Strategi pengembangan kompetensi guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan

(1)

i

TANGGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

ASEP AKBARUDIN 206018200190

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011


(2)

ii

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Asep Akbarudin NIM: 206018200190

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011


(3)

iii

Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan”, telah diujikan pada sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin , tanggal 13 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Strata Satu (SI) pada Jurusan KI-Manajemen Pendidikan.


(4)

iv

“Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan” yang disusun oleh Asep Akbarudin NIM 206018200190 Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 31 Juni 2011


(5)

v Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Asep Akbarudin

Tempat/Tgl. Lahir : Sukabumi, 15 Agustus 1987

NIM : 206018200190

Jurusan/Prodi : KI-Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : “Strategi Pengembangan Kompetensi Guru Di

SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan” Dosen : Drs. Muarif SAM, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

i Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Judul Skripsi “ Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tanggerang Selatan”.

Guru merupakan pemegang tonggak keberhasilan dan mempunyai peranan penting dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Namun, pada kenyataannya masih ada beberapa guru yang tidak mempunyai kompetensi penuh dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, karena ada beberapa hambatan-hambatan yang menghalanginya. Diantaranya kemampuan guru yang tidak menunjang pelaksanaan tugas, karena kurangnya kesadaran, keinginan, dan kemauan guru untuk meningkatkan kompetensi diri. Seorang guru harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Supaya aspek yang diteliti tidak terlalu luas. maka, dalam penelitian ini hanya terfokus pada kompetensi pedagogik guru yang meliputi kemampuan mengelola, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, pemahaman dan pengembangan peserta didik, kemampuan pemanfaatan teknologi, dan evaluasi hasil belajar.

Penelitian ini bertempat di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara pada kepala sekolah,studi dokumentasi dan penyebarkan angket sebanyak 32 item pernyataan yang di sebarkan pada guru di SMP Darussalam. Adapun populasinya terdiri dari populasi yang berjumlah 58 orang.

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah telah melakukan tiga strategi pengembangan kompetensi pedagogik guru sebagai berikut: Pertama, strategi mendorong atau memotivasi guru belajar mandiri, Kedua, strategi menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (workshop) serta memfasilitasi guru untuk mengikuti musyawarah guru mata pelajaran, Ketiga, Strategi pemanfaatan program sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah . ketiga strategi tersebut sangat efektif dalam Pengembangan meningkatkan kompetensi pedagogik guru.


(7)

ii

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan nikmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan. Sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beliau adalah penghibur dikala duka pengobat dikala luka, serta yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Kita limpahkan juga kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penulisan penelitian ini, saya mengalami hambatan dan kesulitan namun berkat bimbingan dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Drs. Muarif SAM, M.Pd, pembimbing penulis sekaligus sebagai Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan, yang telah meluangkan waktu, pikiran, arahan dan masukan-masukan dengan penuh kesabaran, dan tidak bosan-bosannya selalu membimbing penulis dalam proses penulisan skripsi ini 3. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Kependidikan Islam Manajemen

Pendidikan, yang telah sabar mendidik dan memberikan motivasi selama penulis belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Pimpinan dan seluruh Staff Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah memberikan pelayanan semaksimal mungkin, dalam membantu menyediakan fasilitas dan buku-buku

5. Kepada kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Supendi (alm) dan ibunda Rosita, yang selalu memberikan terbaik bagi ananda, dengan penuh kasih sayang, kesabaran, pengorbanan dalam mendidik ananda dari kecil hingga


(8)

iii

Muhammad Nazril Ilham yang menjadi penyemangat, penghibur, serta memberikan bantuan moril dan materil. Mudah-mudahan kita selalu mendapatkan keridhoan dari Allah SWT baik di dunia maupun akhirat

7. Drs. Asnawie Kepala Sekolah SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan yang telah menerima di sekolah tersebut serta seluruh Guru dan Staffnya yang telah membantu dan meluangkan waktunya dalam memberikan informasi-informasi berkaitan dengan skripsi ini

8. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Islam Al-Bashry, Dr. Abdullah Hasby, Ustd. Ujang, Khaidar, Hisab, Aos, Bu Papa, Euis, Aas, Yuyun, serta Ma Idah 9. Saudaraku DR. Lili, teh Nyai, Mang Dasep Rosmun, Ade Sanim, Ua Hada,

Encoh, Encah, A Hendra, Ekiw, Andi Qmaha, Aan Photocopy, yang telah memberikan semangatnya, “ketika saya pulang”.

10. Teman-teman sekelas, Dani, Qori, Feri, Om Siraj, Wahyu, Muklis, Imam, De Mina, Husna, Rina, Lilis, Erma, Fifi, Nova. Yang telah menjadi teman seperjuangan dalam menuntut ilmu

11. Dan semuanya yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung, penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis bertawakal, semoga jasa mereka semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan amal kebaikannya diterima Allah SWT. Besar harapan penulis semoga karya ilmiyah sederhana ini memeberikan manfaat bagi yang meluangkan waktunya untuk membaca.

Jakarta, 30 Mei 2011


(9)

iv

ABSTAK ... I

KATAPENGANTAR ... II

DAFTARISI ... IV

DAFTARTABEL ... VI

DAFTARLAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Pedagogik Guru 1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru ... 9

2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik Guru ... ………. 13

B. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru 1. Urgensi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru ... 19

2. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru... 22

3. Kerangka Berpikir……….24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 27

B. Tempat Dan Waktu ... 27

C. Metode Penelitian ... 28

D. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 29


(10)

v

2. Profil Siswa ... 35

3. Profil Guru ... 37

B. Deskripsi, Analisis Dan Interpretasi Data ... 39

C. Pembahasan Hasil Penelitian………..64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(11)

vi

2. Tabel 3.1. Jenis Kegiatan ... 27

3. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket Untuk Guru ... 30

4. Tabel 3.4. Skala Prosentasi ... 33

5. Tabel 4.1. Data Siswa Dalam 4 (Empat) Tahun Terakhir ... 36

6. Tabel 4.1. Analisis Kemampun Guru Menyusun Program Tahunan ... 43

7. Tabel 4.2. Analisis Kemampun Guru Menyusun Program Semester ... 44

8. Tabel 4.3. Analisis Kemampun Guru Menyusun Silabus... 44

9. Tabel 4.4. Analisis Kemampun Guru Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 44

10. Tabel 4.5. Analisis Pelaksaan Guru Dalam Menguasai Kelas ... 46

11. Tabel 4.6 Analisis Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran ... 46

12. Tabel 4.7 Analisis Guru Dalam Menguasai Pokok Bahasan ... 47

13. Tabel 4.8 Analisis Pelaksanaan Guru Sebelum Mengadakan Pembelajaran ... 47

14. Tabel 4.9 Analisis Perhatian Guru Dalam Mengetahui Karakter Anak Didik ... 48

15. Tabel 4.10 Analisis Pembelajaran Guru Terhadap Siswa Yang Kesulitan Dalam Belajar ... 49

16. Tabel 4.11 Analisis Perhatian Guru Kepada Setiap Siswa ... 50

17. Tabel 4.12 Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Guru Dalam Menggunakan Metode Variatif ... 50

18. Tabel 4.13 Analisis Kesuksesan Pembelajaran Guru Dengan Menggunakan Bantuan Komputer ... 50

19. Tabel 4.14 Analisis Guru Menjadikan Internet Sebagai Sumber Belajar . 51 20. Tabel 4.15 Analisis Kemampuan Guru Dalam Melakukan Refleksi Seusai Pembelajaran ... 52

