Pendapatan Ketimpangan Pendapatan Landasan Teori .1 Teori Kemiskinan

2.3.2 Pendapatan

Menurut Suratiyah 2009 pendapatan kotor atau penerimaan ialah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usaha tani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali yang diukur dalam satuan Rupiah Rp. Pendapatan kotor atau penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TR = Y x Py Dimana : TR = Pendapatan KotorPenerimaan Y = Jumlah produksi kg Py = Harga produk Rpkg Menurut Rahardja dan Mandala 2006, biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan produksi. Biaya total sama dengan biaya tetap yang ditambah dengan biaya variabel. Biaya tetap fixed cost merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, bahka pada saat perusahaan tidak berproduksi Q = 0, biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah yang sama. Biaya variable variable cost adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku. TC = FC + VC Dimana : TC = Biaya total FC = Biaya tetap VC = Biaya variabel Menurut Ahmad 2006, pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan Universitas Sumatera Utara usaha tani. Pendapatan suatu usahatani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pd = TR – TC Dimana : Pd = Pendapatan bersih usahatani TR = Total penerimaan TC = Total biaya

2.3.3 Ketimpangan Pendapatan

Gini Ratio merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat kepincangan pembagian pendapatan relatif antar penduduk suatu negara atau wilayah yang telah diakui secara luas. Indeks Gini Ratio dengan asumsi-asumsi tertentu dapat pula digunakan untuk bahan analisis perbandingan relatif antar masyarakat dari beberapa negara atau wilayah dengan kecenderungan kepincangan pembagian pendapatan antar anggota masyarakat tertentu. Koefisien Gini Gini Ratio adalah parameter yang digunakan untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan. Koefisien Gini bernilai antara 0-1 yang merupakan rasio antara luas area antara kurva Lorenz dengan garis kemerataan sempurna Syamsuddin, 2011. Kumulatif Penduduk Gambar 1. Bentuk Arsiran Kurva Lorenz Kumulatif Pendapatann Universitas Sumatera Utara Dari gambar diatas, sumbu horizontal menyatakan persentase kumulatif penduduk, sedangkan sumbu vertikal menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase penduduk tersebut. Sedangkan garis diagonal ditengah disebut “garis kemerataan sempurna”. Karena setiap titik pada garis diagonal merupakan tempat kedudukan persentase penduduk yang sama dengen persentasi penerimaan pendapatan. Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal maka semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya, semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal maka semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya. Pada gambar diatas berketimpangan digambarkan sebagai daerah yang diarsir Halim, 2012. Indeks Gini Ratio dapat dihitung dengan rumus berikut: GR= 1- ∑ � �=� f i Y i – 1 + Y i Dimana : GR = Angka Koefisien Gini Gini Ratio f i = Proporsi jumlah Rumah Tangga Y i = Proporsi jumlah pendapatan RT kumulatif i = Indeks yang menunjukkan nomor sampel Nilai indeks gini ada diantara 0 - 1. Semakin tinggi nilai indeks Gini menunjukkan ketidakmerataan pendapatan yang semakin tinggi. Jika nilai indeks gini adalah 0 maka artinya terdapat kemerataan sempurna pada distribusi pendapatan, sedangkan jika bernilai 1 berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan yang sempurna. Kategori tingkat pendapatan berdasarkan nilai dari indeks Gini Gini Ratio dibagi kedalam tiga kriteria sebagaimana tertera pada tabel 2 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Indikator Ketimpangan Gini Ratio Nilai Gini Ratio Tingkat Ketimpangan 0,35 Rendah 0,35 - 0,5 Sedang 0,5 Tinggi Sumber : Todaro, 1994 Menurut BPS 2012, selain penggunaan koefisien Gini Gini Ratio yang dilengkapi dengan kurva Lorenz, tingkat ketimpangan distribusi pendapatan juga dapat diukur dengan menggunakan kriteria yang ditentukan Bank Dunia World Bank . Ketimpangan distribusi pendapatan yang diukur dengan kriteria Bank Dunia World Bank ini diperoleh dengen menghitung persentase jumlah pendapatan dari 40 kelompok penduduk berpendapatan rendah dibandingkan dengan total pendapatan seuruh penduduk. Bank Dunia World Bank mengklasifikasikan tingkat ketimpangan berdasarkan tiga kategori seperti yang terlihat pada Tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Indikator Ketimpangan Menurut Bank Dunia World Bank Klasifikasi Distribusi Pendapatan Ketimpangan Tinggi 40 penduduk berpendapatan rendah menerima 12 dari total pendapatan Ketimpangan Sedang 40 penduduk berpendapatan rendah menerima 12-17 dari total pendapatan Ketimpangan Rendah 40 penduduk berpendapatan rendah menerima 17 dari total pendapatan Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012

2.4 Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 5 100

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 7

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 17

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2

Kajian Perbandingan Tingkat Kemiskinan pada Nelayan dan Petani (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai)

0 2 21

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 13

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 6