Teori fungsi oleh Durkheim Teori merton oleh K. Merton Teori labelling oleh Edwin M. Lement Teori konflik oleh Karl Marx Kerangka Pemikiran

21

a. Teori fungsi oleh Durkheim

Menurut teori fungsi, bahwa keseragaman dalam kesadaran moral semua warga masyarakat tidak mungkin ada, karena setiap individu berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu, orang yang berwatak jahat akan selalu ada di lapisan masyarakat manapun. Bahkan menurut Durkheim kejahatan perlu bagi masyarakat, sebab dengan adanya kejahatan maka moralitas dan hukum akan berkembang secara normal. Dengan demikian perilaku menyimpang memiliki fungsi yang positif.

b. Teori merton oleh K. Merton

Menurut teori merton, bahwa struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis sesuai dengan norma melainkan juga menghasilkan perilaku yang menyimpang. Struktur sosial dapat menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial dan juga menghasilkan anomie yaitu pudarnya kaidah.

c. Teori labelling oleh Edwin M. Lement

Menurut teori labelling, bahwa seseorang menjadi menyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepada dirinya. Labelling adalah pemberian nama atau konotasi buruk, misalnya si pemabuk, si pembolos, si perokok, sehingga meskipun ia tidak lagi melakukan penyimpangan tetap diberi gelar sebutan pelaku menyimpang. Dari hal tersebut ia akan tetap melakukan penyimpangan karena terlanjur dicap oleh masyarakat.

d. Teori konflik oleh Karl Marx

Menurut teori konflik, bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok-kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan sendiri. Hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana mencerminkan kepentingan mereka. Orang miskin yang melakukan pelanggaran Universitas Sumatera Utara 22 dihukum sedangkan pengusaha besar yang melakukan pelanggaran tidak dibawa ke pengadilan. Demikian menurut pendapat Karl Marx.

e. Teori pergaulan berbeda oleh Edwin H. Sutherland.

Menurut teori pergaulan berbeda, bahwa penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan kelompok yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya cultural transmission. Melalui proses tersebut seseorang mempelajari penyimpangan, maka lamakelamaan ia pun akan tertarik dan mengikuti pola perilaku yang menyimpang tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori pergaulan berbeda oleh Edwin H. Sutherland bahwa penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan kelompok yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya cultural transmission. Melalui proses tersebut seseorang mempelajari penyimpangan, maka lamakelamaan ia pun akan tertarik dan mengikuti pola perilaku yang menyimpang tersebut. Sama halnya remaja di Kampung Kubur yang dipengaruhi oleh salah satu faktor lingkungan serta faktor pergaulan yang sangat bebas. Sehingga remaja Kampung Kubur memiliki perilaku menyimpang, salah satunya penggunaan narkoba, perjudian, dan pekerja seks komersial.

2.4.4 Sifat- Sifat Perilaku Menyimpang

a. Penyimpangan positif Penyimpangan positif dalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif. Contoh: Seorang ibu rumah tangga dengan terpaksa harus menjadi sopir taksi karena desakan ekonomi. Universitas Sumatera Utara 23 b. Penyimpangan negatif Penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk. Contoh: Pembunuhan dan pemerkosaan. 2.4.5 Bentuk- Bentuk Perilaku Menyimpang 2.4.5.1 Penyimpangan Primer dan Sekunder a. Penyimpangan primer Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang. Ciri-ciri penyimpangan primer, antar lain: a Bersifat sementara b Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang. c Masyarakat masih metolelir atau menerima Contoh: Siswa yang membolos atau menyontek pada saat ujian dan pelanggaran peraturan lalu lintas. b. Penyimpangan sekunder Penyimpangan sekunder adalah perbuatan yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang. Ciri-ciri penyimpangan skunder, antara lain: a Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang b Masyarakat tidak bisa mentolelir perilaku yang menyimpang tersebut. Contoh: Pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan. Universitas Sumatera Utara 24 c. Penyimpangan individu Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contoh: Pekerja seks komersial d. Penyimpangan kelompok Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma- norma masyarakat yang berlaku. Contoh: Geng kejahatan atau mafia e. Penyimpangan situasional Penyimpangan situasional adalah suatu penyimpangan yang dipengaruhi bermacam-macam kekuatan atau sosial diluar individu dan memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang. Contoh: Seorang Ibu terpaksa membiarkan anaknya terjun ke dunia prostitusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. f. Penyimpangan sistematik Penyimpangan sistematik adalah suatu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Contoh: Kelompok teroris atau jaringan Alkaida, jaringan ini termasuk kelompok yang melakukan penyimpangan sosial yang terorganisir dan sistematis. Universitas Sumatera Utara 25

