13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan ekonomi bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat dengan terpenuhinya kebutuhan dasar. Menurut Soemarwoto
1987 kebutuhan dasar terdiri atas tiga bagian yaitu kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati, kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang
manusiawi, dan derajat kebebasan untuk memilih. Pada prosesnya, pembangunan ekonomi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup sebagai sumber
daya dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Peningkatan produksi barang dan jasa dalam upaya memenuhi
kebutuhan manusia dapat menyebabkan menipisnya sumber daya alam serta terjadinya pencemaran lingkungan terutama untuk negara-negara sedang
berkembang yang baru memulai pembangunannya. Kedua dampak negatif ini akan mempengaruhi aktivitas perekonomian selanjutnya, di mana penipisan
cadangan sumber daya alam akan mengurangi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan manusia serta pencemaran lingkungan akan merusak kualitas
produktivitas, kesehatan, dan kenyamanan hidup manusia. Maka dari itu pembangunan ekonomi haruslah bersifat pembangunan yang berwawasan
lingkungan yaitu pembangunan berkelanjutan yang tidak menguras sumber daya alam dan merusak lingkungan Suparmoko, 2015.
14
Pada hakikatnya, pembangunan yang berkelanjutan ditujukan untuk mencapai pemerataan pembangunan antargenerasi masa kini maupun masa
mendatang Jaya, 2004. Fauzi 2004 menyatakan bahwa pembangunan ekonomi harus berkelanjutan didasarkan pada tiga alasan, yaitu :
1 Alasan moral. Generasi masa kini secara moral harus memperhatikan ketersediaan sumber daya alam agar tetap dapat dinikmati oleh generasi
masa mendatang dengan menggunakannya secara bijak dan tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan.
2 Alasan Ekologi. Aktivitas ekonomi harus diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang diiringi dengan pelestariannya
sehingga tidak mengancam fungsi ekologi, misalnya keaneragaman hayati.
3 Alasan Ekonomi. Kompleksitas ekonomi berkelanjutan masih menimbulkan perdebatan sehingga pengukuran keberlanjutan dari sisi
ekonomi ini hanya dibatasi pada pengukuran kesejahteraan antargenerasi intergeneration welfare maximization.
Untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, Ramly dalam Kurnianto 2008 menyatakan berdasarkan substansi Undang-undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Indonesia telah mengatur dan menetapkan :
“Pengelolaan lingkungan hidup harus berasaskan pelestarian lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan
berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan
manusia serta
kesinambungan generasi. ”
15
Menindaklanjuti undang-undang tersebut, Kementrian Lingkungan Hidup mengembangkan dua instrumen untuk memelihara keserasian dan
keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan. Kedua instrumen tersebut adalah AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan SEMDAL Studi
Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL merupakan instrumen yang menganalisis perbandingan dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi dari
suatu proyek pembangunan. Jika dampak positifnya lebih besar daripada dampak negatifnya terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar,
maka proyek pembangunan dapat diteruskan. Sebaliknya jika lebih besar dampak negatifnya, maka proyek di lokasi tersebut tidak dapat dilaksanakan. Adapun
SEMDAL merupakan instrumen yang mengukur dampak yang telah terjadi akibat
suatu kegiatan yang sudah berjalan dan mengestimasi tindakan yang harus dilakukan untuk menanggulangi dampak tersebut.
2. Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan