 33,06 dan nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan Siantar Top Tbk 2013, yaitu sebesar 0,9997 atau 99,97 . Keberadaan institusi dalam kepemilikan perusahaan diharapkan dapan menjadi penekan para manajemen perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak. Variabel Dewan Komisaris DK yang diukur dengan seluruh jumlah dewan komisaris yang terdaftar dalam susunan perusahaan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,56 atau sekitar 4 sampai 5 orang yang menduduki jabatan komisaris Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation INST 48 .3306 .9997 .714210 .2087430 DK 48 2 8 4.56 1.978 AUDIT 48 1 .50 .505 TOBIN 48 .7452 8.8592 2.206052E0 1.4700849 ETR 48 .1881 .4656 .262023 .0573397 BTG 48 .0075 .2630 .042100 .0453720 Valid N listwise 48 Universitas Sumatera Utara independen dalam susunan perusahaan. Nilai minimum dimiliki oleh perusahaan Siantar Top Tbk, yaitu sebesar 2 atau hanya 2 orang yang menjadi dewan komisaris dalam susunan keperusahaan. Nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk dan Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu sebesar 8 atau sekitar 8 orang yang menjadi dewan komisaris dalam susunan keperusahaan. Diharapkan semakin besarnya jumlah dewan komisaris dalam perusahaan dapat menentukan kebijakan yang menjadikan perusahaan lebih baik tanpa harus melanggar hukum yang berlaku. Variabel Kualitas Audit AUDIT yang diukur dengan 0 dan 1, dimana 0 diberikan kepada perusahaan yang diaudit oleh KAP non The Big Four dan 1 diberikan kepada perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four. Nilai rata-rata untuk variabel ini sebesar 0,50 atau 50. Nilai minimum sebesar 0 atau perusahaan yang diaudit oleh KAP non The Big Four adalah Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Mayora Indah Tbk, Sekar Bumi Tbk, Sekar Laut Tbk, Siantar Top Tbk, dan Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk. Sedangkan untuk nilai maksimum sebesar 1 atau perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four adalah Cahaya Kalbar Tbk, Delta Djakarta Tbk, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, Multi Bintang Indonesia Tbk, dan Nippon Indosari Corporindo Tbk. Kualitas audit yang semakin baik dan dapat dipercaya oleh para investor diharapkan menjadi tranparansi dalam pengungkapan harta maupun keuntungan yang diperoleh sehingga kemungkinan perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak semakin kecil. Universitas Sumatera Utara Variabel Tobin’s Q Tobin’s Q yang diukur dengan membandingkan nilai pasar perusahaan dengan nilai aktiva perusahaan yang tercatat di laporan keuangan. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 2.206052E0. Nilai minimum dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta Tbk 2012, yaitu sebesar 0.7452. Nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk 2015, yaitu sebesar 8.8592. Variabel ini menunjukkan bahwa pasar menilai baik atau buruk perusahaan sehingga perusaahaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan volume perdagangan sahamnya. Sebakin besar nilai tobin’s Q Tobin’s Q 1 berarti pasar menilai baik perusahaan tersebut. Variabel Tarif Efektif Pajak ETR yang diukur dengan beban pajak penghasilan dibagi dengan pendapatan sebelum pajak. Nilai rata-rata variabel ini adalah sebesar 0.262023 atau 26,20 . Nilai minimum dimiliki oleh perusahaan Sekar Bumi Tbk 2014, yaitu sebesar 0.1881 atau 18,81 . Nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan Sekar Laut Tbk 2014, yaitu sebesar 0.4656 atau 46,56 . Variabel nilai ETR ini diharapkan dapat menilai perusahaan tersebut dalam mengelola perusahaan, salah satunya dalam hal pembayaran pajak. pemilihan metode perhitungan yang baik menyebabkan nilai ETR perusahaan yang rendah. Variabel Penghindaran pajak adalah variabel dependen dalam penelitian ini yang di proksikan dengan Book Tax Gap BTG. Variabel ini diukur dari selisih laba komersial yang dilaporkan dalam laporan laba rugi menurut akuntansi dengan laba kena pajak. Nilai rata-rata variabel ini adalah sebesar 0.042100 atau 4,21 . nilai minimum dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur 2013 yaitu sebesar 0.0075 atau 0,75 . Nilai maksimum dimiliki oleh Universitas Sumatera Utara perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk 2013, yaitu sebesar 0.2630 atau 26,30 . Nilai BTG merupakan taksiran besar kecilnya kebijakan pajak agresif yang dilakukan perusahaan pohan, 2008. 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui alat uji analisis yang digunakan untuk melakukan uji coba parametric atau non parametric disebut uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji suatu model regresi apakah dalam model tersebut variabel dependen dan independen telah berdistribusi normal. Uji normalitas tersebut ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .03915437 Most Extreme Differences Absolute .180 Positive .180 Negative -.096 Kolmogorov-Smirnov Z 1.244 Asymp. Sig. 2-tailed .091 a. Test distribution is Normal. Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian normalitas pada pengujian 42 sampel menunjukan bahwa seluruh variabel berdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov-SmirnovAsymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,091 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini juga ditunjukkan dengan gambar PP plot yang pola penyimpangannya tidal lebar mendekati garis diagonal, yaitu sebagai berikut: Gambar 4.1 Pola PP Plot Sumber : data sekunder yang diolah, 2016