21. Tabel 4.16 Analisis Kemampuan Guru Dalam Memberikan Penilaian Terhadap Siswa... 52


(12)

vii

Kepada Siswa ... 53

24. Tabel 4.19 Analisis Pembelajaran Sumber Media Guru Dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogiknya ... 54

25. Tabel 4.20 Analisis Penyelenggaraan Yang Dilakukan Diluar Sekolah .. 55

26. Tabel 4.21 Analisis Kesempatan Guru Dalam Mengikuti Pelatihan Kompetensi Pedogogik ... 56

27. Tabel 4.22 Analisis Pelaksanaan Pelatihan Yang Dilakukan Kepada Sekolah Setiap Semester ... 57

28. Tabel 4.23 Analisis Pelaksanaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ... 57

29. Tabel 4.24 Analisis Pelaksanaan Penyusunan Program Tahunan ... 58

30. Tabel 4.25 Analisis Penyususnan Program Semester ... 59

31. Tabel 4.26 Analisis Evaluasi Program Tahunan... 59

32. Tabel 4.27 Analisis Evaluasi Program Semester ... 60

33. Tabel 4.28 Analisis Pengawasan Supervisi Pendidik ... 61

34. Tabel 4.29 Analisis Pembinaan Guru Oleh Pengawas ... 61

35. Tabel 4.30 Analisis Persiapan Sertifikasi Guru ... 62

36. Tabel 4.31 Analisis Pelaksanaan MGMP ... 62

37. Tabel 4.32 Analisis Pelaksanaan MGMP Yang Difasilitasi Pengawas .... 63

38. Tabel 7.1 Data Jumlah Skor... 65

39. Tabel 7.2 Data Nilai Rata-Rata Skor ... 66


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pilar utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menempati posisi strategis dalam pembukaan UUD 1945. Dalam pendidikan formal di sekolah, guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan, ini disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Oleh sebab itu, pemerintah telah merancang dan menetapkan standar kompetensi, kualifikasi dan sertifikasi guru sebagai usaha untuk menghasilkan guru yang profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya. Dapat diidentifikasi beberapa karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional. Sebagai berikut: (1) mampu mengembangkan tanggungjawab dengan baik, (2) mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, (3)


(14)

mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah, (4) mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas.1

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen, dikemukakan bahwa: kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.(d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan tugas.(e)memilki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.(g)memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.(h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.2

Selanjutnya Dalam Undang-undang yang sama dijelaskan pula bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik tersebut diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kompotensi guru sebagaimana dimaksudkan diatas meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sedangkan sertifikasi pendidik yaitu diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

Dari uraian di atas bahwa menjadi seorang guru hendaknya memiliki bakat, minat, kemauan keras, panggilan jiwa dan idealisme sehingga dapat

1

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-7, hlm. 38.

2


(15)

meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah juga telah mengatur dalam UUD Guru dan Dosen untuk terciptanya guru yang berkompeten.

Gary dan Margaret, sebagaimana dikutip oleh Mulyasa mengemukakan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara profesional memilki karakteristik sebagai berikut: (1) memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif, (2) kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, (3) memiliki kemampuan memberikan umpan balik (fedback) dan penguatan (reinforcement), dan (4) memiliki kemampuan untuk peningkatan diri.3

Dari keempat karakteristik guru tersebut sangat jelas, menjadi guru bukan sekedar menyampaikan materi tetapi harus mampu mengembangkan materi dalam realitas kehidupan serta memiliki strategi dalam meningatkan kualitas peserta didik. Dengan demikian menjadi seorang guru harus terus-menerus meningkatkan kualitas diri, karena aktivitas seorang guru mengajar dan melakukan proses pembelajaran yang baik. Adapaun kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif, meliputi: kemampuan interpesonal untuk menunjukan empati dan penghargaan kepada peserta didik, hubungan baik dengan peserta didik dengan tulus, menunjukan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar, menciptakan iklim untuk tumbuhnya kerjasama, melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan pembelajaran, mendengarkan dan menghargai peserta didik untuk berbicara dalam setiap diskusi, dan meminimalkan setiap permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, berkaitan dengan kemampuan untuk menghadapi dan menangani peserta didik yang bermasalah, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam pembelajaran, serta kemampuan bertanya yang memerlukan tingkat berfikir yang berbeda untuk semua peserta didik.

3

Mulyasa .E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) Cet ke-3, hlm. 21.


(16)

kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement) antara lain: memberikan umpan balik yang sifatnya membantu terhadap peserta didik yang lamban belajar, memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan. Dan kemampuan untuk peningkatan diri, antara lain: menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, kreatif, memperluas dan menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran yang relevan.

Berdasarkan uraian di atas, setidaknya ada dua kategori kompetensi yang harus dimiliki oleh guru: (1) kompetensi profesional yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan menilai tugas guru, yang meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, dan (2) kompetensi personal, yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial, dan spiritual.

Untuk menjadi seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal kemampuan yaitu sebagai berikut:

1. Komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya;

2. Menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarnya kepada peserta didik;

3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi;

4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya;

5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya (Supriadi 1998).4

Dengan adanya tuntutan tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen. Lahirnya undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

4


(17)

Dosen mengharuskan semua pendidik menguasai empat kompetensi. Yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional.

Upaya Pengembangan kompetensi guru telah banyak dilakukan, namun pada kenyataan dan pelaksanaannya masih dihadapkan pada berbagai kendala, baik di lingkungan Depdiknas misalnya, adanya gejala kurang keseriusannya dalam menangani permasalahan pendidikan, seperti juga dalam menangani masalah guru. Gejala tersebut antara lain adanya ketidaksinambungan antara program peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas guru yang ditangani oleh berbagai direktorat di lingkungan depdiknas; minimnya fokus dalam peningkatan kualitas guru, serta minimnya penanganan yang dilakukan oleh para ahli. Sehingga tidak menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous Quality improvement).

