Uji Beda T-Test HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Emiten WIKA 0,779 0,00934 0,18644 0,0048 15,1586 Total 1224,818 0,012376 1 Tabel 4.4 IDX30 menjelaskan saham-saham yang masuk portofolio optimal adalah saham ADHI, ASII, BBCA, BBNI, BMRI, CPIN, GGRM, ICBP, INDF, LPPF, LPKR, MNCM, TLKM, UNVR dan WIKA dengan proporsi dana masing- masing besarnya 1,47, 20,6, 3,15, 3,1, 7,9, 0,93, 0,026, 0,14, 0,11, 50,14, 0,01, 1,36, 1,18, 1,23, dan 1,23. Proporsi dana yang tertinggi dimiliki LPPF 50,14, dan proporsi saham terendah dimiliki oleh GGRM 0,01.

4.3 Uji Beda T-Test

Pada teknik analisis data ini digunakan Uji Beda untuk mengetahui apakah ada perbedaan pembentukan portofolio optimal dan proporsi dana dengan menggunakan IHSG dan IDX30. Dasar pengambilan keputusan hasil uji beda ini; 1. Jika nilai Signifikansi atau Sig. 2 tailed 0,05, maka Ho diterima Ha di tolak 2. Jika nilai Signifikansi atau Sig. 2 tailed 0,05, maka Ho ditolak Ha di terima. Dari Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 dapat dilihat hasil uji signifikansi beda rata-rata return dan proporsi dana saham portofolio optimal. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Beda Rata-Rata Return Saham dalam Pembentukan Portofolio Optimal IHSG dan IDX30 Independent Samples Test Return saham Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. 2- tailed Mean Differenc e Std. Error Differenc e 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Equal variances assumed 10,553 ,005 2,050 15 ,058 11,63889 5,67831 -,46413 23,74191 Equal variances not assumed 1,937 7,660 ,090 11,63889 6,00954 -2,32705 25,60483 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa F hitung untuk return saham dengan Equal variance assumed adalah 10,553 dengan Asymp Sig 0,005. Oleh karena 0,005 maka Ho ditolak dengan artian bahwa kedua varian populasi adalah tidak sama. Untuk uji beda t-test, nilai t-hitung adalah sebesar 2,050 dengan Asymp Sig 0,058. Oleh karena 0,058 0,05 maka Ho diterima dengan artian tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return IHSG dan IDX30 dapat dilihat pada jumlah avarage return IHSG sebesar 0,933 dan IDX30 sebesar 1,36. Avarage return IHSG dapat di ketahui dari jumlah keseluruhan return IHSG yang masuk ke dalam portofolio optimal dibagi dengan jumlah keseluruhan saham IHSG yang masuk ke dalam portofolio optimal sehingga avarage return IHSG sebesar 0,933. Avarage return IDX30 di ketahui dari jumlah keseluruhan return IDX30 yang masuk ke dalam portofolio optimal di bagi dengan jumlah keseluruhan saham Universitas Sumatera Utara IDX30 yang masuk ke dalam portofolio optimal sehingga diketahui avarage return IDX30 sebesar 1,36. Persamaan penelitian ini dengan jurnal terdahulu yang diteliti oleh Rahayu Vol 3 No.3, 2014 adalah avarage return antara IHSG dan LQ45 tidak berbeda secara signifikan. Hasil penelitian Rahayu avarge return IHSG sebesar 0,147 dan LQ45 sebesar 0,147 dengan Asymp Sig 2- tailed 0,618. Dimana Asymp Sig 0,618 0,05 maka Ho diterima dengan arti tidak terdapat perbedaan signifikan antara avarage return IHSG dan LQ45. Perbedaan penelitian ini peneliti terdahulu menggunakan proksi LQ45 sedangkan penelitian ini menggunakan IDX30. Tabel 4.6 Uji Beda Rata-Rata Proporsi Saham dalam Pembentukan Portofolio Optimal IHSG dan IDX30 Independent Samples Test Proporsi saham Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. 2- tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Equal variances assumed 4,253 ,048 -1,705 29 ,099 -1611,15000 944,96418 -3543,81876 321,51876 Equal variances not assumed -1,719 28,105 ,097 -1611,15000 937,31996 -3530,84115 308,54115 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa F hitung untuk proporsi saham dengan Equal variances assumed adalah 4,253 dengan Asymp Sig 0,048. Oleh karena 0,048 0,05 maka Ho di tolak dengan artian bahwa kedua varian populasi tidak sama. Untuk uji beda t-test nilai t-hitung sebesar -1,705 dengan Asymp Sig 0,99. Oleh karena 0,99 0,05 maka Ho diterima dengan artian bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara proporsi saham IHSG dan IDX30. Proporsi dana IHSG sebesar 2100 dan IDX30 sebesar 1224, hasil proporsi dana IHSG dan IDX30 diketahui dari rumus yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 dengan jumlah Universitas Sumatera Utara proporsi IHSG dan IDX30 sama yaitu 1. Avarage proporsi dana diketahui dari rumus = - C. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Rahayu Vol 3 No.3, 2014 adalah proporsi dana saham tidak berbeda secara signifikan, dimana hasil penelitian Rahayu IHSG sebesar 15,60 dan LQ45 sebesar 15,40 dengan Asymp Sig 2- tailed 0,950. Asymp Sig 0,950 0,05 maka Ho diterima dengan arti tidak terdapat perbedaan signifikan antara proporsi saham IHSG dan LQ45. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat pada proksi. Peneliti terdahulu menggunakan indeks LQ45 sedangkan penelitian ini menggunakan IDX30. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis saham IHSG yang membentuk portofolio optimal adalah ADHI, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, CPIN, GGRM,ICBP, INDF, LPPF, LPKR, LSIP, MNCM, TLKM, UNVR, dan WIKA sedangkan IDX30 saham yang membentuk portofolio optimal adalah ADHI, ASSI, BBCA, BBNI, BMRI, CPIN, GGRM, ICBP, INDF, LPPF, LPKR, MNCM, TLKM, UNVR dan WIKA. Rata-rata return dan proporsi dana yang masuk portofolio optimal dengan IHSG sebagai proksi return pasar dalam pendekatan Model Indeks Tunggal tidak berbeda secara signifikansi dengan rata- rata return saham dengan IDX30 sebagai proksi pasar atau Ho diterima.

5.2 Saran

1. Bagi Investor a. Bagi investor yang ingin membentuk portofolio optimal pada saham- saham IDX30, bila digunakan IHSG dan IDX30 sebagai proksi return pasar akan memberikan hasil yang sama. Oleh karena itu, diharapkan kepada investor untuk memperhatikan return dan risiko dari masing- masing saham. b. Investor sebaiknya melakukan pengamatan saham apa saja yang masuk secara berturut-turut ke dalam IDX30 dan IHSG minimal 3 tahun periode pengamatan. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal dengan Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal: Studi Kasus Indeks IDX30

0 6 58

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004 - 2008.

0 1 8

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2008.

0 0 10

STUDI KOMPARATIF PORTOFOLIO OTIMAL MENGGUNAKAN PROKSI LQ45 DAN IHSG MEMALUI PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL.

0 1 19

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 10

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 2

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 10

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 21

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 2

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 71