Biomassa dan Karbon Tersimpan

tanaman dalam menyerap CO 2 dan menyimpannya ke dalam organ-organ pohon daun, cabang, batang, dan akar.

2.7 Biomassa dan Karbon Tersimpan

Biomassa didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas Brown 1997. Biomassa vegetasi merupakan berat bahan vegetasi hidup yang terdiri dari bagian atas dan bagian bawah permukaan tanah pada suatu waktu tertentu Yuniawati, 2011. Biomassa hutan dapat digunakan untuk menduga potensi serapan karbon yang tersimpan dalam vegetasi hutan karena 50 biomassa tersusun oleh karbon Brown, 1997. Selama proses fotosintesis hutan mengabsorpsi gas CO 2 dari atmosfer dan kemudian menyimpannya sebagai materi organik dalam bentuk biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan merupakan gambaran kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO di atmosfer melalui aktivitas fisiologinya. Pengukuran produktivitas hutan dalam sudut pandang penelitian ini relevan dengan pengukuran biomassa hutan yang menyediakan informasi penting dalam menduga besarnya potensi penyerapan CO 2 dan karbon yang tersimpan dalam tanaman pada umur tertentu Hardjana, 2008. Pengurangan CO 2 di udara oleh tanaman hidup tersebut dinamakan proses sekuentrasi C-sequentration. Proses sekuentrasi C ini terjadi untuk kelangsungan hidup tumbuhan, dimana diperlukan sinar matahari, gas asam arang CO 2 yang diserap dari udara serta air dan hara yang diserap dari dalam tanah. Melalui proses fotosintesis, CO 2 diudara diserap oleh tanaman dan diubah menjadi karbohidrat, selajutnya disebarkan ke seluruh tubuh tanaman dan akhirnya ditimbun diseluruh bagian tubuh tanaman. Dengan demikian mengukur jumlah C yang disimpan dalam tubuh tanaman hidup biomassa pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO 2 di atmosfir yang diserap oleh tanaman. Sedangkan pengukuran C yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati nekromasa secara tidak langsung menggambarkan CO 2 yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran. Oleh karena itu untuk mengetahui peran lahan dalam mengurangi gas Universitas Sumatera Utara CO 2 di atmosfir, dapat dilakukan dengan jalan mengukur jumlah C yang tersimpan dalam biomassa pohon dan tumbuhan bawah, C dalam lapisan organik dan C di dalam tanah Monde, 2009. Pengukuran biomassa sangat dibutuhkan untuk menduga besarnya jumlah karbon tersimpan di dalam hutan dan pengaruhnya terhadap siklus biogeokimia Tresnawan, 2002. Besarnya karbon tersimpan mencapai 50 dari nilai biomassanya Brown, 1997. Mengukur besarnya biomassa tersimpan di atas permukaan tanah dapat dilakukan dengan membuat plot-plot pada daerah yang akan diduga karbonnya Chave et al., 2005 dengan cara mengukur diameter tegakan setinggi dada Sujarwo Darma, 2011, serta menghitungnya dengan menggunakan persamaan allometrik ataupun dengan cara destruktif. Menurut Tresnawan Rosalina 2002, keunggulan menggunakan persamaan allometrik diantaranya dapat mempersingkat waktu pengambilan data di lapangan, tidak membutuhkan banyak sumber daya manusia, mengurangi biaya dan mengurangi kerusakan pohon. Karbon tersimpan dapat diartikan banyaknya karbon yang mampu diserap oleh tumbuhan dalam bentuk biomassa. Jumlah emisi karbon yang semakin meningkat saat ini harus diimbangi dengan jumlah penyerapannya., hal tersebut perlu dilakukan untuk mengurangi dampak dari pemanasan global dengan cara menanam pohon sebanyak-banyaknya, karena melalui proses fotosintesis pohon dapat mengubah CO 2 menjadi O 2. Dari kenyataan tersebut maka dapat diperkirakan banyak pohon yang harus ditanam pada suatu kawasan untuk mengimbangi jumlah karbon yang terbebas di udara Sujarwo, 2011. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.2 Letak dan Luas