2.4.6 Faktor- Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Pada Remaja 1. Faktor Internal

Yang dimaksud faktor internal adalah faktor yang datangnya dari tubuh manusia itu sendiri tanpa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Adapun faktor internal yang mempengaruhi perilaku menyimpang adalah : a. Faktor Usia Faktor usia ini mempunyai pengaruh dalam kenakalan anak. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, bahwa anak yang berumur 18-19 tahun paling sering melakukan pencurian. b. Faktor Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi atau memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Mereka ini sering berbuat kenakalan karena tidak dapat memperhitungkan akibat-akibat perbuatannya, lagi tak dapat bersaing sehingga berbuat kenakalan. c. Pandangan atau Keyakinan yang Keliru Banyak remaja yang mempunyai keyakinan yang keliru dan menganggap enteng akan hal-hal yang membahayakan, sehingga mengabaikan pendapat orang lain, mengganggap dirinya pasti dapat mengatasi bahaya itu, atau merasa yakin bahwa pendapatnya sendirilah yang benar, akibatnya mereka dapat terjerumus ke dalam tindakan kenakalan remaja.

2. Faktor Eksternal

Suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi, yaitu bahwa setiap individu atau anak pasti mempunyai masalah, makin dewasa dan makin bertambahnya pengalaman anak, maka semakin kompleks pula masalah yang dihadapinya, baik ringan maupun Universitas Sumatera Utara 26 berat. Termasuk masalah tingkat kenakalan anak, hal ini banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor internal seperti yang dijelaskan di atas dan faktor eksternal yang akan dibahas di bawah ini. a. Keluarga Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga sehingga mencari kesenangan di luar rumah. Misalnya minum obat-obatan terlarang di kalangan remaja. b. Kondisi Sosial Ekonomi Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya bisa melakukan tindakan menyimpang apabila tidak kuat imannya. Contoh: perbuatan korupsi, mencuri, atau merampok. c. Teman Sebaya Kelompok bermain atau yang sering disebut teman sebaya peer groups memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Teman sebaya berfungsi memberikan informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Sebagai contoh: dalam sebuah studi, hubungan teman sebaya yang buruk pada masa kanak-kanak berhubungan dengan di keluarkannya si anak dari sekolah dan perilaku buruk selama masa remaja anak tersebut. Sebaliknya, dalam sebuah studi yang lain hubungan teman sebaya yang harmonis pada masa remaja dihubungkan dengan kesehatan mental yang positif pada usia paruh baya. Kontribusi sebuah persahabatan pada status teman sebaya memberikan banyak manfaat. Antara lain manfaat pertemanan, dalam persahabatan memberikan anak seorang teman yang akrab yang bersedia untuk menghabiskan waktu dan bergabung dalam aktivitas kolaboratif. Selain itu juga, seorang sahabat dapat memberikan bantuan Universitas Sumatera Utara 27 kapanpun dibutuhkan, sahabat dapat memberikan dukungan sosial, dapat memberikan suatu hubungan yang hangat, penuh kepercayaan, sehingga timbul rasa nyaman dan adanya keterbukaan untuk berbagi informasi pribadi. Namun ada hal yang perlu diperhatikan perihal yang tidak menguntungkan dari persahabatan teman sebaya. Karena teman sebaya memiliki peran yang dominan, pengaruh apapun baik positif maupun negatif akan direspon anak sebagai bentuk dukungan atas nama solidaritas teman sebaya. Pengaruh inilah yang menyebabkan anak terjerumus melakukan perilaku menyimpang. d. Pengaruh Lingkungan Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya atau teman sepermainannya, begitu juga peran media massa sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku. Singgih D. Gunarsa membagi kenakalan remaja itu menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosiasi, karena tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum yaitu: a. Membohong, memutarbalikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutupi kesalahan. b. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah. c. Kabur, meninggalkan rumah tanpa izin orang tua atau menentang keinginan orang tua. Universitas Sumatera Utara 28 d. Keluyuran, pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan dan mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif. e. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah terangsang untuk menggunakannya, seperti pisau, silet dan lain-lain. f. Bergaul dengan teman yang mempengaruh buruk, sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal. g. Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan, sehingga mudah timbul tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab amoral dan asosial. h. Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan mempergunakan bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh seolah-olah menggambarkan kurang perhatian dan pendidikan dari orang dewasa. i. Secara berkelompok makan dirumah makan, tanpa membayar atau naik bis tanpa membeli karcis. j. Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya. k. Berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras sehingga merusak dirinya maupun orang lain. 2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku dengan perbuatan melanggar hukum bilamana dilakukan oleh orang dewasa yaitu: a. Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang. b. Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan: pencopetan, perampasan, dan pejambretan. c. Penggelapan barang. d. Penipuan dan pemalsuan. Universitas Sumatera Utara 29 e. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan film porno, serta pemerkosaan. f. Tindakan-tindakan anti sosial, perbuatan yang merugikan milik orang lain. g. Percobaan pembunuhan. h. Pengguguran kandungan Gunarsa, 2003: 20. Dalam penelitian ini, kenakalan remaja yang terjadi di Kampung Kubur termasuk kenakalan yang bersifat amoral dan asosiasi, diantaranya bergaul dengan teman yang berpengaruh buruk sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar- benar kriminal. Serta turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya. Tidak hanya itu, kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang- undang dan hukum yang berlaku juga terjadi di Kampung Kubur, diantaranya perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang.

