Permasalahan dan pembahasan didalam penulisan skripsi ini adalah murni hasil pemikiran dari penulis. Kemudian penulis membuat skripsi ini dalam rangka
melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan apabila ternyata dikemudian
hari terdapat judul dan permasalahan yang sama, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap skripsi ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Desa Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006
selanjutnya disebut dengan Permendagri No. 28 Tahun 2006 yang dimaksud dengan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentigan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4
Menurut UU No. 23 Tahun 2014 Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
5
4
Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2006 Tentang pembentukan, penghapusan , penggabungan desa dan perubahan status desa menjadi kelurahan.
5
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Pembentukan desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Desa dibentuk atas prakarsa
masyarakat dengan memperhatikan asal usul desa, adat istiadat dan kondisi sosial budaya setempat.
Dalam Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 disebutkan sebagai berikut:
a. Adanya prakarsa dan kesepakatan masyarakat untuk membentuk desa. b. Masyarakat mengajukan usul pembentukan desa kepada BPD dan
Kepala Desa. c. BPD mengadakan rapat bersama Kepala Desa untuk membahas usul
masyarakat tentang pembentukan desa, dan kesepakatan rapat dituangkan dalam Berita Acara Hasil Rapat BPD tentang Pembentukan
Desa. d. Kepala
Desa mengajukan
usul pembentukan
Desa kepada
BupatiWalikota melalui Camat, disertai Berita Acara Hasil Rapat BPD dan rencana wilayah administrasi desa yang akan dibentuk.
e. Dengan memperhatikan
dokumen usulan
Kepala Desa,
BupatiWalikota menugaskan Tim KabupatenKota bersama Tim Kecamatan untuk melakukan observasi ke Desa yang akan dibentuk,
yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada BupatiWalikota. f.
Bila rekomendasi Tim Observasi menyatakan layak dibentuk desa baru, BupatiWalikota menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah
Pembentukan Desa.