Analisis Perbaikan Rute ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

berfokus pada penghematan nilai saving yang diukur dari seberapa banyak dapat dilakukan pengurangan jarak tempuh dari masing-masing titik customer. Kelebihan dari metode sequential insertion adalah memiliki rute perjalanan waktu total dan jarak tempuh tersingkat, sedangkan kelemahannya adalah proses pengerjaan yang cukup panjang apabila memiliki jumlah titik customer yang cukup banyak. Kelebihan dari metode Clarke wright savings adalah kemudahan dalam proses pengerjaan karena pembentukan rute berdasarkan nilai saving matriks yang terbentuk, sedangkan kelemahannya adalah tidak mempertimbangkan arah dari lokasi yang akan dituju. Berdasarkan hasil yang didapat, metode Sequential Insertion adalah metode yang terbaik dari hasil nilai total waktu dan jarak tempuh yang lebih singkat.

6.2. Analisis Perbaikan Rute

Berdasarkan hasil yang didapat, maka selanjutnya dilakukan perbaikan dari rute yang terbentuk dengan menggunakan metode Clarke Wright Savings. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada rute perjalanan yang lebih baik dari masing-masing tur yang telah terbentuk. Perbandingan hasil total waktu dan jarak tempuh dari perbaikan rute dengan metode sequential insertion awal dapat dilihat pada Tabel 6.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.2. Perbandingan Hasil Total Waktu dan Jarak Tempuh dari Perbaikan Rute dengan Metode Sequential Insertion Awal Tur Total Waktu menit Jarak Tempuh km Perbaikan Sequential Insertion Perbaikan Sequential Insertion 1 228,51 234,51 26,40 28,70 2 264,40 233,40 42,10 33,20 3 261,59 261,59 33,80 33,80 4 293,32 293,32 41,80 41,80 5 324,78 324,78 54,00 54,00 6 293,24 276,24 51,00 44,70 Berdasarkan Tabel 6.2, bahwa hasil dari perbaikan rute dapat diterapkan pada Tur 1, yang ditandai dari total waktu dan jarak tempuh memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan metode sequential insertion awal. Penurunan nilai ini disebabkan perbaikan jalur rute distribusi pada urutan titik customer dari D0 - C15 - C1 - C14 - C16 - C34 - C35 - D0 menjadi D0 - C34 - C35 - C16 - C14 - C1 - C15 - D0. Perubahan yang terjadi pada titik C34 menjadi titik awal atau akhir yang dituju berdasarkan dari nilai saving matriks jarak yang dilakukan. Berdasarkan hasil dari perbaikan rute, maka dilakukan penentuan rute distribusi terbaik. Hasil akhir dari penentuan rute distribusi terbaik dapat dilihat pada Tabel 6.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.3. Hasil Akhir Penentuan Rute Distribusi Terbaik Tur Rute Keterangan Total Waktu menit Jarak Tempuh km 1 D0-C34-C35-C16-C14-C1-C15-D0 Perbaikan 228,51 26,40 2 D0-C6-C3-C5-C23-C32-D0 Sequential Insertion 233,40 33,20 3 D0-C4-C7-C2-C36-C13-C37-D0 atau D0-C37-C13-C36-C2-C7-C4-D0 Perbaikan Sequential Insertion 261,59 33,80 4 D0-C17-C18-C26-C33-C38-C12-C8-D0 atau D0-C8-C12-C38-C33-C26-C18-C17-D0 Perbaikan Sequential Insertion 293,32 41,80 5 D0-C27-C28-C25-C30-C19-C24-C22-D0 atau D0-C22-C24-C19-C30-C25-C28-C27-D0 Perbaikan Sequential Insertion 324,78 54,00 6 D0-C11-C31-C21-C20-C29-C9-C10-D0 Sequential Insertion 276,24 44,70 Total 1617,85 233,90

6.3. Analisis Penjadwalan Rute Distribusi