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Universitas Sumatera Utara Uji multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan dengan tujuan menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel independen Ghozali, 2009. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai Tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel bebas sebagai berikut : Tabel 4.3 Tabel Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant INST .658 1.520 DK .579 1.728 AUDIT .573 1.747 TOBIN .932 1.073 ETR .845 1.183 a. Dependent Variable: BTG Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai Tolerance variabel bebas 0,10 dan VIF variabel bebas 10. Dari table tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance 0,10 dan VIF 10. Dengan demikian diperoleh hasil tidak adanya masalah multikolinearitas dalam model regresi.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik adalah tidak Universitas Sumatera Utara terjadinya Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Apabila tidak terdapat hasil yang menyebar nilai-nilai residualnya, maka model regresi tersebut bebas dari masalah Heterokedastisitas. Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Dari gambar 4.2 diperoleh bahwa scatter plot membentuk titik-titik yang menyebar secara acak dengan tidak membentuk pola yang jelas. Hal ini menunjukkan tidak ada masalah Heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi terhadap model regresi, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Durbin- Watson 1 .505 a .255 .167 2.351 a. Predictors: Constant, ETR, AUDIT, TOBIN, INST, DK b. Dependent Variable: BTG Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Table uji 4.4 menunjukkan besarnya nilai Durbin-Watson hasil uji autokorelasi untuk variabel BTG adalah 2.351. Menggunakan lima proksi variabel independen dan sampel sebanyak 48, maka didapatkan dL = 1,3167 dan nilai dU = 1,7725. Nilai dw yang berada pada daerah dU dw 4-dU terbebas dari problem autokorelasi dan layak digunakan. Dalam penelitian ini, nilai Durbin-Watson harus berada diantara 1,7725 dan 2,275. dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi terjadi autokorelasi. Untuk itu diperlukan uji lanjutan dengan uji Runs Test. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Runs Test Uji runs test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,662 yang lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

4.4 Uji Hipotesis

Alat statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda multi regression. Hal ini sesuai dengan rumusan masalah, tujuan serta hipotesis- hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini. Regresi berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan 5 lima variabel independen dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : BTG = α + β 1 INST + β 2 DK + β 3 AUDIT + β 4 Tobin Q + β 5 ETR+ ε Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.00928 Cases Test Value 24 Cases = Test Value 24 Total Cases 48 Number of Runs 27 Z .438 Asymp. Sig. 2-tailed .662 a. Median Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Universitas Sumatera Utara

