Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa dan Perangkat Desa

pemerintah dan dapat pula diartikan pemerintahan. 16 Istilah pemerintahan berasal dari kata perintah berarti perkataan yang bermaksud menyuruh atau melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Pemerintah adalah orang, badan atau aparat yang mengeluarkan atau memberi perintah. Istilah pemerintah di dalam undang-undang 1945 tercantum didalam alinea ke empat pembukaan. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 17 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan, pemerintah desa adalah sistem menjalankan dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya, atau sekelompok orang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan. 18 Pemerintah desa sebagai suatu badan dalam organisasi desa yang memiliki fungsi dan tugas pokok menyelenggarakan pemerintahan dengan dilengkapi oleh sistem administrasi dan manajemen yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan serta menyelenggarakan masyarakat desa untuk dapat berpartisipasi semaksimal mungkin untuk membangun warganya, maupun membangun bangsa dan negara. 16 Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1988. 17 Undang-Undang Dasar 1945 Alinea ke-4 18 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, hlm. 756. Pemerintah desa adalah pemimpin masyarakat terdekat, mempunyai hak, wewenang dan kewajiban pimpinan pemerintah Desa, yaitu menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dan merupakan penyelenggarakan dan penanggung jawab utama di bidang pemerintah. Pembangunan dan kemasyarakatan dalam rangka penyelanggaraan urusan pemerintah desa, urusan pemerintah termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan menumbuhkan dan mengembangkan jiwa gotong- royong masyarakat sebagai sendi utama pelaksanaan pemerintahan desa. Pemerintah desa sebagai unsur pemimpin pemerintah yang terendah yaitu desa, merupakan pos terdepan yang berlangsung berhubungan dengan masyarakat sebagai ujung tombak dan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan secara nasional. Untuk itu seorang pemerintah desa harus memiliki kualitas kepemimpinan pancasila, yang secara formal dan mempunyai prinsip utama dalam kepemimpinan pancasila yang harus dihayati dan dijalankan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Susunan Organisasi Pemerintahan Desa terdiri dari: 1. Kepala Desa Kepala Desa adalah orang yang mengepalai desa. Kepala Desa dalam organisasi pemerintahan desa mempunyai kedudukan sebagai pemimpin pemerintahan”. Dalam kedudukan ini, kepala desa mempunyai tugas pokok sebagai berikut, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pemerintahan desa, urusan pemerintahan umum, pembangunan dan pembinaan masyarakat serta menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan atau kabupatenkota. “Kepala desa adalah kepala pemerintahan desa. Kepala desa mempunyai tugas pokok memimpin dan mengkoordinasikan pemerintah desa dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga desa, urusan pemerintahan umum, pembinaan dan pembangunan masyarakat serta menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah atasnya”. 19 Kepala Desa berkedudukan sebagai alat Pemerintahan, alat Pemerintah Daerah dan alat Pemerintah Desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa. Tugas Kepala Desa dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1981 yaitu sebagai berikut : a. Menjalankan urusan rumah tangga sendiri b. Menjalankan urusan pemerintahan, pembangunan baik dari Pemerintah maupun Pemerintah Daerah dan kemasyarakatan dalam rangka penyelanggaraan Desa termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban di wilayah desanya c. Menumbuhkan serta mengembangkan semangat gotong-royong masyarakat sebagai sendi utama pelaksaan pemerintahan dan pembangunan Desa Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Kepala Desa mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut: a. Melaksanakan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangga desanya sendiri b. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam wilayah desanya 19 Hanif Nurcholis, Teori dan Praktek: Pemerintah dan Otonomi Daerah Jakarta: Rajawali Press, 2005, hlm. 139. c. Melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah d. Melaksanakan tugas dalam rangka pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa e. Melaksanakan koodinasi jalannya pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat desa f. Melaksanakan urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu instansi dan tidak termasuk urusan rumah tangga desanya sendiri. Pasal 14 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Kepala Desa selaku Kepala Pemerintah Desa memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Kepala Desa mempunyai wewenang: a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa BPD; b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa; c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapatkan persetujuan bersama Badan Permusyawaratan Desa BPD; d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Desa mengenai APBDesa untuk dibahas dan ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa BPD; e. Membina kehidupan masyarakat desa; f. Membina perekonomian desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang- undangan; dan i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan. 2. Lembaga Musyawarah Desa Lembaga musyawarah desa dalam susunan organisasi pemerintahan desa adalah sebagai wadah permusyawaratanpermufakatan pemuka-pemuka masyarakat yang ada di desa. Lembaga musyawarah desa mempunyai tugas untuk menyalurkan pendapat masyarakat di desa dengan memusyawaratkan setiap rencana yang diajukan oleh kepala desa sebelum ditetapkan menjadi keputusan desa. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, lembaga musyawarah desa mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan musyawarah mufakat dalam rangka penyusunan keputusan desa. Susunan organisasi lembaga musyawarah desa sebagaimana ddimaksud dalam ayat 1 huruf b terdiri dari: a. Ketua Ketua lembaga musyawarah desa dijabat oleh kepala desa karena jabatannya dan berkedudukan sebagai pimpinan lembaga musyawarah desa mempunyai tugas mempin musyawarahmufakat dan mempunyai tugas membina kelancaran dan memperhatikan sungguh-sungguh kenyataan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat desa yang bersangkutan. b. Sekretaris Sekretaris lembaga musywarah desa dijabat oleh sekretaris desa karena jabatannya dan berkedudukan sebagai alat pelaksanaan administrasi, mempunyai tugas menyiapkan segala kegiatan musyawarahmufakat dan berfungsi melakukan pencatatan dan penyimpanan administrasi yang berhubungan dengan kegiatan lembaga musyawarah desa. c. Anggota Anggota lembaga musywarah desa yang terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat di desa bertugas untuk memperhatikan sungguh-sungguh kenyataan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat desa serta mempunyai fungsi menyalurkannya dalam rapat lembaga musyawarah desa. 3. Perangkat Desa Perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c terdiri dari: a. Sekretaris desa Sekretaris desa adalah staf yang memimpin Sekretariat Desa. Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa dibidang pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah desa. Pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2 diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan, yaitu: 1 berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sederajat; 2 mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan; 3 mempunyai kemampuan di bidang administrasi perkantoran; 4 mempunyai pengalaman di bidang administrasi keuangan dan di bidang perencanaan; 5 memahami sosial budaya masyarakat setempat; dan 6 bersedia tinggal di desa yang bersangkutan. b. Kepala Dusun Kepala dusun mempunyai tugas menjalankan kegiatan kepala desa dalam kepemimpinan kepala desa di wilayah kerjanya. Untuk dapat menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, kepala dusun mempunyai fungsi: 1. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta ketentraman dan ketertiban dan ketertiban diwilayah kerjanya. 2. Melaksanakan keputusan desa di wilayah kerjanya 3. Melaksanakan kebijaksanaan kepala desa. Dalam organisasi pemerintahan desa, terdapat tata kerja yang jelas seperti berikut: 1. Kepala desa, sekretaris desa, kepala urusan, kepala pelaksana dan unsur kewilayahan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antara satuan organisasi desa sesuai dengan tugasnya masing-masing. 2. Kepala desa dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD serta menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada bupati dengan tembusan kepada camat. 3. Sekretaris desa, unsur pelaksana dan unsur wilayah dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala desa serta melaporkan tugasnya kepada kepala desa. 4. Kepala urusan dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris desa. Amin Suprihatini, 2011: 24

