Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir 3. Telah tecatat di BEJ selama paling sedikit 3 tiga bulan 4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan frekuensi, dan jumlah hari transaksi di pasar reguler tertinggi dibandingkan dengan perusahan-perusahaan lain Hasil dari evaluasi tersebut akhirnya memunculkan 30 perusahaan yang membentuk IDX30 dan dijadikan sebagai dasar untuk perhitungan IDX30 selama enam bulan ke depan. Bursa efek indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan IDX30. Setiap tiga bulan dilakukan kajian pergerakan ranking saham yang masuk dalam perhitungan IDX30. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi IDX30, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Hal ini akan terus dilakukan sehingga konsistensi terpenuhinya kriteria untuk masuk ke dalam IDX30 dapat terjaga.

2.2 Penelitian Terdahulu

Seperti telah dituliskan pada bagian pendahuluan ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai penentuan portofolio. Widanarto 2005 menggunakan model indeks tunggal dalam memilih saham untuk membentuk portofolio. Penelitian ini memfokuskan pada pengujian terhadap Universitas Sumatera Utara apakah saham yang temasuk ILQ45 sudah tergolong pada saham yang optimal. Dari hasil penelitian tersebut Widanarto menarik kesimpulan bahwa tidak semua perusahaan-perusahaan yang masuk dalam LQ45 termasuk dalam portofolio yang optimal. Dengan demikian investor yang rasional perlu jeli dalam menganalisis perusahaan-perusahaan yang go public. Riska 2010 meneliti rasional investor dalam memilih portofolio saham syariah yang dilihat pada jakarta islamic indeks. Riska membandingkan pembentukan portofolio dengan menggunakan indeks tunggal dan pembentukan portofolio dengan metode Constant Correlation. Pada penelitiannya riska menyimpulkan bahwa menganalisis portofolio dengan metode indeks tunggal lebih akurat dibandingkan metode constant correlation. Hal ini dilihat dari penelitian bahwa dari keseluruhan 7 periode, model indeks tunggal menghasilkan potensi keuntungan yang lebih tinggi, penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian Umanto 2008 bahwa risiko individual dapat diperkecil dengan membentuk portofolio yang merupakan akibat adanya diversifikasi. Dwi 2000 menganalisis beta saham menggunakan model indeks tunggal perbandingan antara periode perekonomian normal dan krisis moneter. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa beta saham menunjukan kepekaan return saham terhadap perubahan ekonomi makro atau return portofolio. Secara ringkas penelitian-penelitian diatas dapat dilihat pada Tabel 2.1 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Alat Analisis Hasil S Widanarto P, 2013 Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. IV No,2- Tahun 2005 Hal. 14-37 Memilih saham portofolio optimal LQ45 Model Indeks Tunggal Tidak semua saham yang masuk ke dalam ILQ45 membentuk portofolio optimal sehingga investor harus lebih cermat melihat perusahaan yang go public Riska Rosdiana, 2010 Jurnal manajemen Universitas Diponegoro Vol. 9 No.1 April 2014 Rasional investor dalam memilih portofolio saham syariah studi kasus pada Jakarta Islamic Indeks Metode Constant Corelation dan Model Indeks Tunggal Dalam penelitian ini riska menarik kesimpulan bahwa penggunaan analisis dengan menggunakan Model Indeks Tunggal lebih akurat dibandingkan Metode Constant Corelation yang terlihat dalam 12 kali pengamatan nya pada ILQ45 Metode Indeks Tunggal selama 7 periode menunjukkan hasil portofolio yang optimal pada perusahaan yang termasuk ILQ45 Sukarno, 2007 Jurnal Magister Manajemen Universitas Diponegoro Vol 15 No.3 Hlm 178-187 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Index di Bursa Efek Jakarta Model Indeks Tunggal Terdapat hubungan positif antara beta dengan return saham. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat kolerasi positif antara excess return to beta saham di masa mendatang Universitas Sumatera Utara Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro Vol 3 No.3 2012 model indeks tunggal perbandingan anatar periode perekonomian normal dan krisis moneter kepekaan return saham terhadap perubahaan ekonomi makro atau return portofolio Dwi Haroyah, 2000 Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro Vol 3 No.3 2012 Analisis beta saham menggunakan model indeks tunggal perbandingan anatar periode perekonomian normal dan krisis moneter Model Indeks Tunggal Beta saham menunjukkan kepekaan return saham terhadap perubahaan ekonomi makro atau return portofolio Sigit Triharjono, 2011 Jurnal Magister Manajemen Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Vol.04, No. 01 Maret 2013 Single Index Model sebagai alat analisis optimalisasi portofolio investasi saham Studi kasus saham LQ45 Single Index Besarnya koefisien beta antara periode pengamatan selalu tidak stabil. Selain itu juga diketahui bahwa melalui aplikasi metode single index model basis triwulan dapat digunakan sebagai prediksi untuk portofolio tahunan Umanto, 2008 Jurnal Ilmu Administratsi FISIP Universitas Indonesia Vol 15, No.3, hlm.178-187 Analisis investasi portofolio optimal pada saham LQ45 Model Indeks Tunggal Nilai beta dengan frekuensi keaktifan saham tidak menunjukkan hubungan searah negatif. Hal ini berarti nilai beta yang besar tidak selalu menunjukkan frekuensi perdagangan saham tersebut tinggi atau sebaliknya Desak Putu Rahayu Lestari, 2008 Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Undaya Vol 3 No.3 2014 Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi LQ45 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal Model Indeks Tunggal Tidak adanya perbedaan antara risiko portofolio dan return portofolio antara IHSG dan IDX30 Universitas Sumatera Utara Peneliti Judul Alat Analisis Hasil R. Agus Sartono dan Arie Andika Setiawan, 2006 Jurnal Manajemen Universitas Diponegoro Vol 11 No.1 hlm 37-50 VAR portofolio optimal: perbandingan antara Metode Markowitz dan Mean Absolute Deviation Metode Mean Absolute Deviation dan Mean Variance Ada kolerasi positif antara standar deviasi dan return portofolio, baik pada portofolio yang dihasilkan metode mean variance maupun metode mean absolute deviation. Namun secara statistik, korelasi ini tidak cukup kuat. Dapat disimpulkan bahwa standar deviasi tidak cukup baik sebagai tolak ukur risiko suatu portofolio Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah pada penelitian sekarang memilih objek yaitu saham-saham periode pengamatan Februari 2013- Juli 2016 dan pada penilitian yang sekarang ini dilakukan pengamatan saham melalui IDX30 dan menganalisis Proporsi Saham antara IDX30 dan IHSG

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal dengan Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal: Studi Kasus Indeks IDX30

0 6 58

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004 - 2008.

0 1 8

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2008.

0 0 10

STUDI KOMPARATIF PORTOFOLIO OTIMAL MENGGUNAKAN PROKSI LQ45 DAN IHSG MEMALUI PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL.

0 1 19

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 10

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 2

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 10

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 21

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 2

Studi Komparatif Portofolio Optimal Menggunakan Proksi IDX30 dan IHSG Melalui Pendekatan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia Periode Februari 2013–Juli 2016

0 0 71