Kondisi yang kurang menguntungkan dari segi kesehatan adalah sebagai berikut : 1.
Kadar keasaman pH yang rendah dapat menyebabkan kerusakan gigi dan sakit perut,
2. Kandungan organik yang tinggi dapat menjadi sumber makanan bagi
mikroorganisme dalam air, sehingga dapat menimbulkan bau apabila bahan organik tersebut terurai secara biologi,
3. Apabila dalam pengolahan air gambut tersebut digunakan klor sebagai
desinfektan, akan terbentuk trihalometan THM’S seperti senyawa argonoklor yang dapat bersifat karsinogenik kelarutan logam dalam air
semakin tinggi bila pH semakin rendah, 4.
Ikatannya yang kuat dengan logam Besi dan Mangan menyebabkan kandungan logam dalam air tinggi dan dapat menimbulkan kematian jika
dikonsumsi secara terus menerus.
2.7 Air Bersih
Pengertian air bersih berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaaan Air Minum,
pada BAB 1, Pasal 1, Ayat 1 : Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air
permukaan, cekungan air tanah, dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Menurut Hadisubroto, 1989, ada
beberapa petunjuk yang digunakan untuk menjelaskan adanya pencemaran dan parameter kualitas air adalah :
a. Temperatur
Perubahan temperatur berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Temperatur sangat berperan dalam mengendalikan ekosistem
perairan. Berdasarkan peranan tersebut, temperatur air dapat mempengaruhi kehidupan biota air yaitu melalui pengaruhnya terhadap kelarutan oksigen
dalam air. Pada lapisan atas epilimnion, kelarutan O
2
lebih tinggi dibandingkan kelarutan O
2
pada lapisan bawah hipolimnion yang temperaturnya lebih rendah Achmad, 2004.
b. Dissolved Oxygen
DO
Universitas Sumatera Utara
Pada temperatur kamar, jumlah oksigen terlarut dalam air adalah sekitar 8 mgL. Pada air yang terkena pencemaran, produksi oksigen melalui
fotosintesis dan oksigen terlarut dari udara dapat menjenuhkan air dengan oksigen Hadisubroto, 1989.
c. Kekeruhan dan Warna
Kekeruhan dan warna adalah bentuk cemaran yang paling mudah dikenali dalam air. Pengaruh utama dari kekeruhan adalah terjadinya penurunan
penetrasi cahaya matahari secara tajam. Penurunan ini akan mengakibatkan aktivitas fotosintesis dari fitoplankton menurun. Koessoebiono, 1979.
Kekeruhan disebabkan oleh partikel terlarut di dalam air yang ukurannya berkisar antara 0.01 – 10 mm. Suatu badan air jika kekeruhannya tinggi maka
menunjukkan banyaknya zat organik dan anorganik yang ada pada air tersebut. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat yang
berefek estetika, kejernihan, warna, bau, dan temperatur Risdianto, 2007. d.
Derajat Keasaman pH Nilai pH berkisar antara 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan memiliki pH
netral apabila memiliki nilai pH = 7, sedangkan nilai pH 7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, dan nilai pH 7 menunjukkan sifat asam.
Penambahan senyawa ion H
+
terlarut dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri ion OH
-
akan diikat oleh H
+
membentuk air, akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasi asam
Effendi, 2003. e.
Konduktivitas Penentuan daya hantar listrik pada dasarnya adalah pengukuran kemampuan
sampel air untuk menghantarkan arus listrik. Kemampuan sampel air untuk menghantarkan arus listrik berhubungan erat dengan konsentrasi total zat
terionisasi dalam air. Pada umumnya, senyawa anorganik terlarut dalam air ditemukan dalam bentuk ion-ion. Bentuk ion-ion tersebut akan
menghantarkan aliran listrik dan bergerak ke arah elektroda-elektroda yang dicelupkan pada larutan tersebut. Ion-ion yang bermuatan negatif akan
bermigrasi ke arah elektroda positif Sihombing, 2000.
Universitas Sumatera Utara
f. Kontaminasi Mikrobiologi
Ada batas-batas kandungan mikrobiologi pada air yang kita minum sehingga masih dapat diterima sistem kekebalan tubuh manusia yang akan melatih
tubuh dalam membentengi diri dari penyakit. Tapi jika melebihi batas tersebut, dan bahkan mungkin pada jenis mikrobiologi tertentu dimana sistem
kekebalan tubuh rentan dan tak mampu untuk mengakomodasinya, cemaran ini bisa sangat membahayakan bagi manusia.
2.8 Karakterisasi Polimer