C. Pembentukan, Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Kelurahan

Berdasarkan Undang-Undang tentang Pemerintahan Desa Undang- Undang No.23 Tahun 2014 pada Pasal 1 huruf b, maka yang dimaksudkan dengan Kelurahan adalah Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat yang tidak berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri. 20 Kelurahan yang dimaksud dalam ayat 1 dibentuk dengan memperhatikan syarat-syarat luas wilayah, jumlah penduduk dan syarat-syarat lain yang akan ditentukan oleh lanjut dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Pembentukan, nama dan batas Kelurahan diatur dengan Peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Neger. Peraturan Daerah yang dimaksud baru berlaku sesudah ada pengesahan dari pejabat yang berwenang. Ketentuan tentang pemecahan, penyatuan dan penghapusan Kelurahan diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 28 Tahun 2006, tujuan pembentukan Kelurahan adalah untuk meningkatkan kegiatan 20 Pasal 1 huruf b Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa. penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna serta mneingkatkan pelayanan terhadap masyarakat kota sesuai dengan tingkat perkembangan pembangunan. 21 Sebagaimana telah diterangkan di atas bahwa pada masa lampau di kota- kota terdapat Desa-desa para pejabat pemerintah dan masyarakat sering menyebut “Desa-desa Kota” yang memiliki berbagai hak sebagaimana Desa-desa di luar kota. Tetapi setelah keluarnya Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri No.28 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan, Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Kelurahan, maka secara

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PERSYARATAN PERUBAHAN DARI STATUS DESA MENJADI KELURAHAN Implementasi Persyaratan Perubahan Dari Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Peraturan Menteri dalam N

0 2 15

PENDAHULUAN Implementasi Persyaratan Perubahan Dari Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006).

0 3 10

IMPLEMENTASI PERSYARATAN PERUBAHAN DARI STATUS DESA MENJADI KELURAHAN Implementasi Persyaratan Perubahan Dari Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali Berdasarkan Peraturan Menteri dalam N

0 1 15

Perda Kabupaten OKU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Perubahan Status 7 Desa menjadi Kelurahan Dalam K

0 0 18

Kajian Yuridis Terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus Kelurahan Deli Tua)

0 0 11

Kajian Yuridis Terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus Kelurahan Deli Tua)

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus Kelurahan Deli Tua)

0 0 18

Kajian Yuridis Terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus Kelurahan Deli Tua)

0 0 18

Kajian Yuridis Terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus Kelurahan Deli Tua)

0 0 2

Kajian Yuridis Terhadap Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Studi Kasus Kelurahan Deli Tua)

0 0 1