Permasalahan Tujuan Hipotesis Manfaat Hutan

masyarakat di sekitar gunung Sinabung, selain itu jalur ini juga bukan merupakan jalur yang umum untuk mendaki gunung Sinabung. Belum lengkapnya data tentang struktur dan komposisi serta kandungan karbon tersimpannya mendorong peneliti untuk mengetahui potensi vegetasi di jalur ini.

1.2. Permasalahan

Setiap ketinggian pada hutan pegunungan memiliki variasi struktur dan komposisi yang berbeda-beda. Banyak pohon-pohon yang hanya dapat tumbuh pada ketinggian tertentu saja, dan ada pula yang dapat tumbuh hampir disetiap ketinggian. Keadaan tersebut menyebabkan penyerapan karbon di setiap ketinggian berbeda pula. Bagaimana struktur dan komposisi vegetasi serta potensi karbon tersimpan di gunung Sinabung jalur Sigarang-garang belum diketahui baik sebelum letusan maupun setelah terjadinya letusan. Daerah ini merupakan daerah yang mengalami dampak letusan pada bulan Agustus 2010 yang mengakibatkan rusaknya sebagian vegetasi yang ada.

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui a. Struktur dan komposisi vegetasi pada setiap ketinggian di hutan gunung Sinabung jalur Sigarang-garang b. Potensi karbon tersimpan di hutan gunung Sinabung di jalur Sigarang- garang

1.4. Hipotesis

Kawasan Hutan gunung Sinabung Kabupaten Karo memiliki variasi struktur vegetasi dan cadangan karbon tersimpan yang cukup tinggi pada setiap ketinggian yang berbeda-beda.

1.5. Manfaat

Sebagai informasi bagi instansi terkait dan peneliti selanjutnya tentang struktur vegetasi dan cadangan karbon tersimpan pada tegakan hutan di kawasan Universitas Sumatera Utara gunung Sinabung Kabupaten Karo dan sebagai data awal proses regenerasi pasca letusan tahun 2010 dalam rangka pengembangan dan pengelolaannya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan

Hutan adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, termasuk juga tumbuhan kecil lainnya seperti, lumut, semak belukar, herba dan paku-pakuan. Pohon merupakan bagian yang dominan diantara tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan. Sesuai letak dan kondisi suatu hutan terdapat perbedaan jenis dan komposisi pohon pada hutan tersebut. Sebagai contoh adalah hutan di daerah tropis memiliki jenis dan komposisi pohon yang berbeda dibandingkan dengan hutan pada daerah temperate Rahman, 1992. Hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang klimaks. Tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalam hutan ini tidak pernah menggugurkan daunnya secara serentak, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang sedang berbunga, ada yang sedang berbuah, ada yang dalam perkecambahan atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakuan masing-masing jenis tumbuh- tumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis memiliki vegetasi yang khas daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim panas, curah hujan cukup banyak serta tersebar secara merata Irwan, 1992. Hutan-hutan Indonesia menyimpan jumlah karbon yang sangat besar. Menurut Food and Agriculture Organization 2006 jumlah total vegetasi hutan Indonesia meningkat lebih dari 14 miliar ton biomassa, jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia dan setara dengan 20 biomassa di seluruh hutan tropis di Afrika. Jumlah biomassa ini secara kasar menyimpan 3,5 milliar ton karbon Forest Watch Indonesia, 2003. Selanjutnya Departemen Kehutanan 2010 menyatakan bahwa dari 104 jenis pohon di Indonesia, baru 11 jenis pohon yang sudah diketahui cadangan karbonnya. Saat ini sumber data yang komprehensif tentang cadangan karbon di berbagai tipe ekosistem hutan dan penggunaan lahan lain masih terbatas. Universitas Sumatera Utara

2.2 Zonasi Elevasi Hutan Pegunungan