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel- variabel bebas independen yaitu kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit, rasio Tobin’s Q dan tarif efektif pajak terhadap variabel terikat dependen yaitu penghindaran pajak. Besarnya pengaruh variabel independen dengan variabel dependen secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Tabel 4.6 Model Persamaan Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.020 .040 -.493 .624 INST .065 .036 .297 1.810 .077 DK .008 .004 .336 1.921 .062 AUDIT .012 .016 .129 .735 .466 TOBIN .003 .004 .109 .787 .436 ETR -.124 .115 -.157 -1.083 .285 a. Dependent Variable: BTG Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk pada uji regresi ini adalah : Universitas Sumatera Utara BTG = - 0,020 + 0,065INST + 0,008DK + 0,012AUDIT + 0,003Tobin – 0,124ETR + ε Model tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Koefisien regresi variabel INST diperoleh sebesar 0,065 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusi yang lebih tinggi dapat meningkatkan potensi penghindaran pajak dalam hal pembayaran dan pelaporan pajak badan. b. Koefisien regresi variavel DK diperoleh sebesar 0,008 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dewan komisaris yang lebih tinggi dapat mempengharuhi manajemen dalam melalukan penghindaran pajak. Mengingat salah satu fungsi dewan komisaris adalah mengawasi manajemen. c. Koefisien regresi variabel AUDIT diperoleh sebesar 0,012 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas audit dalam pelaporan laporan keuangan sangat mempengharuhi manajemen dalam melakukan penghindaran pajak. d. Koefisien regresi variabel Tobin’s Q diperoleh sebesar 0,003 dengan arah koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian asset perusahaan mempengaruhi para manajemen untuk melakukan penghindaran pajak. e. Koefisien regresi variabel ETR diperoleh sebesar – 0,124 dengan arah koefisisen negative. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan tarif efektif pajak yang seefektif mungkin untuk melakukan penghindaran pajak. Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Koefisien Determinasi R

2 Hasil nilai adjusted R-Square dari regresi digunakan untuk mengetahui besarnya struktur modal yang dipengaruhi oleh variabel – variabel bebasnya. Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Durbin-Watson 1 .505 a .255 .167 2.351 a. Predictors: Constant, ETR, AUDIT, TOBIN, INST, DK b. Dependent Variable: BTG Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien determinasi R 2 yang ditunjukkan dari nilai adjusted R-Square sebesar 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa 16,7 variasi variabel dependent penghindaran pajak dapat dijelaskan oleh variabel independent antara lain kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit, rasio tobin’s Q, dan tariff efektif pajak, sedangkan sisanya sebesar 80,8 penghindaran pajak dijelaskan oleh variabel yang lainnya.

4.4.3 Uji Signifikan Simultan Uji F

Uji F dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit, rasio tobin’s Q dan tarif efektif pajak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen penghindaran pajak. dari hasil pengujian simultan diperoleh sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .025 5 .005 2.880 .025 a Residual .072 42 .002 Total .097 47 a. Predictors: Constant, ETR, AUDIT, TOBIN, INST, DK b. Dependent Variable: BTG Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Hasil Pengolahan uji signifikan simultan data terlihat bahwa nilai F = 2,880 dengan probabilitas sebesar 0,025. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel dependent dapat dijelaskan oleh variabel independent. Dengan kata lain, variabel kepemilikan institusi, dewan komisaris, audit, rasio tobin’s Q, dan tarif efektif pajak secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak.