Kebanyakan guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/200, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian, dan melakukan pengabdian masyarakat. Sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94 (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta). Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukan dari sekitar 1,2 juta SD/MI, hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D-2. Selain itiu, dari sekitar 680.000 guru SMP/MTS baru 38,8% yang berpendidikan diploma D-3 samapai kependidikan ke atas. Dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki kependidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S-2 ke atas (3,48% berpendidikan S-3).5

5 Jamal Ma’mur asmani.,

7 Tip Cerdas & Efektif Lulus Sertifikasi Guru, (Jogjakarta : Diva Press, 2009), hlm. 118.


(18)

Kondisi guru di atas sangat memprihatinkan. maka, tidak ada jalan lain kecuali memacu semangat belajar guru untuk terus meningkatkan kompetensinya, melalui kuliah, banyak membaca, menulis, berdiskusi, berorganisasi, dan mengembangkan jaringan ke luar. Salah satunya dengan cara mengikutsertakan program pendidikan dan pelatihan serta kegiatan lainnya. karena jika tidak, semua upaya tersebut tidak akan membawa hasil tanpa ada niat yang kuat dari guru tersebut. Sebab, tanggungjawab dalam mengembangkan kualitas dan kompetensi pada dasarnya merupakan tuntutan kebutuhan pribadi guru itu sendiri, tanggungjawab meningkatkan dan mengembangkan kompetensi tidak dapat dilakukan oleh orang lain kecuali oleh guru itu sendiri.6

Pada kenyataanya di sekolah masih ada masalah-masalah sebagai berikut: (1) belum seluruh guru berkualifikasi S-1 atau D-4. (2) masih ada guru mengajar mata pelajaran yang tidak relevan dengan ijazahnya (missmach). (3) masih ada guru yang kurang mampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penelitian tindakan kelas, dan publikasi ilmiah. (4) para guru cenderung mengajar menggunakan metode ceramah, karena masih kurang menguasai alat informasi dan teknologi (5) masih ada guru yang kurang memperhatikan kualitas peserta didik. Fenomena ini ditemukan diberbagai sekolah termasuk di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.

Hasil wawancara dan data yang terdapat di bagian administrasi di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tanggerang Selatan yaitu mempunyai jumlah guru sebanyak 58 orang, yang mempunyai kompetensi kualifikasi akademik S-1 sebanyak 45 orang, S-2 sebanyak delapan orang dan dalam proses S-1 sebanyak lima orang. Dari keseluruhan guru yang ada di sekolah tersebut masih ada guru yang mengajar tidak relevan dengan ijazahnya (missmach).7

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik menuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul :“STRATEGI PENGEMBANGAN

6

Moh. Uzer Usman, menjadi guru…, hlm. 3. 7


(19)

KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS CIPUTAT TANGERANG SELATAN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah di atas yaitu belum efektifitasnya usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan maka, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Masih adanya guru yang tidak berkualifikasi akademik Sarjana Satu (S1), dan guru yang mengajar mata pelajaran tidak sesuai dengan Ijazahnya 2. Masih ada guru yang mengajar tidak sesuai dengan kualifikasi akademik

(missmach).

3. Masih ada guru yang kurang mampu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang benar.

4. Para guru cenderung mengajar dengan menggunakan metode ceramah. 5. Masih ada guru yang belum mempunyai kompetensi pedagogik secara

utuh.

6. Minimnya program pengembangan kompetensi pedagogik guru yang di lakukan oleh Kepala Sekolah .

C. Pembatasan Masalah

Dengan ini penulis berupaya menjelaskan masalah yang dibahas hanya terfokus pada: Pengembangan kompetensi Pedagogik Guru dan Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis


(20)

2. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan nilai guna bagi:

1. SMP Darussalam, sebagai bahan rujukan untuk mengadakan pengembangan kompetensi pedagogik guru;

2. Guru, sebagai kajian/referensi dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan kompetensi pedagogik.

3. Penulis, sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar S-1(Strata Satu) Jurusan Kependidikan Islam, Prodi. Manajaemen Pendidikan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(21)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Pedagogik Guru

1. Pengertian kompetensi Pedagogik guru

Teori landasan terbentuknya kompetensi seseorang adalah teori medan yang dirintis oleh Kurt Lewin. Perhatian dalam teori ini adalah masalah persepsi, belajar, dan berfikir.8

Teori Kurt Lewin mengidentifikasikan bahwa kompetensi seseorang turut dibentuk oleh faktor pengetahuan yang diperoleh melalui informasi. Dengan informasi yang diperoleh seseorang, akan bertambah pengetahuan yang akhirnya terbentuk kompetensi dirinya.

Merujuk pada teori di atas, berarti semua orang memiliki kompetensi pada dirinya, baik kompetensi belajar, menghafal dan berpikir, begitu juga dengan guru. Menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Dari keempat kompetensi tersebut ada salah satu yang harus jadi perhatian yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi tersebut dimiliki guru ketika mau belajar dan mengembangkan dirinya secara terus menerus sesuai dengan perkembangan tekhnologi.

8

Hamzah B. Uno , Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Ed. 1, cet. 5, hlm. 60.


(22)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa, “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki, dihayati, dan dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas profesional”.9

Jadi, dikatakan guru kompeten yaitu guru yang memiliki ketiga kompetensi tersebut yang mampu merealisasikan secara professional. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian dasar kompetensi (competency), yakni kemampuan atau kecakapan. 10

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (tugas) yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.11 Kompetensi juga menunjukan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu untuk mampu melakukan tugas dan tanggungjawab secara efektif dan meningkatkan standar kualitas professional, termasuk diantaranya kemampuan untuk mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuannya.

Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna sebagaimana yang dikutip oleh Mulyasa dari beberapa pendapat, antara lain menurut Broke and Stone, :”Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang penuh arti”. Menurut Charles (1994) mengemukakan bahwa: competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired condition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.12 Dengan demikian pengertian kompetensi dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan,

9

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang guru dan Dosen, (Jakarta, Ciputat Press, 2006) hlm. 5.

10 Asep Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta: Diva Press, 2009), cet-1, Hlm. 19

11

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakaera: Pt Rajagrafindo Persada, 2007),hlm. 86

12


(23)

keterampilan, serta kemampuan sebagai tugas seseorang tetapi merupakan penguasaan dalam diri seseorang yang mencakup perilaku rasional sebagai wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang.

Adapun kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, social, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru. Yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.13Definisi ini menunjukan bahwa tanggung jawab seorang pengajar dalam melakukan tugasnya mendidik sebagai wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.14 Senada dengan itu, PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 tentang Standar Nasional Pendidikan ayat 3 menjelaskan bahwa seorang pendidik atau pengajar harus memiliki empat kompetensi yaitu: a. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia.

c. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam SNP.

13

Mulyasa. Standar Kompetensi………Hlm. 26 14


(24)

d. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik dan masyrakat sekitar.15

Dari keempat kompetensi di atas, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Jika dilihat dari segi istilah, pedagogik sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar, membimbing, memimpin).pengertian pedagog intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan. Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan

kemudian muncullah istilah ”Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak”.

