Perbaikan Rute Distribusi dari Kedua Metode

5.2.6. Perbaikan Rute Distribusi dari Kedua Metode

Setelah dilakukan penetapan rute distribusi dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke Wright Savings maka dilakukan perbandingan hasil. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Perbandingan Hasil Penentuan Rute Distribusi Metode Sequential Insertion dan Clarke Wright Savings Objektif Sequential Insertion Clarke Wright Savings Jumlah Tur yang Terbentuk 6 Tur 6 Tur Waktu Loading menit 212,64 212,64 Waktu Unloading menit 211,21 211,21 Waktu Allowance menit 570,00 570,00 Waktu Perjalanan menit 630,00 765,00 Total Waktu menit 1623,85 1758,85 Jarak Tempuh km 236,20 281,20 Berdasarkan perhitungan dari kedua metode diatas, Metode Sequential Insertion adalah metode yang terbaik. Hal ini ditandai dari total waktu dan jarak tempuh yang lebih kecil dibandingkan dengan metode Clarke Wright Savings. Oleh karena itu, perbaikan rute dilakukan terhadap hasil dari metode Sequential Insertion dengan menggunakan metode Clarke Wright Savings. Perbaikan rute dilakukan sama seperti langkah-langkah pada metode Clarke Wright Savings, yaitu perhitungan saving matriks. Perhitungan saving Universitas Sumatera Utara matriks dilakukan terhadap setiap tur dari hasil yang didapat dari metode sequential insertion. Sebagai contoh dilakukan perhitungan saving matriks dari tur 1. Pada Tur 1 rute yang terbentuk adalah D0-C15-C1-C14-C16-C34-C35-D0. Saving Matriks jarak tempuh diambil dari tabel saving matriks sebelumnya berdasarkan titik distribusi dari Tur 1. Proses Iterasi untuk Tur 1 dapat dilihat pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Proses Iterasi untuk Tur 1 Iterasi 1 D-O C-1 C-14 C-15 C-16 C-34 C-35 D-O C-1 7,3 6,4 7,2 4,3 6,6 C-14 6 8,7 5,8 5,8 C-15 6 3,5 3,5 C-16 11,4 11,4 C-34 18,5 C-35 Titik yang dilalui C35-C34 Iterasi 2 D-O C-1 C-14 C-15 C-16 D-O C-1 7,3 6,4 7,2 C-14 6 8,7 C-15 6 C-16 Titik yang dilalui C35-C34-C16-C14-C1-C5 Pada proses iterasi tur 1, maka didapat rute yang terbentuk pada Tur 1 yaitu D0-C34-C35-C16-C14-C1-C5-D0. Kemudian dilakukan perhitungan waktu dan jarak tempuh dari rute yang terbentuk. Waktu loading = t detikmeni 60 detik 8,11 box x 273 = 36,88 menit Waktu unloading = t detikmeni 60 detik 8,05 box x 273 = 36,63 menit Universitas Sumatera Utara Waktu allowance = 6 x 15 menit = 90 menit Waktu perjalanan rute = 18+9+16+6+5+3+8 = 65 menit Total Waktu = 36,88 + 36,63 + 90 + 65 = 228,51 menit Jarak tempuh rute = 3,2+1,5+1,8+3+5,2+2,4+9,3 = 26,4 km Dengan cara yang sama dilakukan proses iterasi serta perhitungan waktu dan jarak tempuh untuk seluruh rute distribusi yang tersisa. Hasil dari perhitungan tahap pebaikan dapat dilihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19. Rekapitulasi Perbaikan Rute Distribusi yang Terbentuk Tur Rute Permintaan Box Kapasitas Truk Box Waktu Loading menit Waktu Unloading menit Waktu Allowance menit Waktu Perjalanan menit Total Waktu menit Kapasitas Waktu menit Jarak Tempuh km 1 D0-C34-C35-C16-C14- C1-C15-D0 273 280 36,88 36,63 90 65 228,51 420 26,40 2 D0-C23-C5-C3-C6-C32- D0 280 280 37,83 37,57 75 114 264,40 420 42,10 3 D0-C4-C7-C2-C36-C13- C37-D0 277 280 37,42 37,17 90 97 261,59 420 33,80 4 D0-C17-C18-C26-C33- C38-C12-C8-D0 250 280 33,77 33,55 105 121 293,32 420 41,80 5 D0-C27-C28-C25-C30- C19-C24-C22-D0 274 280 37,02 36,77 105 146 324,78 420 54,00 6 D0-C20-C29-C9-C10- C31-C21-C11-D0 220 280 29,72 29,52 105 129 293,24 420 51,00 Total 1574 1680 212,64 211,21 570 672 1665,85 2520 249,10 Perbandingan hasil total waktu dan jarak tempuh dari perbaikan rute dengan metode sequential insertion awal dapat dilihat pada Tabel 5.20. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20. Perbandingan Hasil Total Waktu dan Jarak Tempuh dari Perbaikan Rute dengan Metode Sequential Insertion Awal Tur Total Waktu menit Jarak Tempuh km Perbaikan Sequential Insertion Perbaikan Sequential Insertion 1 228,51 234,51 26,40 28,70 2 264,40 233,40 42,10 33,20 3 261,59 261,59 33,80 33,80 4 293,32 293,32 41,80 41,80 5 324,78 324,78 54,00 54,00 6 293,24 276,24 51,00 44,70 Tabel diatas menjelaskan bahwa hasil dari perbaikan rute dapat diterapkan pada Tur 1. Hasil perbaikan rute pada tur 3, 4, dan 5 memiliki nilai total waktu dan jarak tempuh yang sama besar dengan metode sequential insertion awal. Sedangkan pada tur 2 dan 6, hasil dari perbaikan rute memiliki nilai total waktu dan jarak tempuh yang lebih besar dari metode sequential insertion awal sehingga tidak dapat diterapkan. Hasil akhir dari penentuan rute distribusi terbaik dapat dilihat pada Tabel 5.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Hasil Akhir Penentuan Rute Distribusi Terbaik Tur Rute Keterangan Total Waktu menit Jarak Tempuh km 1 D0-C34-C35-C16-C14-C1-C15-D0 Perbaikan 228,51 26,40 2 D0-C6-C3-C5-C23-C32-D0 Sequential Insertion 233,40 33,20 3 D0-C4-C7-C2-C36-C13-C37-D0 atau D0-C37-C13-C36-C2-C7-C4-D0 Perbaikan Sequential Insertion 261,59 33,80 4 D0-C17-C18-C26-C33-C38-C12-C8-D0 atau D0-C8-C12-C38-C33-C26-C18-C17-D0 Perbaikan Sequential Insertion 293,32 41,80 5 D0-C27-C28-C25-C30-C19-C24-C22-D0 atau D0-C22-C24-C19-C30-C25-C28-C27-D0 Perbaikan Sequential Insertion 324,78 54,00 6 D0-C11-C31-C21-C20-C29-C9-C10-D0 Sequential Insertion 276,24 44,70 Total 1617,85 233,90

5.2.7. Penjadwalan Rute Distribusi