Barang Publik Landasan Teori

18

3. Barang Publik

Lingkungan memiliki sifat sebagai barang publik yaitu barang yang jika dikonsumsi seseorang tidak akan mengurangi konsumsi untuk lainnya serta siapapun tidak bisa mencegah dalam pemanfaatannya Prasetyia, 2012. Sifat barang publik yang melekat pada lingkungan ini mengakibatkan terbengkalainya sumber daya lingkungan disebabkan ketiadaan atau kelangkaan pihak swasta ataupun individu yang mau memelihara maupun melestarikannya Suparmoko, 2015. Menurut Hyman 2010, barang publik memilik dua karakteristik, yaitu : 1 Nonrivalry in consumption, artinya bahwa jumlah tertentu dari barang publik yang dikonsumsi oleh sekelompok atau individu tidak akan mengurangi jumlah atau volume yang tersedia untuk konsumsi kelompok atau individu lainnya. 2 Nonexclusion, artinya tidak akan ada penolakan terhadap suatu pihak atau individu dalam mengkonsumsi barang publik walaupun mereka tidak bersedia membayar. Dengan kata lain semua orang berhak memanfaatkan dan menikmati lingkungan meskipun tidak bersedia membayar dalam mengkonsumsi lingkungan tersebut. Menurut Nugroho 2010, kedua karakteristik barang publik di atas menyebabkan seseorang sebagai individu tidak akan mengusahakan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan. Sedangkan menurut Prasetyia 2012, terdapat tiga masalah yang timbul dari barang publik : 1 Pemanfaatan dari barang publik yang cenderung eksploitatif atau berlebihan. 19 2 Barang publik tidak memiliki harga karena sulitnya menentukan standar harga serta dikarenakan barang publik yang tidak diperdagangkan. 3 Tidak adanya keuntungan sehingga tidak ada ataupun langka suatu pihak atau individu bersedia untuk memelihara dan melestarikannya. Teori Pigou merupakan salah satu teori barang publik yang membahas tentang penyediaan barang publik dengan pembiayaan melalui pajak yang dipungut dari masyarakat. Pigou berpendapat bahwa penyediaan barang publik harus dilakukan sampai pada suatu tingkat di mana kepuasan marginal pemanfaatan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal pajak yang dipungut untuk membiayai program pemerintah dalam menyediakan barang publik Prasetyia, 2013. Sumber : Mangkoesoebroto 1999 Gambar 2.1. Kurva Penyediaan dan Pembiayaan Barang Publik yang Optimal Pada Gambar 2.1., kurva kepuasan akan barang publik ditunjukkan oleh kurva U dengan bentuk yang menurun. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak barang publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan Kepuasan Batas Akan Barang Pemerintah Budget Pemerintah 20 marginal barang publik yang dirasakan oleh masyarakat. Sebaliknya, kurva ketidakpuasan ditunjukkan oleh kurva P dengan bentuk yang meninggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pajak yang dipungut maka semakin besar ketidakpuasan marginal barang publik yang dirasakan oleh masyarakat. Keadaan optimum ditunjukkan oleh titik E di mana kepuasan marginal barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal pajak yang dirasakan oleh masyarakat. Teori Pigou memiliki kelemahan, yaitu mendasarkan analisanya pada rasa kepuasan marginal dan rasa ketidakpuasan marginal pajak yang dirasakan masyarakat. Pada hakikatnya kepuasan dan ketidakpuasan tersebut adalah sesuatu yang bersifat ordinal sehingga tidak dapat diukur secara kuantitatif.

4. Eksternalitas