4.6 Hasil Analisa Morfologi Poliuretan Menggunakan SEM
Analisa morfologi SEM dilakukan untuk mengamati permukaan dan mengetahui ukuran pori dari poliuretan yang telah berhasil dibuat. Berikut hasil analisa SEM
poliuretan pada gambar 4.4 :
a. PU:Zat Aditif 10:0
b. PU:Zat Aditif 6:4
a. PU:Zat Aditif 10:0
Gambar 4.5 Hasil Analisa SEM Poliuretan dengan Perbesaran 1000 kali b. PU:Zat Aditif 6:4
Gambar 4.4 Hasil Analisa SEM Poliuretan dengan Perbesaran 100 kali
Universitas Sumatera Utara
Ukuran pori-pori maupun kehomogenan permukaan suatu bahan polimer dapat diketahui melalui analisa menggunakan Scanning Electron Microscope
SEM, dimana dalam penelitian ini besarnya ukuran pori akan menentukan kemampuan poliuretan yang dihasilkan untuk dimanfaatkan sebagai media
penyaring air. Pada penelitian ini, PU:zat aditif yang dianalisa adalah dengan perbandingan 10:0 dan 6:4. Hal ini dilakukan untuk melihat penyebaran bahan
pengisi yaitu pasir di dalam poliuretan yang dijadikan sebagai bahan pengikat .
Permukaan PU:Zat Aditif 10:0 dan 6:4 menunjukkan penyebaran yang merata. Kehomogenan penyebaran bahan pengisi di dalam bahan polimer
menentukan kekuatan interaksi antara keduanya. Partikel yang tidak homogen akan menghasilkan anglomerat yang dapat memperkecil luas permukaan dan
melemahkan interaksi antara pengisi dan bahan polimer sehingga menurunkan sifat fisik bahan polimer itu sendiri Lemos, 2006.
Berdasarkan hasil analisa SEM pada PU:Zat Aditif 10:0 diperoleh bahwa poliuretan yang dihasilkan masih memiliki rata-rata ukuran pori yang besar
sehingga kurang memungkinkan untuk dijadikan sebagai media penyaring air. Besarnya ukuran pori disebabkan oleh terproteksinya air oleh surfaktan , dimana
air sebagai bahan pengembang masih mampu mengimbangi kuat tarik yang terjadi karena adanya ikatan hidrogen Rahmawati, 2012. Penambahan bahan pengisi
seperti arang, batu kapur, pasir dan tawas dengan pori-pori yang besar dapat saling menutupi pori-pori dengan poliuretan sehingga menjadi lebih kecil dan
rapat. Hasil analisa SEM terhadap PU:Zat Aditif 6:4 menunjukkan adanya perubahan ukuran pori-pori yang menjadi lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
kehadiran zat aditif dapat merapatkan pori-pori poliuretan menjadi lebih baik sehingga memungkinkan dijadikan sebagai media penyaring air.
Morfologi PU:Zat Aditif 10:0 dan 6:4 yang telah yang disintesis memiliki tipe sel terbuka. Hal ini dikarenakan sel-sel yang satu dengan sel yang
lain dapat saling berhubungan sehingga fase gas dapat saling terhubung antara satu sama lainnya. Pembentukan sel terbuka ini akibat adanya penambahan air
Universitas Sumatera Utara
pada reaksi polimerisasi sehingga memicu perkembangan gelembung menjadi sel. Poliuretan dengan tipe sel terbuka termasuk dalam jenis busa fleksibel.Busa
dengan struktur sel terbuka memiliki pori-pori yang membentuk jatingan interkoneksi Cheremisinoff, 1989.
4.7 Hasil Analisa Parameter Air Gambut