kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”.
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang di harapkan dapat memberikan dan
meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dalam penelitian ini corporate governance dilihat dari, kepemilikan institusi,
dewan komisaris, dan kualitas audit.
1. Kepemilikan Institusi
Kepemilikan institusi merupakan kondisi dimana institusi memiliki saham dalam suatu perusahaan. Institusi tersebut dapat berupa institusi
pemerintah, institusi swasta, domestik maupun asing Pujiati, 2015. Kepemilikan institusi merupakan kepemilikan saham oleh lembaga dari
eksternal perusahaan. Investor institusional tidak jarang menjadi mayoritas dalam kepemilikan saham.
Kepemilikan institusi memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan
pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang
diambil oleh manajer. Semakin besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi tersebut untuk
mengawasi manajemen. Kepemilikan institusi dapat mengurangi agency cost dengan cara mengaktifkan pengawasan melalui investor-investor
instuitusional. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan dengan keterlibatan
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan institusi dalam kepemilikan saham, manajemen perusahaan akan diawasi oleh investor institusi sehingga kinerja manajemen
meningkat.
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk penentuan kebijakan dan tujuan strategis perusahaan. Dalam pelaksanaannya mengawasi,dan
memberikan nasihat kepada Direksi, dalamperencanaan, manajemen dan pelaksanaan
bisnis perseroan. Sesuai dengan Anggaran Dasar
Perusahaan,anggota Dewan Komisaris ditunjuk melalui RapatUmum Pemegang Saham RUPS Tahunan untukmasa jabatan 3 tiga tahun. Saat
masa jabatannyaberakhir, anggota Dewan Komisaris dapat ditunjuk kembali untuk masa jabatan 3 tiga tahun kedepan.Pemegang saham
memilki hak untuk memutuskankeanggotaan Dewan Komisaris melalui RUPS denganmengajukan alasan yang valid.
3. Kualitas Audit
Pengertian audit menurut mulyadi 2009 adalah : “suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan-penyataan tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan”.
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan
mengunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang
Universitas Sumatera Utara
saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang dibuat oleh auditor mengenai pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan.
Hal ini berarti auditor mempunyai peran penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, kualitas audit
merupakan hal penting dalam suatu perusahaan. Goldman dan Barlev 1974 dalam Meutia 2004 menyatakan bahwa:
“laporan auditor mengandung kepentingan tiga kelompok, yaitu 1 manajer perusahaan yang diaudit, 2 pemegang saham
perusahaan, 3 pihak ketiga atau pihak luar seperti calon investor, kreditur, dan supplier. Masing-masing kepentingan ini
merupakan sumber gangguan yang akan memberikan tekanan kepada auditor untuk menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas”.
AAA Financial Accounting Standard Committee 2002 dalam christiawan 2002 menyatakan bahwa :
“Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi keahlian dan independensi, kedua hal tersebut berpengaruh
langsung terhadap kualitas dan secara potensial saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan
keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor”.
Dari pengertian tentang kualitas audit di atas bahwa auditor dituntut oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk memberikan
pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan untuk dapat menjalankan kewajibannya. Ada tiga
komponen yang harus dimiliki auditor yaitu kompetensi keahlian, independensi, dan due professional care. Tetapi dalam menjalankan
fungsinya auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan
Universitas Sumatera Utara
manajemen perusahaan. Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka seorang auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa
harus berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.
2.1.3 Rasio Tobin’s Q