VRP bersifat deterministik jika muatan dan waktu bersifat tetap konstan, dengan kata lain jumlah permintaan dan waktu sudah terjadwal sebelumnya. VRP
stokastik jika memenuhi tiga kendala berikut yaitu muatan yang tetap dan waktu bervariasi, muatan yang bervariasi dan waktu yang tetap serta waktu dan muatan
yang bervariasi. Banyak komponen yang menentukan dalam VRP lainnya seperti
penjadwalan kendaraan, titik pengiriman atau pembagian rute berdasarkan wilayah pengiriman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kendala dalam konfigurasi
rute pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Kendala dalam Konfigurasi Rute
3.3. Vehicle Routing and Scheduling
Vehicle routing and scheduling merupakan lanjutan dari vehicle routing
problem . Beberapa batasan yang realistis yang termasuk di dalamnya adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Dalam setiap titik pemberhentian, ada sejumlah volume yang diambil dan dikirim.
2. Kendaraan yang digunakan mempunyai keterbatasan kapasitas yang berbeda baik kapasitas berat maupun volume.
3. Pelaksanaan pengambilan maupun pengiriman hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu time windows.
Beberapa batasan di atas menambah kompleksitas permasalahan sehingga sulit untuk menemukan solusi yang optimal. Untuk menemukan solusi yang
paling optimal dapat diperoleh dengan cara menerapkan beberapa panduan untuk menghasilkan routing yang baik atau beberapa prosedur logical heuristic dengan
pertimbangan kendaraan memulai perjalanan dari depot menuju ke beberapa titik pemberhentian untuk melakukan pengiriman dan kembali ke depot pada hari yang
sama. Pengembangan rute kendaraan yang baik dapat dilakukan dengan mengaplikasikan delapan prinsip dasar berikut
4
: 1.
Mengisi truk sebanyak volume pemberhentian yang akan didatangi dimana titik-titik pemberhentian tersebut letaknya berdekatan satu sama lain. Setelah
itu titik-titik pemberhentian yang berdekatan perlu dibuat kelompok rute untuk meminimumkan jarak antar pemberhentian, sehingga total waktu dalam satu
rute menjadi minimum dengan demikian total waktu perjalanan dalam rute tersebut juga diminimumkan.
4
Ballou, Ronald. Bussiness Logistic Management.2004
Universitas Sumatera Utara
2. Dalam pembuatan rute dimulai dari titik pemberhentian terjauh dari depot agar
mendapatkan rute yg efisien. Rute yang efisien dapat dikembangkan dengan dimulai dari titik pemberhentian paling jauh dari depot ke titik yg paling dekat.
3. Saat titik pemberhentian terjauh dari depot teridentifikasi, kapasitas yang tersisa
dari kendaraan yang ditugaskan sebaiknya diisi dengan memilih sekelompok yang berdekatan dengan titik pemberhentian tersebut. Setelah kendaraan
ditugaskan untuk volume titik-titik pemberhentian tersebut, mulailah membuat rute dengan kendaraan lain dan identifikasi titik-titik pemberhentian terjauh
dari sisa titik-titik pemberhentian yg belum ditugaskan pada kendaraan. Terus lakukan prosedur ini sampai seluruh titik pemberhentian telah ditugaskan pada
kendaraan. 4.
Urutan pemberhentian pada sebuah rute sebaiknya membentuk pola air mata tear drop pattern. Hal ini ditujukan agar tidak ada jalur yang bersilangan.
5. Rute yang paling efisien dibangun dengan menggunakan kendaraan dengan
kapasitas terbesar. Idealnya, penggunaan truk berkapasitas besar untuk melayani banyak titik pemberhentian dalam satu rute akan meminimalkan jarak
tempuh kendaraan. Sehingga, truk dengan kapastitas terbesar harus dialokasikan terlebih dahulu.
6. Pengambilan barang pick up sebaiknya digabungkan dengan rute pengiriman
barang delivery, daripada pengambilan barang baru dilakukan setelah semua pengiriman dilakukan. Hal ini guna meminimalkan jalur yg bersilangan yang
dapat terjadi bila pengambilan dilakukan setelah seluruh pengiriman dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
7. Titik pemberhentian yang terpisah dari pengelompokan rute adalah kandidat
terbaik untuk penggunaan alat transportasi lain. Titik pemberhentian yang terpisah dari pengelompokan, terutama titik pemberhentian dengan volume
yang kecil, dilayani dengan waktu dan biaya yang relatif besar. Menggunakan kendaraan berkapasitas kecil untuk melayani titik pemberhentian tersebut dapat
lebih ekonomis. 8.
Batasan time windows titik pemberhentian yang berdekatan harus dihindari. Batasan time windows yang sangat dekat di antara pemberhentian dapat
memaksa pembentukan urutan pemberhentian jauh dari pola ideal. Oleh karena time windows
tidak bersifat mutlak maka sebaiknya dilakukan negosiasi terhadap titik pemberhentian yang dipaksa untuk dilayani sesuai pola routing
yg diinginkan
3.4. Metode Pemilihan Rute