pada reaksi polimerisasi sehingga memicu perkembangan gelembung menjadi sel. Poliuretan dengan tipe sel terbuka termasuk dalam jenis busa fleksibel.Busa
dengan struktur sel terbuka memiliki pori-pori yang membentuk jatingan interkoneksi Cheremisinoff, 1989.
4.7 Hasil Analisa Parameter Air Gambut
Analisa parameter air gambut dilakukan untuk mengetahui kemampuan poliuretan yang dihasilkan agar dapat dimanfaatkan sebagai penyaring air.Analisa yang
dilakukan adalah pH, Total Suspended Solid TSS Total Dissolved Solid TDS, dan Kekeruhan. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Analisa Air Gambut PU: Bahan Aditif 6:4
Parameter Sebelum Penyaringan
Sesudah Penyaringan pH
5 6
TDS 960 mgL
400 mgL TSS
88 mgL 38 mgL
Kekeruhan 9,4 NTU
4,8 NTU
Analisis air gambut yang dilakukan adalah pengaruh derajat keasaman, jumlah padatan terlarut, jumlah padatan tersuspensi dan kekeruhan. Berdasarkan
analisa pH dan kekeruhan yang dilakukan, diperoleh perubahan pH dari 5 menjadi 6 dan kekeruhan dari 9,4 NTU menjadi 4,8 NTU telah sesuai dengan permenkes
2010.
Analisa jumlah padatan terlarut dari sampel air gambut sebelum penyaringan dengan PU:Zat Aditif 6:4 diperoleh sebesar 960 mgL, sedangakan
setelah penyaringan turun menjadi 400 mgL. Penurunan kadar padatan terlarut ini disebabkan oleh terperangkapnya partikel-partikel zat terlarut di dalam pori-pori
poliuretan-zat aditif karena berukuran lebih besar. Persentase penyaringan jumlah padatan terlarut sebesar 57,28 Lampiran 15. Tidak sempurnanya proses
penyaringan padatan terlarut disebabkan adanya hambatan yang ditimbulkan oleh anglomerat-anglomerat yang muncul di permukaan poliuretan Lemos, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Analisa jumlah padatan tersuspensi dari air gambut sebesar 88 mgL, sedangkan setelah penyaringan menggunakan Pu:Zat Aditif 6:4 berkurang
menjadi 38 mgL dengan persentase penyerapan sebesar 56,06 Lampiran 15. Hal ini disebabkan oleh tertahannya partikel-partikel yang tidak larut seperti
tanah, pasir, lumpur, dan bahan-bahan kimia anorganik pada pori-pori poliuretan- zat aditif yang dihasilkan Manik, 2014.Poliuretan tidak mampu menyaring
secara sempurna karena ukuran pori-pori yang terbentuk belum seragam.Hal ini menyebabkan masih adanya zat-zat yang lolos dari pori-pori poliuretan-zat aditif
dengan ukuran partikel yang lebih kecil. Namun demikian, air hasil penyaringan yang diperoleh telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Peraturan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MenkesPerIV2010, sehingga poliuretan-zat aditif 6:4 dapat digunakan sebagai alternatif dalam
proses penyaringan air.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan