Busa Poliuretan Air Gambut

2.3.2 Kegunaan Poliuretan

Poliuretan memiliki banyak kegunaan, diantaranya sekitar 70 digunakan sebagai busa, selebihnya sebagai bahan elastomer, lem, dan pelapis. Busa poliuretan yang elastis digunakan sebagai isolator, termasuk laminat-laminat tekstil untuk pakaian musim dingin, panel pelindung pada mobil, kain pelapis, tempat tidur, dan karpet dasar dan spon sintetis, sedangkan busa yang keras digunakan dalam panel-panel konstruksi terisolasi, pengemasan barang-barang lunak dan untuk furnitur ringan Stevens, 2001.

2.4 Busa Poliuretan

foam polyurethane Busa foam didefinisikan sebagai substansi yang dibentuk dengan menjebak gelembung gas di dalam cairan atau padatan.Busa poliuretan diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu flexible foam, rigid foam, dan semi rigid foam.Perbedaan sifat fisik dari tiga tipe foam poliurethane tersebut berdasarkan pada perbedaan berat molekul fungsionalitas poliol dan fungsionalitas isosianat. Berdasarkan struktur selnya, foam dibedakan menjadi dua, yaitu closed cell sel tertutup dan opened cell sel terbuka. Foam dengan struktur closed cell merupakan jenis rigid foam sedangkan foam dengan struktur opened cell adalah flexible foam Cheremisinoff, 1989. Klasifikasi dari busa poliuretan menurut Ashida2007 dapat dilihat dalam tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Klasifikasi busa poliuretan Polyol Rigid foam Semirigid foam Flexible foam OH No. 350-560 100-200 5.6-70 OH equivalent No. 160-100 560-280 10,000-800 Functionality 3.0-8.0 3.0-3.5 2.0-3.1 Elastic Modulus at 23°C Mpa 700 700-70 70 Lbin 2 100,000 100,000-10,000 10,000 Universitas Sumatera Utara 2.5 Bahan Aditif 2.5.1 Pasir Pasir kuarsa quartz sands juga dikenal dengan nama pasir putih atau pasir silika silica sand merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau, atau laut. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika SiO 2 dan mengandun senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO 2 , Fe 2 O3, Al 2 O 3 , TiO 2 , CaO, MgO, dan K 2 O, berwarna putih bening atau warna lain tergantung pada senyawa pengotornya Selintung, 2012. Sifat fisik tanah bergantung pada ukuran partikel-partikelnya. Partikel diatas 2,0 mm dikelompokkan sebagai kerikil, pasir antara 0,05 mm dan 2,0 mm, geluh atau silt antara 0,002 sampai 0,05 mm dan lempeng atau clay kurang dari 0,002 mm. Berdasarkan ukuran bahan padatan terebut, tanah digolongkan menjadi 3 partikel yaitu pasir, debu, dan liat. Ketiga partikel tersebut dinyatakan dalam bersama-sama menyusun tanah dan disebut tekstur tanah. Kapasitas lapang adalah kemampuan tanah untuk menyerap air Sinulingga, 2003. Filtrasi adalah proses pengolahan air secara fisik untuk menghilangkan partikel padat dalam air dengan melewatkan air tersebut melalui material berpori dengan diameter butiran dan ketebalan tertentu Rahmawati, 2009. Kapasitas serap air pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70 partikel tanah berukuran besar 0,02-2mm. Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara butir-butirnya Sinulingga, 2003.