4.4.4 Uji Signifikan Parsial uji t

Untuk menentukan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen di gunakan uji t. Dari hasil pengujian analisis regresi sebagaimana pada lampiran diketahuinilai t hitung sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Tabel Uji Signifikan Parsial uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.020 .040 -.493 .624 INST .065 .036 .297 1.810 .077 DK .008 .004 .336 1.921 .062 AUDIT .012 .016 .129 .735 .466 TOBIN .003 .004 .109 .787 .436 ETR -.124 .115 -.157 -1.083 .285 a. Dependent Variable: BTG Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Hasil pengolahan uji signifikan parsial antara variabel independen yaitu kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit, rasio tobin’s Q dan tarif efektif pajak terhadap variabel dependen yaitu penghindaran pajak adalah sebagai berikut : 1. Pengujian hipotesis 1 Dari hasil pengujian hipotesis variabel INST diperoleh nilai t = 1,810 dengan probabilitas sebesar 0,077. Nilai signifikansi di atas 0,05 0,077 0,05 menunjukkan bahwa variabel INST memiliki pengaruh positif dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak. Dengan demikian berarti bahwa Hipotesis 1 ditolak. Universitas Sumatera Utara 2. Pengujian Hipotesis 2 Dari hasil pengujian hipotesis variabel DK diperoleh nilai t = 1,921 dengan probabilitas sebesar 0,062. Nilai signifikansi di atas 0,05 0,062 0,05 menunjukkan bahwa variabel DK memiliki pengaruh positif dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak. Dengan demikian berarti bahwa Hipotesis 2 ditolak. 3. Pengujian Hipotesis 3 Dari hasil pengujian hipotesis variabel AUDIT diperoleh nilai t = 0,735 dengan probabilitas sebesar 0,466. Nilai signifikansi di atas 0,05 0,466 0,05 menunjukkan bahwa variabel AUDIT memiliki pengaruh positif dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak pada. Dengan demikian berarti bahwa Hipotesis 3 ditolak. 4. Pengujian Hipotesis 4 Dari hasil pengujian hipotesis variabel Tobin’s Q diperoleh nilai t = 0,787 dengan probabilitas sebesar 0,436. Nilai signifikansi di atas 0,05 0,436 0,05 menunjukkan bahwa variabel Tobin’s Q memiliki pengaruh positif dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak pada. Dengan demikian berarti bahwa Hipotesis 4 ditolak. 5. Pengujian Hipotesis 5 Dari hasil pengujian hipotesis variabel ETR diperoleh nilai t = -1,083 dengan probabilitas sebesar 0,285. Nilai signifikansi di atas 0,05 0,285 0,05 menunjukkan bahwa variabel ETR memiliki pengaruh negatif dan tidak Universitas Sumatera Utara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak pada. Dengan demikian berarti bahwa Hipotesis 5 ditolak.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa variabel kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit, rasio tobin’s Q dan tarif efektif pajak berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel penghindaran pajak. Namun, untuk uji pengaruh secara parsial variabel kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit dan rasio tobin’s Q memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap variabel penghindaran pajak. Sedangkan, variabel tarif efektif pajak memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap variabel penghindaran pajak.

1. Kepemilikan Institusi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah kepemilikan saham oleh institusi berpengaruh psitif dan tidak signifikan terhadap penghindaran pajak. keberadaan pemilik institusi tersebut mengindikasikan adanya tekanan dari pihak institusi kepada manajemen perusahaan untuk melakukan kebijakan pajak yang agresif untuk memaksimalkan perolehan laba. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu seperti yang dipaparkan oleh Pohan 2008 dan Annisa 2012 yang menghasilkan kesimpulan bahwa saham yang dimiliki institusi mempengaruhi secara signifikan terhadap penghindaran pajak. Universitas Sumatera Utara

2. Dewan Komisaris

Berdasarkan hasil penelitian struktur dewan komisaris dalam perusahaan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap penghindaran pajak. Semakin besar dewan komisaris dari luar perusahaan menuntut manajemen bekerja lebih efektif dalam pengawasan dan pengendalian pengelolaan perusahaan oleh direksi dan manajer. Banyak sedikitnya jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan tidak secara signifikan mempengaruhi penurunan aktivitas penghindaran pajak. dewan komisaris yang berperan sebagai pemegang saham cenderung menginginkan hasil yang lebih besar, dengan kewajiban pajak yang lebih kecil. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Annisa 2012 yang menghasilakan kesimpulan bahwa jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak.

