Uji Kesesuaian Model Uji Signifikansi

75 ketepatan model dalam mengklasifikasikan observasinya adalah sebesar 74 persen. Artinya dari 100 observasi, ada 74 observasi yang tepat pengklasifikasiannya oleh model regresi logistik.

2. Uji Kesesuaian Model

a. Uji Nagelkerke R Square Uji Nagelkerke R Square dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase kecocokan model dengan nilai berkisar antara 0 nol sampai 1 satu. Nilai Nagelkerke R Square 1 satu menunjukkan ada kecocokan sempurna antara variabel terikat dengan variabel bebas, sedangkan Nilai Nagelkerke R Square 0 nol menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Hasil uji Nagelkerke R Square ditunjukkan pada Tabel 5.2. berikut. Tabel 5.2. Hasil Uji Nagelkerke R Square Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 97,518 0,315 0,425 Dari hasil uji Nagelkerke R Square pada Tabel 5.2. diperoleh nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,425 atau 42,5 persen yang menunjukkan bahwa variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas dalam model penelitian ini. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 0,575 atau 57,5 persen dijelaskan diluar model penelitian ini. b. Uji Hosmer dan Lemeshow Uji Hosmer and Lemeshow dilakukan untuk menguji apakah data empiris sesuai dengan model sehingga model dapat dikatakan fit. Menurut 76 Ningsih 2015, jika nilai signifikansi 0,05 atau 5, maka model mampu memprediksi nilai observasinya. Sedangkan jika nilai signifikansi 0,05 atau 5, maka model tidak mampu memprediksi nilai observasinya. Tabel 5.3. Hasil Uji Hosmer dan Lemeshow Step Chi-square Df Sig. 1 10,260 8 0,247 Berdasarkan hasil uji Hosmer and Lemeshow yang ditunjukkan pada Tabel 5.3. di atas, diketahui bahwa nilai Chi-square sebesar 10,260 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,247 0,05 maka model dikatakan fit dan mampu memprediksi nilai observasinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya.

3. Uji Signifikansi

a. Uji Signifikansi Simultan Overall Test Uji signifikansi simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi 0,05, maka semua variabel bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai signifikansi 0,05, maka semua variabel bebas secara bersama-sama dinyatakan mempengaruhi variabel terikat atau setidaknya terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. 77 Tabel 5.4. Hasil Uji Signifikansi Simultan Chi-square Df Sig. Step 1 Step 37,854 6 0,000 Block 37,854 6 0,000 Model 37,854 6 0,000 Pada Tabel 5.4. di atas menunjukkan bahwa nilai Chi-square Model sebesar 37,854dengan nilai probabilitas signifikansi model sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat atau setidaknya terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. b. Uji Signifikansi Parsial Partial Test Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi 0,05, maka variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai signifikansi 0,05, maka variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Nilai willingness to pay WTP dalam penelitian ini menggunakan metode Dichotomous Choice yang dihasilkan dari wawancara 10 orang wisatawan dalam Focus Group Discussion FGD dengan nilai rata-rata willingness to pay EWTP responden yaitu sebesar Rp. 8.200. Nilai variabel terikat dummy WTP adalah 1 jika WTP = Rp. 8.200 dan 0 jika WTP ≠ Rp. 8.200. Maka hasil uji signifikansi parsial ditunjukkan pada Tabel 5.5. berikut ini. 78 Tabel 5.5. Hasil Uji Signifikansi Parsial Variabel Koefisien Sig. Exp � Constant -4,190 1,662 0,012 0,015 JK1 0,092 0,571 0,871 1,097 US 0,014 0,044 0,746 1,014 SP1 1,359 0,859 0,114 3,894 PDDKN -0,043 0,089 0,629 0,958 PDPTN 0,728 0,335 0,030 2,070 FK 0,747 0,194 0,000 2,110 Keterangan : Variabel terikat : dummy WTP; menunjukkan koefisien Standar Error; Signifikan pada level 1 ; Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial pada Tabel 5.5. di atas dapat diperoleh bahwa dari ke enam variabel bebas, terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap willingness to pay responden untuk perbaikan kualitas objek wisata Waduk Sermo. Kedua variabel tersebut adalah pendapatan dan frekuensi kunjungan. 1 Koefisien regresi jenis kelamin JK memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,871 yang lebih besar dari tingkat signifikansi pada level 10. Dengan demikian variabel jenis kelamin secara signifikan tidak mempengaruhi willingness to pay wisatawan. 2 Koefisien regresi usia US memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,746 yang juga lebih besar dari tingkat signifikansi pada level 79 10. Maka dari itu variabel usia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap willingness to pay wisatawan. 3 Koefisien regresi status pernikahan SP memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,114 yang juga lebih besar dari tingkat signifikansi pada level 10. Maka dari itu variabel status pernikahan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap willingness to pay wisatawan. 4 Koefisien regresi pendidikan PDDKN memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,629 lebih besar dari tingkat signifikansi pada level 10. Dengan demikian variabel pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap willingness to pay wisatawan. 5 Koefisien regresi pendapatan PDPTN memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,030 dengan tingkat signfikansi pada level 1 sehingga dapat dinyatakan bahwa pendapatan secara signifikan mempengaruhi willingness to pay wisatawan. Nilai koefisien sebesar 0,728 menunjukkan tanda positif + dan nilai Exp � sebesar 2,070 berarti bahwa peluang responden dengan willingness to pay sebesar Rp. 8.200, memiliki 2,070 kali lebih besar ketika pendapatannya meningkat sebesar 1 unit. 6 Koefisien regresi frekuensi kunjungan FK memiliki nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 dengan tingkat signfikansi pada level 1 sehingga dapat dinyatakan bahwa frekuensi kunjungan secara signifikan mempengaruhi willingness to pay wisatawan. Nilai koefisien sebesar 0,747 menunjukkan tanda positif + dan nilai Exp � sebesar 2,110 80 berarti bahwa peluang responden dengan willingness to pay sebesar Rp. 8.200, memiliki 2,110 kali lebih besar ketika frekuensi kunjungannya meningkat sebanyak 1 kali kunjungan.

B. Pembahasan