Menurut Tarigan 2007, berdasarkan perahukapal penangkap ikan, nelayan pemilik dibagi menjadi nelayan tradisional dan nelayan bermotor. Nelayan
tradisional memakai perahu tanpa mesinmotor. Bila perahu mempunyai mesin yang ditempel di luar perahu disebut perahu motor tempel, bila perahu kapal
mempunyai mesin di dalam kapal maka disebut kapal motor. Berdasarkan besarnya mesin yang digunakan diukur dengan GT Gross Ton, kapal motor
dibagi menjadi: 1. Kapal kecil, yaitu 5 GT – 10 GT
2. Kapal sedang, yaitu 10 GT – 30 GT 3. Kapal besar, yaitu 30 GT
Kemiskinan masyarakat pesisir bersifat multi dimensi dan disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat tersebut. Di samping itu, kurangnya
kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap informasi, teknologi dan permodalan, budaya, dan gaya hidup. Adanya keterbatasan modal yang dimiliki
nelayan skala kecil menyebabkan terjadi kecenderungan nelayan terikat pinjaman dengan pelepas uang pedagang, bahkan hubungan antara pedagang ikan dan
nelayan cenderung bersifat eksploitatif Qoid dan Setiawan, dkk. 1993.
2.1.2 Petani
Menurut Kusnadi 1996 petani adalah seseorang yang mempunyai profesi bercocok tanam menanam tumbuh-tumbuhan dengan maksud tumbuh-tumbuhan
dapat berkembang biak menjadi lebih banyak serta dapat dipungut hasilnya,tujuan menanam tumbuh-tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu dapat
dimakan manusia dan hewan peliharaannya.
Universitas Sumatera Utara
Gambaran untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dapat ditunjukkan pada hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 SPP 2013 yang
dirilis BPS pada Juli 2014. BPS mencatat pendapatan rumah tangga tani dari usaha sektor pertanian rata-rata hanya Rp 12,4 juta per tahun atau Rp 1 juta per
bulan. Itu artinya, petani mengalami kesulitan untuk mencapai kesejahteraan apabila hanya mengandalkan usaha tani pada sisi budidaya saja Direktorat
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2015. Petani berlahan sempit dapat diidentikkan dengan petani miskin di pedesaan.
Artinya, rumah tangga petani berlahan sempit dan rumah tangga petani yang tidak mempunyai lahan merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang hidup di
bawah garis kemiskinan. Anggota masyarakat lapisan bawah ini disertai oleh berbagai keterbatasan, antara lain aksesibilitas terhadap peluang-peluang ekonomi
sebagai sumber pendapatan Nurmanaf,dkk. 2002. Menurut Sastraatmadja 2010, berdasarkan kepemilikan tanah, petani dibedakan
menjadi beberapa kelompok yaitu : 1. Petani buruh, adalah petani yang sama sekali tidak memiliki lahan sawah.
2. Petani gurem, adalah petani yang memiliki lahan sawah 0,1 sd 0,5 hektar. 3. Petani kecil, adalah petani yang memiliki lahan sawah 0,51 sd 1 hektar.
4. Petani besar, adalah petani yang memiliki lahan sawah lebih dari satu hektar. Klasifikasi petani berdasarkan status sosial ekonomi di pedesaan yaitu :
1. Petani tanpa lahan dan modal. Petani ini paling miskin, paling rentan, dan hanya memiliki tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
2. Petani punya lahan sempit tanpa modal. Petani ini hanya memiliki lahan tempat berdiri rumahgubuknya. Dia tidak dapat mengusahakan tanaman secara memadai.
3. Petani punya lahan sedang tanpa modal. Petani ini masih rendah produksinya karena tanpa modal dia susah berusaha. Petani semacam ini dapat dikembangkan
dengan memberikan bantuan modal dan penyuluhan. 4. Petani punya lahan cukup dan modal cukup. Jenis petani ini hanya
membutuhkan penyuluhaninovasi baru untuk mengembangkan usahataninya. Kelompok penduduk miskin yang berada pada masyarakat pedesaan dan
perkotaan pada umumnya dapat digolongkan pada buruh tani, petani gurem, pedagang kecil, nelayan, pengrajin kecil, buruh, pedagang kaki lima, pemulung,
pengemis dan pengangguran. Kelompok miskin akan menimbulkan problem yang berkelanjutan bagi kemiskinan kultural dan struktural apabila tidak ditangani
secara serius terutama generasi berikutnya Supriatna, 2000.
2.2 Penelitian Terdahulu Musawwir 2007 dalam tesis yang berjudul Analisis Masalah Kemiskinan