3. Kualitas Audit

Berdasarkan hasil penelitian kualitas audit dalam perusahaan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap penghindaran pajak. Apabila suatu perusahaan diaudit oleh KAP The Big Four akan semakin sulit melakukan kebijakan pajak yang agresif sehingga manajemen sulit untuk melakukan manipulasi laba. Karena jika pajak yang dibayarkan terlalu tinggi memaksa perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak. Tidak menutup kemungkinan bahwa KAP yang bereputasi baik tidak melakukan suatu tindakan kecurangan. Hanya saja perusahaan yang menggunakan KAP The Big Four mudah untuk menarik investor dan kepercayaan dari masyarakat Universitas Sumatera Utara umum. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Maharani dan Suardana 2014 yang menghasilkan kesimpulan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak. 4. Rasio Tobin’s Q Bedasarkan hasil penelitian rasio tobin’s Q dalam penelitian ini berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penghindaran pajak. Rasio tobin’s Q pada umumnya untuk mengukur kinerja manajemen, disamping dipakai sebagai proxy untuk ukuran perusahaan, kinerja saham perusahaan di pasar modal atau nilai perusahaan firm value, perusahaan yang mempunyai nilai kurang dari satu adalah target take over dikarenakan harga jual perusahaan yang cenderung murah, sebaliknya perusahaan yang mempunyai nilai lebih dari satu adalah perusahaan yang mempunyai kinerja yang relatif baik, artinya perusahaan dengan kinerja dan nilai perusahaan baik lebih banyak menarik minat investor. Perusahaan yang memiliki nilai tobin’s Q yang baik belum tentu tidak melakukan penghindaran pajak. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Pohan 2008 yang menghasilkan kesimpulan bahwa rasio tobin’s Q menunjukkan signifikan yang nyata dan koefisien negatif terhadap penghindaran pajak. 5. Tarif Effektif Pajak Bedasarkan hasil penelitian tarif efektif pajak berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak. Tarif efektif pajak merupakan proxy dari perencanaan pajak. Perencanaan pajak bertujuan untuk memperkecil pembayaran kewajiban perpajakan, keberhasilan suatu Universitas Sumatera Utara manajemen pajak diukur dari keberhasilan perusahaan tersebut menurunkan tarif efektif pajaknya. Hasil penelitian ini berbeda dengan dilakukan oleh Pohan 2008 yang menyimpulkan bahwa signifikansi tarif pajak efektif nyata berpengaruh secara positif terhadap penghindaran pajak. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sibarani 2012 yang menyimpulkan bahwa tarif efektif pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kegiatan penghindaran pajak. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit, rasio tobin’s Q, tarif efektif pajak terhadap penghindaran pajak baik secara parsial maupun secara simultan pada perusahaan food beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2015. Kesimpulan yang diperoleh dari pengujian dan analisis data tersebut baik secara parsial maupun secara simultan, adalah sebagai berikut : 1. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 data yang berasal dari perusahaan food beverage yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2015. 2. Pengujian secara simultan variabel kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit, rasio tobin’s Q dan tarif efektif pajak secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. 3. Pengujian secara parsial variabel kepemilikan institusi, dewan komisaris, kualitas audit, rasio tobin’s Q memiliki koefisien positif namun tidak dapat menjelaskan secara signifikansi pengaruhnya terhadap penghindaran pajak. 4. Pengujian secara parsial variabel tarif efektif pajak memiliki koefisien negatif dan tidak mampu menjelaskan secara signifikansi pengaruhnya terhadap penghindaran pajak. Hasil uji analisis data menunjukkan bahwa secara keseluruhan model dikatakan sesuai dengan data model regresi menunjukkan kecukupan data. Hasil Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONEKSI POLITIK, DEWAN KOMISARIS DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

41 215 17

Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Kualitas Audit, Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

6 22 9

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 25 117

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 31

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Dewan Komisaris, Komite Audit dan Jumlah Kompensasi Dewan Komisaris Serta Dewan Direksi Terhadap Manajemen Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP TARIF PAJAK EFEKTIF (STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2014)

0 0 16