Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian 1 Di Lapangan

Iklim 3.3.1 Curah Hujan Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah I Sampali, diperoleh data curah hujan kawasan hutan gunung Sinabung adalah rata-rata 2628,6 mm pertahunnya UML, 2001.

3.3.2 Tipe Iklim

Berdasarkan Schmidt-Ferguson, tipe iklim di kawasan hutan gunung Sinabung adalah tipe A dengan rata-rata curah hujan bulanan selama sepuluh tahun berkisar antara 139,6 sd 335,0 mm UML, 2001.

3.3.3 Vegetasi

Berdasarkan pengamatan di sekitar areal penelitian, vegetasi yang umum ditemukan yaitu dari famili Lauraceae, Fagaceae, Euphorbiaceae, Myrtaceae, Theaceae, dan Rubiaceae.

3.4. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2013 sampai bulan Maret 2013 di kawasan hutan gunung Sinabung Kabupaten Karo, Jalur Sigarang-garang. Lokasi penelitian ditetapkan dengan metode Purposive Sampling with Random Start. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representative, sedangkan metode pengambilan sampel nya dengan menggunakan metode kombinasi antara metode line transect dan metode kuadrat. 3.5. Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Di Lapangan Pengamatan dilakukan dengan menggunakan Metode Kombinasi antara Metode line transect dan Metode Kuadrat Soerianegara dan Indrawan, 1988. Lokasi penelitian dibagi tiga berdasarkan ketinggian yakni : o lokasi I : 1700 - 1800 mdpl Hutan Pegunungan Bawah o lokasi II : 1800 - 1900 mdpl Hutan Pegunungan Bawah o lokasi III : 1900 - 2000 mdpl Hutan Pegunungan Bawah Universitas Sumatera Utara Penentuan ketinggian lokasi penelitian didasarkan atas survei dan penelitian sebelumnya. Pengambilan data vegetasi dan karbon tersimpan pada masing-masing lokasi dibuat plot berukuran 10 x 10 m untuk pohon dan pole sebanyak 20 plot Lampiran 2, sehingga terdapat 60 plot pada semua lokasi penelitian. Pada setiap plot dilakukan pengamatan pada seluruh pohon yang berdiameter 20 cm dengan mengukur diameter batang setinggi dada 1,3 m, dan pole mulai dari tegakan yang berdiameter 10 sampai dengan 20 cm, mencatat jenis pohon dan pole, dan jumlah individu dari setiap jenis pohon dan pole yang dijumpai pada lokasi pengamatan. Gambaran dari tegakan hutan dilakukan dengan cara membuat diagram profil pada masing-masing lokasi dalam plot tunggal sebesar 10 x 20 m, diukur diameter pohon dan pole setinggi dada cm, tinggi bebas cabang, tinggi total m, luas proyeksi tajuk kanopi, serta digambar pada kertas milimeter bentuk tajuk tersebut. Spesimen dari seluruh individu, dikoleksi dan diberi label gantung setelah lebih dahulu mencatat ciri-ciri morfologinya, kemudian dilakukan pengawetan spesimen yaitu spesimen disusun dan dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi alkohol 70. Udara dalam kantong plastik dikeluarkan dan kantong plastik ditutup dengan lakban, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan. Faktor abiotik yang diukur meliputi suhu udara dengan Termometer, kelembaban udara dengan Higrometer, kelembaban dan pH tanah dengan Soiltester , suhu tanah dengan Soil termometer, intensitas cahaya dengan Luxmeter, dan ketinggian dengan Altimeter. Untuk pengukuran bahan organik tanah, dilakukan pengambilan sampel pada masing-masing lokasi penelitian sebanyak empat kali ulangan, kemudian dihomogenkan dan dibawa ke laboratorium Laboratorium Ilmu tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk dianalisis kandungan C, N, P, K, Al, dan Mg nya.

3.5.2 Di Laboratorium