Pedagogik secara jelas memiliki kegunaan diantaranya bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik, menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang untuk mengenal diri sendiri dan perbaikan bagi diri sendiri.

Selanjutnya dalam rancangan keputusan pemerintah, sebagaimana dikutip Wina Sanjaya yang dimaksud kompetensi pedagogis adalah “kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik”16. Selanjutnya dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan

15

Peraturan Pemerintah. Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 Tentang SNP.

16 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Prenada Media Group, 2010). Cet ke-7, hlm.19


(25)

pengertian pedagogik menurut Nana Syaodih adalah “penguasaan materi atau bahan pelajaran. Penguasaan kemampuan itu berupa penguasaan isi, baik yang berasal dari disiplin ilmu, maupun dari kehidupan masyarakat.17 Pengertian ini menyatakan bahwa setiap tenaga pengajar sudah pasti memiliki kemampuan dasar yaitu kemampuan melakukan pengajaran dengan segala ruang lingkupnya meliputi interaksi dengan peserta didik, pemahaman psikologis peserta didik, perancangan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran, serta pengembangan potensi peserta didik.

Dari berbagai pengertian kompetensi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru yang berkompeten adalah guru yang memiliki kemampuan, keahlian, dan menguasai dengan baik hal-hal yang berhubungan dengan pengajaran sesuai dengan bidang yang ia tekuni sebagai seorang guru harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial, sehingga guru mampu meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab. Sedangkan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam mengelola bahan belajar mengajar dan mengelola pembelajaran peserta didik. Penguasaan materi dan mampu mengkondisikan serta mengembangkan peserta didik menjadi lebih baik.

2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik guru

Dalam proses belajar mengajar guru merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian, untuk mencapai keberhasilan tersebut, guru harus memiliki kemampuan dasar dalam kegiatan belajar mengajar dan menjalankan tugasnya sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.

Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan, seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan,penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara

17

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet- 12, hlm.193.


(26)

peserta didik dengan guru, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir a dinyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.18

Uraian di atas menjelaskan ruang lingkup kompetensi pedagogik guru, tugas dan fungsi guru bukan sekedar mengajar saja, tapi peranannya sangat besar dalam mengembangakan potensi peserta didik. Ruang lingkup kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kemampuan Mengelola Pembelajaran dan Perancangan

Pembelajaran

Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.

1) Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaraan dan harus berorientasi ke masa depan.

2) Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Pengendalian atau evaluasi, bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses manajerial terakhir ini perlu dibandingkan kinerjaa

18


(27)

aktual dengan kinerja yang telah ditetapkan (kinerja standar). Guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil langkah-langkah atau tindakan perbaikan apabila terdapat perbedaan yang signifikan atau adanya kesenjangan antara proses pembelajaran aktual di dalam kelas dengan yang telah direncanakan.

Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara aktif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen sistem pembelajaran, sebagai keseluruhan proses untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Dengan demikian, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarkannya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learninga).19

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Kegiatan tersebut akan berdampak pada proses pembelajar. Guru harus mmperhatikan ketiga kegiatan dalam merancang pembeljaran karena keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh rancangan yang dibuat oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya.

b. Pemahaman dan Pengembangan Peserta Didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif. Dari keempat terrsebut, seorang guru harus mengetahui pada diri peserta didik, sehingga guru dapat mengidentifikasi individunya. Yang

19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Prenada Media Group, 2010). Cet ke-7, hlm. 52


(28)

tujuannya akan mempermudah proses pembelajaran yang pada akhirnya guru akan bisa menyalurkan bakat, minat, dan tingkat kecerdasan peserta didik sesuai dengan kemampuannya.

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ektra kurikuler (ekskul), pengayaan dan remidial, serta bimbingan konseling (BK).

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensinya. Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan tugas-tugas utamanya, yaitu menjadi pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru yang profesional dan dapat diteladani. Semua itu merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi pedagogik guru. Kompetensi tersebut, dapat berpengaruh terhadap proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu.

c. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagaian besar disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvergensi, anti dialog, proses penjinakan, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada realita masyarakat. Dalam Rencana Peraturan Pemerintah tentang guru, bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berarti, bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antara sesama subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi. Tanpa komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati.


(29)

Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan respon terhadap praktek pendidikan anti realitas, yang menurut Freire (2003) harus diarahkan pada proses terhadap masalah. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor faktor eksternal yang datang dari lingkungan.

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan kelas agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup dua macam kegiatan yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum:

a. merencanakan tujuan;

b. mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar,

c. memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa,

d. mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagai mana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.20

Dari keempat kegiatan tersebut harus dipandang sebagai siklus yang berhubungan satu sama lain, karena akan bermuara pada usaha mengelola proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan bisa maksimal, maka pelaksanaan mutlak diperlukan dan dilaksanakan oleh seorang guru.

20 Asep Umar Fakhrudin, Menjadi Guru favorit, Pengenalan, Pemahaman dan Praktek Mewujudkannya. (Jogjakarta: Diva Press, 2009) hlm. 52


(30)

d. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-learning) dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta didik. Oleh karena itu, seyogyanya guru dibekali dengan berbagai kompetensi yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai teknologi pembelajaran. 21

Penggunaan teknologi mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu dapat membantu guru dan peserta didik secara konkrit konsep berpikir, mengurangi respon yang kurang bermanfaat, meningkatkan perhatian anak didik, dapat membuat secara riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik,

e. Evaluasi Hasil Belajar

Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi.22 Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, menggambarkan kemajuan siswa, prestasi, hasil rata-rata, dan dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Semua itu dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penialaian program.

Evaluasi hasil belajar merupakan alat untuk mengukur kemampuan peserta didik yang pada akhirnya akan dijadikan acuan untuk meningkatkan perbaikan pembelajaran selanjutnya.

21 Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Prenada Media Group, 2009), Cet ke-1, hlm.291

22 Slameto, Belajar & factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hlm.39


(31)

B. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru

1. Urgensi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru

Guru adalah figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang, kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa seorang guru yang dapat ditiru dan dijadikan suriteladan oleh orang-orang untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, agama, dan perilaku yang baik. Guru merupakan orang pertama yang memberikan pengetahuan, pengalaman, dan kebudayaan dengan cara proses pembelajaran. Sehingga pengembangan kompetensi guru dirasakan sangat penting untuk menjaga konsistensi kebudayaan dan perilaku pendidikan yang baik.

Uzer (1990), sebagaimana dikutip oleh Hamzah B. Uno ada tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.23 Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai makhluk bermain (homoludens), sebagai makhluk remaja atau berkarya (homopither), dan sebagai makhluk berpikir atau dewasa (homosapiens). Membantu peerta didik dalam mentranspormasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta didik dalam mengidentifikasikan diri peserta didik tersebut.

