Faktor Eksternal Faktor- Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Pada Remaja 1. Faktor Internal

25

2.4.6 Faktor- Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Pada Remaja 1. Faktor Internal

Yang dimaksud faktor internal adalah faktor yang datangnya dari tubuh manusia itu sendiri tanpa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Adapun faktor internal yang mempengaruhi perilaku menyimpang adalah : a. Faktor Usia Faktor usia ini mempunyai pengaruh dalam kenakalan anak. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, bahwa anak yang berumur 18-19 tahun paling sering melakukan pencurian. b. Faktor Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi atau memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Mereka ini sering berbuat kenakalan karena tidak dapat memperhitungkan akibat-akibat perbuatannya, lagi tak dapat bersaing sehingga berbuat kenakalan. c. Pandangan atau Keyakinan yang Keliru Banyak remaja yang mempunyai keyakinan yang keliru dan menganggap enteng akan hal-hal yang membahayakan, sehingga mengabaikan pendapat orang lain, mengganggap dirinya pasti dapat mengatasi bahaya itu, atau merasa yakin bahwa pendapatnya sendirilah yang benar, akibatnya mereka dapat terjerumus ke dalam tindakan kenakalan remaja.

2. Faktor Eksternal

Suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi, yaitu bahwa setiap individu atau anak pasti mempunyai masalah, makin dewasa dan makin bertambahnya pengalaman anak, maka semakin kompleks pula masalah yang dihadapinya, baik ringan maupun Universitas Sumatera Utara 26 berat. Termasuk masalah tingkat kenakalan anak, hal ini banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor internal seperti yang dijelaskan di atas dan faktor eksternal yang akan dibahas di bawah ini. a. Keluarga Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga sehingga mencari kesenangan di luar rumah. Misalnya minum obat-obatan terlarang di kalangan remaja. b. Kondisi Sosial Ekonomi Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya bisa melakukan tindakan menyimpang apabila tidak kuat imannya. Contoh: perbuatan korupsi, mencuri, atau merampok. c. Teman Sebaya Kelompok bermain atau yang sering disebut teman sebaya peer groups memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Teman sebaya berfungsi memberikan informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga. Sebagai contoh: dalam sebuah studi, hubungan teman sebaya yang buruk pada masa kanak-kanak berhubungan dengan di keluarkannya si anak dari sekolah dan perilaku buruk selama masa remaja anak tersebut. Sebaliknya, dalam sebuah studi yang lain hubungan teman sebaya yang harmonis pada masa remaja dihubungkan dengan kesehatan mental yang positif pada usia paruh baya. Kontribusi sebuah persahabatan pada status teman sebaya memberikan banyak manfaat. Antara lain manfaat pertemanan, dalam persahabatan memberikan anak seorang teman yang akrab yang bersedia untuk menghabiskan waktu dan bergabung dalam aktivitas kolaboratif. Selain itu juga, seorang sahabat dapat memberikan bantuan Universitas Sumatera Utara 27 kapanpun dibutuhkan, sahabat dapat memberikan dukungan sosial, dapat memberikan suatu hubungan yang hangat, penuh kepercayaan, sehingga timbul rasa nyaman dan adanya keterbukaan untuk berbagi informasi pribadi. Namun ada hal yang perlu diperhatikan perihal yang tidak menguntungkan dari persahabatan teman sebaya. Karena teman sebaya memiliki peran yang dominan, pengaruh apapun baik positif maupun negatif akan direspon anak sebagai bentuk dukungan atas nama solidaritas teman sebaya. Pengaruh inilah yang menyebabkan anak terjerumus melakukan perilaku menyimpang. d. Pengaruh Lingkungan Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya atau teman sepermainannya, begitu juga peran media massa sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku. Singgih D. Gunarsa membagi kenakalan remaja itu menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. Kenakalan yang bersifat amoral dan asosiasi, karena tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum yaitu: a. Membohong, memutarbalikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutupi kesalahan. b. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah. c. Kabur, meninggalkan rumah tanpa izin orang tua atau menentang keinginan orang tua. Universitas Sumatera Utara 28 d. Keluyuran, pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan dan mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif. e. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah terangsang untuk menggunakannya, seperti pisau, silet dan lain-lain. f. Bergaul dengan teman yang mempengaruh buruk, sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal. g. Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan, sehingga mudah timbul tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab amoral dan asosial. h. Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan mempergunakan bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh seolah-olah menggambarkan kurang perhatian dan pendidikan dari orang dewasa. i. Secara berkelompok makan dirumah makan, tanpa membayar atau naik bis tanpa membeli karcis. j. Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya. k. Berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras sehingga merusak dirinya maupun orang lain. 2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku dengan perbuatan melanggar hukum bilamana dilakukan oleh orang dewasa yaitu: a. Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang. b. Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan: pencopetan, perampasan, dan pejambretan. c. Penggelapan barang. d. Penipuan dan pemalsuan. Universitas Sumatera Utara 29 e. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan film porno, serta pemerkosaan. f. Tindakan-tindakan anti sosial, perbuatan yang merugikan milik orang lain. g. Percobaan pembunuhan. h. Pengguguran kandungan Gunarsa, 2003: 20. Dalam penelitian ini, kenakalan remaja yang terjadi di Kampung Kubur termasuk kenakalan yang bersifat amoral dan asosiasi, diantaranya bergaul dengan teman yang berpengaruh buruk sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar- benar kriminal. Serta turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya. Tidak hanya itu, kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang- undang dan hukum yang berlaku juga terjadi di Kampung Kubur, diantaranya perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang.

2.4.7 Dampak Perilaku Menyimpang Remaja