2.5.2 Tawas

Persenyawaan aluminium sulfat Al 2 SO 4 3 atau sering disebut tawas adalah suatu jenis koagulan yang sangat populer secara luas digunakan, sudah dikenal bangsa Mesir pada awal tahun 2000 SM. Alum atau tawas sebagai penjernih air mulai diproduksi oleh pabrik pada awal abad 15. Alum atau tawas merupakan Universitas Sumatera Utara bahan koagulan yang paling banyak digunakan, karena bahan ini paling ekonomis murah, mudah didapatkan di pasaran, serta mudah penyimpanannya Budi, 2006.Tawas atau alum berada dalam bentuk batuan, serbuk, atau cairan. Massa jenis alum adalah 480 kgm 3 dengan kadar air 11-17. Alum dilarutkan dalam air dengan kadar 3-7 5 rata-rata untuk pembubuhan. Kadar maksimum aplikasi 12-15. Aluminium sulfat memerlukan alkalinitas seperti kalsium bikarbonat dalam air agar terbentuk flok : Al 2 SO 4 3 .18H 2 O + 3CaHCO 3 2 → 2AlOH 3 + CaSO 4 + 18H 2 O + 6CO 2 CaSO 4 + Na 2 CO 3 → CaCO 3 + Na 2 SO 4 Bila alkalinitas alamnya kurang, perlu dilakukan penambahan CaOH 2 : Al 2 SO 4 3 .18H 2 O + 3CaOH 2 → 2AlOH 3 + 3CaSO 4 + 18H 2 O Alternatif lain adalah penambahan NaCO 3 yang relatif lebih mahal Al-layla, AM. 1998. Diketahui bahwa zat terlarut yang terkandung di dalam air akan mengalami proses pengendapan secara sempurna apabila koagulan tawasAl 2 SO 4 3 yang ditambahkan dalam dosisjumlah yang tepat. Telah dilakukan uji jar test yang menghasilkan grafik Hubungan Dosis mgL dengan Kekeruhan NTU dan diperoleh 65 mgL koagulan tawasAl 2 SO 4 3 yang diperlukan dalam tiap 1 liter air baku Haslindah, A. 2012.

2.5.3 Arang

Arang adalah suatu bahan padat berpori yang dihasilkan dari pembakaran pada suhu tinggi dengan proses karbonisasi, yaitu proses pembakaran tidak sempurna, sehingga bahan hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Sebagian besar pori- pori pada arang masih tertutup dengan hidrokarbon, ter dan senyawa organik lainnya. Arang memiliki sifat fisik dan kimia meliputi kerapatan 0,45 grcm 3 , kandungan air 5-8, kandungan abu 1-2, dan kandungan karbon sebesar 80-90 Hinoshita, 1988. Universitas Sumatera Utara

2.5.4 Batu Kapur

Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam air karena air terlalu masam bukan karena kekurangan Ca. Fungsi pengapuran antara lain : 1. Meningkatkan pH tanah dan air 2. Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus 3. Kapur yang berlebihan dapat mngikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton. 4. Mendukung kegiatan bakteri pengurai sehingga garam dan zat hara akan terbebas 5. Mengendapkan koloid yang melayang layang dalam air

2.6 Air Gambut

Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa maupun dataran rendah terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Intensitas warna yang tinggi berwarna merah kecoklatan 2. pH yang rendah 3. Kandungan zat organik yang tinggi 4. Kekeruhan dan kandungan partikel tersuspensi yang rendah 5. Kandungan kation yang rendah Warna coklat kemerahan pada air gambut merupakan akibat dari tingginya kandungan zat organik bahan humus terlarut terutama dalam bentuk asam humus dan turunannya.Asam humus tersebut berasal dari dekomposisi bahan organik seperti daun, pohon atau kayu dengan berbagai tingkat dekomposisi, namun secara umum telah mencapai dekomposisi yang stabil.Karakteristik air gambut seperti yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa air gambut kurang menguntungkan untuk dijadikan air minum bagi masyarakat di daerah berawa.Namun karena jumlah air gambut tersebut sangat banyak dan dominan berada di daerah tersebut maka harus bisa menjadi alternatif sumber air minum masyarakat. Universitas Sumatera Utara Kondisi yang kurang menguntungkan dari segi kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Kadar keasaman pH yang rendah dapat menyebabkan kerusakan gigi dan sakit perut, 2. Kandungan organik yang tinggi dapat menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme dalam air, sehingga dapat menimbulkan bau apabila bahan organik tersebut terurai secara biologi, 3. Apabila dalam pengolahan air gambut tersebut digunakan klor sebagai desinfektan, akan terbentuk trihalometan THM’S seperti senyawa argonoklor yang dapat bersifat karsinogenik kelarutan logam dalam air semakin tinggi bila pH semakin rendah, 4. Ikatannya yang kuat dengan logam Besi dan Mangan menyebabkan kandungan logam dalam air tinggi dan dapat menimbulkan kematian jika dikonsumsi secara terus menerus.

2.7 Air Bersih