Kaitanya dengan pengembangan guru, dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut:

a. Pembinaan dan pengembambangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier.

23


(32)

b. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

c. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dilakukan melalui jabatan fungsional.

d. Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.24

Dari uraian di atas dapat diketahui salah satu urgensi dalam pengembangan guru adalah mengenai pengembangan kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik guru sangat penting dimiliki setiap guru karena guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru sebagai penunjang hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru harus mampu menguasai dan menggunakan teknik, metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi. Guru tidak selalu menjadi seorang transporman ilmu pengetahuan, juga harus mampu menjadi fasilitator belajar siswa.

Pengembangan Kompetensi pedagogik guru dirasakan penting karena keberhasilan pembelajaran terpusat pada diri seorang guru. Kualitas guru dalam mengajar pada hakikatnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang datang dari dalam dirinya dan dari luar dirinya. Faktor yang berasal dari dalam dirinya (faktor internal) antara lain faktor kesehatan, potensi, sikap, dan kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal) diantaranya kepemimpinan Kepala Sekolah, anak didik, dan sarana dan prasarana yang menunjang. Untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru perlu dipertimbangkan faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Bagaimanapun situasi dan kondisi yang tersedia serta pembinaan yang telah diupayakan dengan baik oleh kepala sekolah, namun jika guru tersebut tidak memiliki kemauan maka semuanya tidak akan berjalan dengan baik. Dengan adanya kemauan,

24


(33)

kecakapan, keahlian, dan kreatifitas yang dimiliki oleh seorang guru maka segala kekurangan yang ada akan menjadi pendorong baginya untuk selalu berusaha mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Dengan peningkatan kompetensi guru diharapakan akan meningkatan metode, teknik, media pembelajaran yang baik dan akan berimbas terhadap peningkatan kualitas peserta didik. Mengembangkan kompetensi pedagogik guru pada hakikatnya ialah melaksanakan prinsip belajar seumur hidup. Salah satu prinsip belajar ialah menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan setiap inividu. Belajar seseorang akan lebih berhasil kalau apa yang dipelajari sesuai dengan kebutuhanya.

Ada lima macam kebutuhan untuk mengembangkan dirinya: (1) ingin merasa diri penting, terpandang, dan berharga, (2) ingin hidup aman, sentosa, dan berkecukupan, (3) ingin memperoleh teman hidup yang tepat dan berkeluarga, (4) ingin berkelana di lapangan yang belum diketahui atau hasra ingin tahu, dan (5) dalam waktu-waktu tertentu ingin melepaskan diri dari kesulitan, bergembira, dan bermain-main (Halsey, 1983, h. 44 – 52).25 Terkait dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru, sangat dibutuhkan karena Untuk mempercepat dalam pengembangkan pendidikan terutama dalam bidang pembelajaran. Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan dan mengembangkan tenaga pendidik terutama mengembangkan kemampuan pedagogik guru yaitu kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar.

Dari uraian di atas, tujuan pendidikan dan pelatihan berhubungan erat dengan manfaat dari pendidikan dan pelatihan tersebut, dengan maksud agar tenaga pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan profesional. Adapun tujuan dari pendidikan dan pelatihan diantaranya dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembelajar. Dan juga

25

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) Cet. Kedua, hlm.119.


(34)

diharapkan dapat menumbuh kembangkan minat dan perhatian para pendidik terhadap bidang atau tugasnya masing-masing.

2. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian strategi adalah Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.26 Secara umum strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.27 Sedangkan dalam dalam dunia penndidikan strategi adalah “ a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal”28

.

Dalam UUD RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen. Lahirnya undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengharuskan semua pendidik menguasai empat kompetensi. Semuanya itu bermaksud untuk meningkatkan kompetensi guru. Ada beberapa strategi pemerintah dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru, yaitu sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi akademik, kompetensi, dan pendidikan profesi.

2. Pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai tenaga profesinal sesuai dengan prinsip profesionalitas.

3. Penyelenggaraan kebijakan strategi dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhntian guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi, maupun sertifikasi yang

26

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 2011

27

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Hlm. 5

28 Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), Hlm. 294


(35)

dilakukan sevcara merata, objektif, transparan, dan akuntabel untuk menjamin keberlangsungan pendidikan.

4. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan dan pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian profesional.

5. Peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesional.

6. Pengakuan yang sama antara guru yang bertugas pada stuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dengan guru yang bertugas pada stuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan pemerintah daerah.

7. Penguatan tanggungjawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak dan kewajiban guru sebagai pendidik profesional, dan 8. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan

kewajiban guru.29

Dari kedelapan strategi di atas, merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Semua itu dilakukan hasil pertimbangan dan evaluasi. Adanya analisis mengenai kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Maka pengembangan kompetensi guru, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, sekolah, guru, tetapi masyarakat juga harus ikut andil.

29


(36)

C. KERANGKA BERPIKIR

Pengembangan kompetensi pedagogik guru merupakan faktor yang sangat penting, karena guru merupakan salah satu unsure pendidikan yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, (tanpa menyampingkan komponen yang lain, seperti: peserta didik, orang tua, masyarakat, dll).untuk menjadi guru harus mempunyai kualifikasi akademik sesuai dengan UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mengajar sesuai dengan ijazah (kompetensi yang dimiliki), mempunyai kompetensi pedagogik secara utuh (baik), dan penguatan akademik lainnya.

Memiliki kualifikasi akademik pendidikan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin menjadi seorang tenaga pendidik, mengajar sesuai dengan ijazah yang diperoleh. Kemudian, yang harus dimiliki oleh guru adalah menguasai kompetensi pedagogik secara utuh yang meliputi kemampuan pengelolaan dan perancangan pembelajaran, pemahaman dan pengembangan peserta didik, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.

Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan sebanyak 58 orang, yang mempunyai kompetensi kualifikasi akademik S-1 sebanyak 45 orang, S-2 sebanyak delapan orang dan dalam proses S-1 sebanyak lima orang. Dari keseluruhan guru masih ada guru yang mengajar tidak sesuia dengan Ijazah, serta kompetensi pedagogik yang dimiliki masih kurang.

Dan sebagai akibatnya, siswa tidak punya konsentrasi dalam menangkap materi atau penjelasan yang diberikan oleh pendidik. Selanjutnya, guru tersebut harus mendapatkan penguatan akademik, guna menunjang kompetensi pedagogik, seperti: bagi guru yang belum mempunyai kualifikasi akademik S1, harus diberikan beasiswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Ilmu Pendidikan, kepala sekolah memberikan tugas mengajar guru sesuai kompetensinya, adanya penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan (workshop), memfasilitasi guru


(37)

mengikuti musyawarah guru mata pelajaran, dan dengan adanya program sertifikasi dari pemerintah, akan menjadi pemacu guru dalam meningkatkan kompetensinya.

