Informan Tambahan: Masyarakat Hasil Temuan

64 prostitusi. Ibu Ros mengatakan, kalau ia kurang memperhatikan kondisi dan pergaulan anak- anaknya. Sehingga anaknya tidak pernah takut terhadap sikap yang dilakukan oleh ibunya. Ibu Ros menuturkan bahwa anaknya menjadi PSK dari kemauan anaknya sendiri tanpa ada paksaan dari dirinya, serta pergaulan yang terlalu bebas dan faktor lingkungan yang sangat mendukung. “anak saya terlalu bebas untuk main diluar rumah, sehingga anak saya mengikuti jalan yang salah, ditambah lagi ekonomi saya yang gak bisa penuhi kebutuhannya, akhirnya anak saya mencari uang dengan cara seperti itu”.

5.2.6 Informan Tambahan: Masyarakat

Nama : Cahaya Tempat Tanggal lahir : Medan, 05 September 1989 Usia : 28 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : Ibu Rumah Tangga Cahaya salah satu warga masyarakat yang sudah lama tinggal di Kampung Kubur selama 28 tahun.Cahaya merupakan ibu rumah tangga. Lama menetap di Kampung Kubur sudah menjadi hal yang biasa dengan pendapat orang tentang Kampung Kubur. Cahaya sendiri berprofesi sebagai ibu rumah tangga sudah terbiasa melihat ketidakteraturan yang ada di Kampung Kubur. Banyaknya kegiatan peredaran narkoba, perjudian, PSK, sampai seringnya razia dari pihak kepolisian Universitas Sumatera Utara 65 serta kejar-kejaran di Kampung Kubur sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa terelakkan. “saya udah biasa lihat remaja- remaja disini makai narkoba, main judi, maupun PSK. Saya ngerasa gak nyaman aja karna perilaku remaja disini, karna orang itu sering buat keributan, kadang pun makai narkoba di depan umum gak ada rasa segan mereka sama warga disini”. Kondisi seperti itu tidak dapat dipungkiri kalau anak-anak sampai remaja terikut dengan kegiatan yang ada di Kampung Kubur. Baik itu sebagai kurir narkoba, pengedar narkoba, pemakai narkoba serta pemain judi sudah mereka lakukan. Melakukan upaya pencegahan dengan memarahi ataupun memberikan nasehat sudah tidak mempan lagi, sehingga kebanyakan dari mereka sudah tidak peduli lagi dengan kondisi remaja di Kampung Kubur. “udah capeklah warga disini memarahi mereka, tetap aja gak di dengar. Remaja disini banyak yang sok hebat, bandalnya keterlaluan, gak pernah menghargai orang tua disini, maunya suka- suka mereka”. Cahaya menuturkan, bahwa pola asuh orang tua yang ada disini hampir semuanya tidak memperdulikan anaknya. Dimana orang tuanya sibuk dengan pekerjaan sendiri. Karena kurangnya perhatian dari orang tua yang menjerumuskan anakanya banyak yang salah jalan, dan faktor lingkungan yang mendukung anak remaja untuk berbuat perilaku yang menyimpang seperti pemakai narkoba, perjudian, dan PSK. “yang saya lihat orang tua disini pada sibuk cari uang, jarang sekali mereka memperhatikan anak- anaknya. Makanya banyak anak remaja disini yang terpengaruh oleh kawannya ataupun karna faktor lingkungan”. Universitas Sumatera Utara 66 Banyak penilaian yang buruk terhadap masyarakat Kampung Kubur sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Masyarakat di Kampung Kubur banyak hubungan keluarga, jadi kalau ada salah satu keluarga mereka yang jadi bandar, pengedar, maupun pemakai mereka tidak mau melaporkan, itulah yang membuat susahnya untuk memberantas gembong narkoba di Kampung Kubur. “warga disini banyak hubungan keluarga, jadi kalau mau melaporkan pun masih mikir- mikir karna kasihan lihatnya kalau dipenjara, jadi warga disini banyak yang tutup mulutkalau ditanya tentang adanya kasus narkoba”. Sebagai masyarakat awam cahaya berharap kondisi Kampung Kubur berubah menjadi yang lebih baik lagi. Karena banyaknya dampak negatif yang dirasakan akibat sudah terkenalnya Kampung Kubur sebagai kampungnya narkoba. Tidak adanya kegiatan yang membangun dilakukan di Kampung Kubur menambah sederetan masalah yang ada di Kampung Kubur sehingga tidak adanya wadah yang menampung aspirasi remaja disana. “saya berharap remaja disini berbuat yang lebih baik lagi, cari kegiatan yang lebih positif yang lebih berguna dan bermanfaat. Jangan mudah terpengaruh sama kawan”. Universitas Sumatera Utara 67

5.3 AnalisisData