2.4.7 Dampak Perilaku Menyimpang Remaja

Perilaku menyimpang pada remaja memiliki dampak yang besar bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. 1. Dampak bagi diri sendiri a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderita kejiwaan serta tekanan mental terhadap diri sendiri karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau di jauhi dari pergaulan b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan. c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan diri sendiri. Universitas Sumatera Utara 30 2. Dampak bagi orang lain a. Mengganggu keamanan, ketertiban lalu ketidakharmonisan dalam masyarakat. b. Merusak tatanan nilai, norma, kemudian berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat. c. Mengundang beban sosial, psikologis, serta ekonomi bagi keluarga. d. Merusak unsur- unsur budaya serta unsur- unsur lain yang mengelola perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.

2.5 Kerangka Pemikiran

Masyarakat modern yang serba kompleks sebagai produk kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi dan urbanisasi memunculkan banyak masalah sosial. Yang berdampak pada perkembangan remaja saat ini. Perkembangan pada masa remaja tidak hanya terjadi pada faktor usia, intelijensia dan pandangan atau keyakinan yang keliru tetapi juga dipengaruhi oleh faktor dari luar, seperti keluarga, kondisi sosial ekonomi, teman sebaya, lingkungan. Hal inilah yang mendasari terjadinya pengaruh pada perkembangan moralitas remaja akan berperilaku negatif. Tingkah laku yang bermoral artinya tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai, tata cara atau adat yang berlaku dalam nilai tercapai pada tahap berpikir abstrak, maka pemikiran terhadap suatu masalah tidak lagi terikat pada waktu, tempat, dan situasi, melainkan menjalar ke tata cara dan hidup mereka. Pemikiran yang diarahkan terhadap moralitas menyebabkan moralitas dijadikan objek. Dengan demikian moralitas yang semula merupakan bagian dari diri mereka, dilepaskan dan dijadikan objek pemikiran mereka. Dilepaskannya moralitas tersebut Universitas Sumatera Utara 31 menjadi pangkal kekosongan, kehampaan, dan hilangnya arah dalam bertingkah laku pada remaja. Perkembangan moral merupakan salah satu segi yang penting dalam membentuk identitas diri, membentuk dan menyusun sifat-sifat yang tetap dalam segala perkembangan dan perubahan. Banyak hal yang mendukung perkembangan moral bagi remaja antara lain adalah proses kemampuan untuk menentukan suatu peran dalam masyarakat. Kemampuan berperan sosial memungkinkan remaja untuk menilai berbagai situasi sosial dari berbagai sudut pandang. Perkembangan moral yang tidak sempurna maka akan melahirkan sikap atau perilaku yang menyimpang dikalangan remaja. Dampak perilaku menyimpang pada remaja adanya gangguan terhadap psikologis, hancurnya masa depan, dapat mencelakakan dirinya sendiri, jauh dari keimanan, dan dampak perilaku menyimpang bagi orang lain seperti mengganggu keamanan masyarakat, merusak nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat, menjadi beban sosial dalam keluarga, dan merusak unsur- unsur budaya di masyarakat. Universitas Sumatera Utara 32 Bagan 1 Bagan Alur Kerangka Pemikiran Remaja Faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang Faktor Internal: • Faktor Usia • Intelijensia • Pandangan atau Keyakinan yang keliru Faktor Eksternal: • Keluarga • Kondisi sosial ekonomi • Teman Sebaya • Lingkungan Dampak perilaku menyimpang • Adanya gangguan terhadap psikologis • Hancurnya masa depan • Dapat mencelakakan dirinya sendiri • Jauh dari keimanan • Mengganggu keamanan masyarakat • Merusak nilai, dan norma yang ada di dalam masyarakat • Menjadi beban sosial dalam keluarga • Merusak unsur- unsur budaya di masyarakat Universitas Sumatera Utara 33

2.6 Definisi Konsep