Dari kondisi nyata guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, maka dapat diidentifikasi tiga problem atau masalah, diantaranya:

1. Masih ada guru yang belum berkualifikasi akademik S1 dan guru yang mengajar masih ada yang tidak sesuai dengan Ijazahnya (missmach). 2. Masih ada guru yang belum mempunyai kompetensi penuh yang

meliputi kemampuan mengelola, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, pemahaman dan perkembangan peserta didik, kemampuan pemanfaatan teknologi, dan evaluasi hasil belajara.

3. Minimnya kegiatan atau program pengembangan seperti seminar, pelatihan dan pendidikan, dan sebagainya

Dengan adanya permasalah tersebut, maka strategi yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Dalam hal pendidikan, kepala sekolah harus memberikan peluang bagi guru yang belum mempunyai kualifikasi akademik S1, supaya melanjutkan keperguruan tinggi Ilmu Pendidikan dan merumuskan kembali arah dan tujuan pembinaan kompetensi guru, agar terjadi keseimabanagan antar hak dan kewajiban sebagai tenaga pendidik. 2. Kepala sekolah harus memberikan tugas mengajar guru sesuai dengan

kompetensi yang dimilikinya. Dengan memberikan pembinaan dan pengembangan kemampuan pedagogiknya.

3. Pembinaan akademik dapat dilakukan melalui kegiatan dan penyelenggaraan seminar, MGMP, dan pelatihan serta pendidikan (workshop)

4. Pemerintah telah melakukan terobosan baru yaitu adanya sertifikasi guru yang diberikan bagi guru yang telah memenuhi persyaratan yang terkandung dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen.


(38)

26

INPUT PROSES OUTPUT IN

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

KONDISI AKTUAL GURU 1. Masih ada guru yang

belum mempunyai kualifikasi akademik S1

2. Masih ada guru yang mengajar tidak sesuai dengan Ijazah 3. Masih ada guru

belum memiliki kompetensi

pedagogik yang baik 4. Minimnya program

pengembangan guru

Problem 1. Meningkatnya

tugas guru, karena jumlah siswa bertambah 2. Efektifitas

pembelajaran menjadi rendah 3. Kurangnya

wawasan dan pengetahuan guru

Strategi Kepala Sekolah 1. Mendorong guru untuk belajar mandiri, melalui membaca buku, media (baik media massa maupun media elektronik)

2. Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (workshop), serta

MGMP

3. Program sertifikasi guru yang dilakukan oleh pemerintah HASIL Kompetensi pedagogik guru baik, kegiatan pembelajaran efektif, sehingga kualitas peserta didik akan meningkat


(39)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan dan Bagaimana Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, serta mengetahui Efektifitas strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.

B. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tanggerang Selatan. Adapun penelitian ini dilaksanakan antara bulan Januari sampai Maret 2011. dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jenis Kegiatan

NO JENIS KEGIATAN SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR

1 PEMILIHAN JUDUL

2 KONSULTASI

3 PENDEKATAN KESEKOLAH 4 IZIN PENELITIAN

5 PENGUMPULAN DATA


(40)

C. METODE PENELITIAN

Metode adalah cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam peneltian ini, digunakan penelitian kombinasi yaitu kuantitatif dan kualitatif pendekatan deskriptif.

Metode kuantitatif yaitu untuk mengetahui efektifitas strategi pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, dan metode kualitatif ini digunakan untuk mempelajari berbagai peristiwa dan kondisi yang terjadi pada objek yang akan diteliti. Sedangkan metode deskriptif adalah bertujuan untuk membuat potret tentang suatu keadaan secara sistematis, factual, akurat mengenai fakta dan sifat yang terjadi pada variabel yang akan diteliti yang bersifat mandiri.

D. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan yang berjumlah 58 orang pada tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan yang dimaksud sampel adalah sebagaian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel penuh artinya, penulis mengambil semua orang guru yang mengajar di sekolah tersebut yang berjumlah 58 orang.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data adalah salah satu bagian penelitian yang sangat penting. Keberhasilan suatu penelitian sangat tergantung kepada sikap yang dikembangkan peneliti yaitu : teliti, intensif, terinci, mendalam, dan lengkap dalam mencatat setiap informasi yang ditemukan. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tiga cara : pertama, dengan cara observasi, kedua, angket yaitu mengajukan daftar pernyataan atau pertanyaan kepada guru untuk memperoleh data yang terkait dengan penelitian, ketiga, wawancara yaitu mengajukan daftar pertanyaan yang diajukan pada Kepala SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.


(41)

1.Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, metode ini hamper dipergunakan pada seluruh proses pengambilan data. Penulis melakukan pengamatan untuk mendapatkan data mengenai kondisi atau keadaan tenaga pendidik yang ada di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan. Observasi dilakukan dengan mengamati keadaan sekolah serta keadaan tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut.

2.Angket (Quesioner)

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran Quesioner (daftar pernyataan/isian) untuk diisi langsung oleh responden.30

Angket dalam penelitian ini akan diberikan dan diisi oleh guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan.

3.Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan langsung kepada responden yang diteliti. Teknik wawancara ini di lakukan untuk menggali data tentang keadaan sekolah, guru, dan peserta didik serta data lain yang menunjang tentang penelitian ini.

F. INTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Adapun intrumen yang digunakan dalam pengumpulan data di atas adalah sebagai berikut:

1. Panduan Observasi

Intrumen yang akan mengarahkan cara dan langkah-langkah pengamatan yang akan dilakukan.

2. Panduan Angket

Intrumen yang akan menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan kegiatan pembuatan butir pertanyaan/pernyataan dengan para responden.

30

Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009). Hlm. 96


(42)

Wawancara akan dilakukan dengan kepala sekolah dan angket akan disebarkan kepada guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan. wawancara yang penulis gunakan , diajukan langsung kepada responden yaitu kepala sekolah dan angket untuk guru. Peneliti juga menggunakan rekam, selanjutnya dibuat kesimpulan sehingga dapat disusun data dan informasi sejelas mungkin.

Tabel 3.3.

