Tawas Arang Bahan Aditif .1 Pasir

2.5 Bahan Aditif 2.5.1 Pasir Pasir kuarsa quartz sands juga dikenal dengan nama pasir putih atau pasir silika silica sand merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau, atau laut. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika SiO 2 dan mengandun senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO 2 , Fe 2 O3, Al 2 O 3 , TiO 2 , CaO, MgO, dan K 2 O, berwarna putih bening atau warna lain tergantung pada senyawa pengotornya Selintung, 2012. Sifat fisik tanah bergantung pada ukuran partikel-partikelnya. Partikel diatas 2,0 mm dikelompokkan sebagai kerikil, pasir antara 0,05 mm dan 2,0 mm, geluh atau silt antara 0,002 sampai 0,05 mm dan lempeng atau clay kurang dari 0,002 mm. Berdasarkan ukuran bahan padatan terebut, tanah digolongkan menjadi 3 partikel yaitu pasir, debu, dan liat. Ketiga partikel tersebut dinyatakan dalam bersama-sama menyusun tanah dan disebut tekstur tanah. Kapasitas lapang adalah kemampuan tanah untuk menyerap air Sinulingga, 2003. Filtrasi adalah proses pengolahan air secara fisik untuk menghilangkan partikel padat dalam air dengan melewatkan air tersebut melalui material berpori dengan diameter butiran dan ketebalan tertentu Rahmawati, 2009. Kapasitas serap air pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70 partikel tanah berukuran besar 0,02-2mm. Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara butir-butirnya Sinulingga, 2003.

2.5.2 Tawas

Persenyawaan aluminium sulfat Al 2 SO 4 3 atau sering disebut tawas adalah suatu jenis koagulan yang sangat populer secara luas digunakan, sudah dikenal bangsa Mesir pada awal tahun 2000 SM. Alum atau tawas sebagai penjernih air mulai diproduksi oleh pabrik pada awal abad 15. Alum atau tawas merupakan Universitas Sumatera Utara bahan koagulan yang paling banyak digunakan, karena bahan ini paling ekonomis murah, mudah didapatkan di pasaran, serta mudah penyimpanannya Budi, 2006.Tawas atau alum berada dalam bentuk batuan, serbuk, atau cairan. Massa jenis alum adalah 480 kgm 3 dengan kadar air 11-17. Alum dilarutkan dalam air dengan kadar 3-7 5 rata-rata untuk pembubuhan. Kadar maksimum aplikasi 12-15. Aluminium sulfat memerlukan alkalinitas seperti kalsium bikarbonat dalam air agar terbentuk flok : Al 2 SO 4 3 .18H 2 O + 3CaHCO 3 2 → 2AlOH 3 + CaSO 4 + 18H 2 O + 6CO 2 CaSO 4 + Na 2 CO 3 → CaCO 3 + Na 2 SO 4 Bila alkalinitas alamnya kurang, perlu dilakukan penambahan CaOH 2 : Al 2 SO 4 3 .18H 2 O + 3CaOH 2 → 2AlOH 3 + 3CaSO 4 + 18H 2 O Alternatif lain adalah penambahan NaCO 3 yang relatif lebih mahal Al-layla, AM. 1998. Diketahui bahwa zat terlarut yang terkandung di dalam air akan mengalami proses pengendapan secara sempurna apabila koagulan tawasAl 2 SO 4 3 yang ditambahkan dalam dosisjumlah yang tepat. Telah dilakukan uji jar test yang menghasilkan grafik Hubungan Dosis mgL dengan Kekeruhan NTU dan diperoleh 65 mgL koagulan tawasAl 2 SO 4 3 yang diperlukan dalam tiap 1 liter air baku Haslindah, A. 2012.

2.5.3 Arang

Arang adalah suatu bahan padat berpori yang dihasilkan dari pembakaran pada suhu tinggi dengan proses karbonisasi, yaitu proses pembakaran tidak sempurna, sehingga bahan hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Sebagian besar pori- pori pada arang masih tertutup dengan hidrokarbon, ter dan senyawa organik lainnya. Arang memiliki sifat fisik dan kimia meliputi kerapatan 0,45 grcm 3 , kandungan air 5-8, kandungan abu 1-2, dan kandungan karbon sebesar 80-90 Hinoshita, 1988. Universitas Sumatera Utara

2.5.4 Batu Kapur