Kisi-Kisi Angket untuk Guru

Dimensi Aspek Indikator Soal

Kompetensi pedagogik guru

a. Pemahaman terhadap peserta didik

b. kemampuan perancangan pembelajaran

c. kemampuan melaksanakan dan mengelola pembelajaran

1. Mampumengidentifikasi tingkat kecerdasan peserta didik

2. Mampu mengidentifikasi sifat/karakteristik peserta didik

3. Mampu membantu menyelesaikan masalah siswa dalam belajar 4. Mampu memberikan

perhatian pada setiap siswa

1. Mampu menyusun program tahunan 2. Mampu membuat

program semesteran 3. Mampu membuat silabus 4. Mampu membuat RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

1. Mampu mengkondisikan peserta didik dalam proses pembelajaran

2. Mampu berinteraksi dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar

3. Mampu menguasai setiap materi yang diajarkan

8,9,10, 11

1,2,3,4


(43)

Pengembangan kompetensi pedagogik guru

d. Kemampuan pemanfaatan teknologi pembelajaran e. kemampuan evaluasi hasil belajar f. kemampuan mengembangka n peserta didik

a. Pengembangan kompetensi pedagogik oleh diri sendiri

b. Pengembangan kompetensi pedagogik oleh sekolah

4. Mampu menggunakan metode pembelajaran secara efekti

1. Mampu menggunakan komputer dalam pendidikan dan pembelajar

2. Mampu menggunakan internet untuk menambah sumber pembelajaran 1. Guru mampu melaksanakan

refleksi setelah pembelajaran 2. Guru mampu membuat penilaian terhadap peserta didik

1. Guru mampu membimbing perkembangan psikologis peserta didik kearah yang lebih baik 2. Guru mampu memfasilitasi remedial untuk peserta didik yang kurang nilainya

1. Mempelajari berbagai sumber pembelajaran baik dalam media massa maupun elektronik

2. Mengikuti workshop/pelatihan pembelajaran yang

diselenggarakan di luar sekolah 1.Membina kompetensi

pedagogik guru

2. Menyelenggaran program pendidikan dan pelatihan 3. Melakukan evaluasi program pendidikan dan pelatihan

13,14 15,16 17,18 19,20 21,22 23,24,25 ,26,27,


(44)

c. Pengembangan kompetensi pedagogik oleh pemerintah

1. Melakukan supervisi secara kontinue

2. Memfasilitasi guru dalam program sertifikasi guru 3. Menyelenggarakan program MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

3. Memfasilitasi program MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran)

28,29,30 ,31,32

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Yang dimaksud dengan pengolahan data dan analisis data dalam skripsi ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam penelitian ini. Dalam pengolahan data dan analisis data penulis memperoleh data melalui wawancara dan angket, yang kemudian diolah dan diedit, selanjutnya akan dianalisis dan disimpulkan.

Untuk teknis analisis data angket yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan rumus prosentase, sebagai berikut:

F

P= --- x 100 % N

Keterangan

P : Prosentase yang dicari

F : Frekuensi jawaban responden N : Jumlah responden31

Sedangkan untuk data wawancara yang penulis peroleh dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis data yang penganalisisannya dilakukan dengan memberikan penjelasan-penjelasan mengenai gambaran yang berkaitan dengan strategi kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi guru.

31

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet-ke4, h.43


(45)

Data yang diperoleh di lapangan, kemudian diklarifikasikan sehingga diperoleh kategori masalah dari temuan penelitian yang merujuk kepada kerangka berfikir, dengan mendeskrifsikan temuan-temuan penelitian sehingga diperoleh kecenderungan-kecenderungan hasil penelitian yang pada girirannya menjadi input bagi penarikan kesimpulan, kemudian ditarik kesimpulan penelitian berdasarkan analissis terhadap data yang diperoleh.

Tabel 3.4 Skala Prosentase

No Prosentase Penafsiran

1 100% Seluruhnya

2 90%-99% Hampir seluruhnya

3 60%-89%) Sebagian besar

4 51%-59% Lebih dari setengahnya

5 50% Setengahnya

6 40%-49% Hampir setengahnya

7 10%-39% Sebagian kecil

8 1%-9% Sedikit kecil


(46)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Singkat SMP Darussalam

SMP Darussalam berdirinya pada tahun 1985 di jalan Otista No. 36 Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan sebagai lanjutan dari MI Syaadah yang didirikan oleh Kyai. H. Ahmad Darwie B,A. beliau merupankan sosok Kyia yang berperan aktif dalam bidang pendidikan. Pada saat itu jumlah siswa baru mencapai 63 orang dengan jumlah guru dan karyawan 20 orang. Seiring perkembangannya, saat ini jumlah siswa SMP Darussalam mencapai 1367 orang dengan tenaga pendidik dan karyawan 66 orang. Keberhasilan ini tak luput dari kerja keras pendiri dan seluruh karyawan SMP Darussalam yang salah satu inisiatorya yaitu Drs. HM. Salman Faris, S.E sekaligus sebagai Kepala Sekolah pertama, yang selanjutnya digantikan oleh Drs. Asnawie sampai sekarang.

SMP Darussalam didirikan sebagai suatu wujud serta dalam pembangunan generasi muda dan kepedulian dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik di bidang IPTEK maupun IMTAQ. Selain belajar di kelas, para siswa dibekali dengan keterampilan melalui kegiatan penyaluran minat & bakat yaitu kegiatan Paskibra, Pramuka, pencak silat, sepak bola, bola basket, dan bola volly. Dari beberapa kegiatan tersebut, olah raga (Volley Ball, Footsall) menjadi favorit. Hal ini terlihat dari


(47)

prestasi-prestasi yang diraih oleh SMP Darussalam, prestasi terakhir pada tahun 2010 meraih juara sepak bola liga pelajar Se-kota Tangsel Hal ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. Tetapi yang harus diperhatikan pihak sekolah yaitu posisi lapangan yang terletak di tengah sekolah yang sering mengganggu kegiatan belajar mengajar, serta letak sekolah yang berdampingan dengan SMA dan SMK, sehingga akan berdampak terhadap perkembangan psikologis, tingkah laku, serta pergaualan siswa, ditambah dengan kelas yang dipergunakan bersamaan dengan anak SMA dan SMK, sehingga di bagi kedalam dua kegiatan pembelajaran yaitu ada kelas pagi dan siang. Kelas pagi dimulai dari pukul 07.00 WIB-12.00 WIB, kelas siang pukul 13.WIB s/d 17.00.

Adapun Visi SMP Darussalam yaitu berprestasi dalam belajar dan berkarya, dipercaya dan dibanggakan, serta menghasilkan para lulusan yang Cerdas, Terampil dan Berakhlak. Untuk merealisasikan Visi tersebut SMP Darussalam mempunyai Misi dengan indikatornya sebagai berikut: a. Meningkatkan sikap tanggung jawab atas dasar keikhlasan seorang

muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT.

b. Mengembangkan propesionalisme personal dan peningkatan pelayanan pendidikan demi pencapaian mutu lulusan.

c. Memacu terciptanya lingkungan pendidikan yang sehat dan bersih dari pengaruh lingkungan yang tidak baik

2. Profil Siswa

Jumlah siswa SMP Darussalam yang terdaftar pada tahun ajaran 2010-1011 adalah 1369 orang, terdiri dari kelas VII berjumlah 484 orang, terbagi kedalam 12 rombongan belajar. Kelas IX berjumlah 466, 11 rombongan belajar dan kelas X berjumlah 419, 10 rombongan belajar. Dilihat dari kuantitas siswa SMP Darussalam sangat banyak. Keadaan ini akan menimbulkan sisi positif dan negatifnya, sisi positifnya yaitu: kepercayaan masyarakat tinggi, sehingga sekolah akan lebih eksis dan jauh dari kehilangan siswa, sehingga dana operasional dan keperluan sekolah akan tercukupi, serta kesejahteraan guru akan


(48)

terpenuhi,selanjutnya program dan kegiatan sekolah akan berjalan dengan baik, karena siswa akan banyak berpartisifasi.

Tentu, semakin banyak peserta didik, maka tidak terpungkiri akan adanya permasalahan-permasalah di sekolah.diantaranya: akan susahnya penegakan disiplin siswa, ditambah disekolah ini tidak adanya ruang khuus Bimbingan dan Konseling yang disediakan oleh sekolah, dan dalam proses pembelajaran siswa tidak terkontrol dengan maksimal, karena tidak sebanding antara jumlah peserta didik dengan jumlah siswa. Serta akan adanya ketidak puasan peserta didik terhadap pelayana sekolah, sehingga akan berdampak terhadap perkembangan psikologisnya.

Latar belakang siswa SMP Darussalam berasal dari beaneka ragam suku di Indonesia, antara lain: Jawa, Sunda, Padang, Sulawesi. Keadaan ekonomi orang tua menengah ke bawah. Pekerjaan orang tua siswa rata-rata wirausaha, namun ada juga sebagian dari mereka yang pegawai negeri.

Data lebih lengkap mengenai jumlah siswa SMP Darussalam Cimanggis-Ciputat Tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Data Siswa Dalam 4 (Empat) tahun terakhir :

Tahun Ajaran

Jml Pendaftar

( Calon siswa baru )

Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah

Jml. Siswa

Jumlah Jml. Siswa

Jumlah Jml. Siswa

Jumlah ( kls I,II dan III ) Rombe

Belajar

Rombe Belajar

Rombe

Belajar Siswa

Rombong an Belajar

2007/2008 1505 455 11 523 12 527 12 1505 35

2008/2009 1272 489 11 349 9 434 10 1272 30

2009/2010 1280 498 12 440 11 342 9 1280 32


(49)

3. Profil Guru SMP Darussalam

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, terutama peranan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan kunci dan pemegang keberhasilan peserta didik. Dengan demikian seorang guru dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan peserta didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadapprofesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continous improvement) melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, workshop, dan semacamnya.dengan persyaratan semacam ini, maka tugas guru bukan lagi knowledge based, tetapi lebih bersifat competency based, yang menekankan pada penguasaan secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilai-nilai etika dan moral.

Konsekuensinya, seorang guru tidak lagi menggunakan komunikasi multi arah melainkan menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga terjadi komunikasi dua arah secara demokratis antara guru dan murid. Mengingat begitu pentingnya peranan guru di sekolah, maka guru setidaknya harus memenuhi empat kompetensi utama sebagaimana dijelaskan dalam UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Keempat kompetensi tersebut yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional. Komposisi guru pada SMP Darussalam terdiri dari 7 orang Guru Tetap Yayasan (GTY) dan 51 orang Guru Tidak Tetap/Guru Bantu (GTT). Total jumlah guru 58 orang.

Dilihat dari jumlah guru pada SMP Darussalam dirasakan belum cukup, mengingat begitu banyak jumlah siswa sehingga terdapat 33 rombongan belajar sementara jumlah guru ada 58 orang, terdiri 3 orang berpendidikan S.3, 4 orang S.2, 47 orang S.1, 4 orang berpendidikan D-4., sehingga ada guru yang mengampu mata pelajaran lebih dari satu. Kondisi


(1)

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

7.Saya menguasai setiap pokok bahasan yang akan diajarkan!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

8.Sebelum mengadakan pembelajaran, saya melakukan penjajakan untuk

mengetahui kemampuan anak didik terhadap materi yang akan dipelajari!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

9.Saya mengetahui setiap karakter peserta didik yang saya ajar!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

10. Saya membantu permasalahan siswa yang kesulitan dalam memahami materi!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

11.

Saya memberikan perhatian kepada setiap siswa!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

12.

Saya menggunakan metode yang bervariatif dalam setiap pembelajaran!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

13.

Saya menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan proses belajar

mengajar!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

14.

Saya

memanfaatkan

internet

untuk

menambah

pengetahuan

dan

memperbanyak sumber belajar!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

15.

Setiap selesai pembelajaran, saya melakukan kegiatan refleksi untuk


(2)

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

16.

Kompetensi yang direncanakan dalam setiap pembelajaran dapat dicapai oleh

setiap siswa!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

17.

Setiap selesai pembelajaran, saya memberikan penilaian untuk mengetahui

tingkat penguasaan kompetensi siswa!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

18.

Saya memberikan remedial bagi setiap siswa yang belum mencapai

kompetensi yang diharapkan!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

19.

Untuk menambah wawasan pedagogik, saya belajar mandiri dalam berbagai

sumber media!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

20.

Setiap ada kesempatan, saya mengikuti pelatihan/workshop guru guna

menambah kompetensi pedagogik!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

21.

Setiap tahun sekolah menyelenggarakan program diklat/workshop guru guna

meningkatkan kompetensi pedagogik!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

22.

Setiap semester kepala sekolah melakukan pelatihan kompetensi guru secara

terstruktur!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah


(3)

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

24.

Kepala sekolah menginstruksikan setiap guru menyusun program tahunan!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

25.

Setiap semester kepala sekolah menginstruksikan setiap guru menyusun

program semesteran!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

26.

Kepala sekolah memeriksa program tahunan yang dibuat guru!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

27.

Kepala sekolah memeriksa program semesteran yang dibuat guru!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

28.

Pengawas melakukan supervise secara berkala!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

29.

Pengawas membantu/membina guru dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

30.

Pengawas memfasilitasi guru mempersiapkan program sertifikasi guru!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

31.

Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, guru mengikuti MGMP!

a. Selalu

c. Jarang

b. Sering

d. Pernah

e. Tidak pernah

32.

Pengawas membina guru melalui MGMP!

a. Selalu

c. Jarang


(4)

PERNYATAAN BUTIR ANGKET GURU "STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS TANGERANG SELATAN".

Resp

Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

10 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4

13 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4

16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4

17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4

18 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4

19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4

20 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4


(5)

22 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4

23 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4

24 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4

25 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4

26 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4

27 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4

28 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4

29 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4

30 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4

31 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4

32 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4

33 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4

34 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4

35 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4

36 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4

37 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3

38 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3

39 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

40 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

41 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

42 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3

43 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3

44 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3

45 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3


(6)

47 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3

48 4 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2

49 4 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2

50 4 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2

51 0 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2

52 0 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2

53 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

54 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2

55 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

56 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1

57 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1

58 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1