17 i.
Kemampuan memahami tujuan. j.
Kemampuan menganalisis yang dibaca, mengetahui gaya bahasa, sastra yang digunakan dan keadaan penulis serta tujuannya.
k. Kemampuan menghafal pokok-pokok fikiran.
l. Kemampuan menerapkan pemikiran dan menafsirkannya
2.5 Pengertian Wacana Arab
Menurut Mulyana 2005 : 3 Secara etimologi istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta wacwakuak
yang memiliki arti „berkata‟ atau „berucap‟. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana
. Kata „ana‟ yang berada di belakang adalah bentuk sufiks
akhiran yang bermakna „membendakan‟ nominalisasi. Jadi kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan atau tuturan.
Wacana adalah satuan bahasa yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal
dan akhir yang jelas, berkesinambungan dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.
Istilah wacana dalam bahasa Inggris yaitu discourse. Discourse berasal dari bahasa latin discursus yang berarti kian kemari yang diturunkan dari dis-
„dari, dalam arah yang berbeda‟, dan currure „lari‟. Menurut Al-Khuli 1982 : 6 wacana disebut dengan
hadīsun “wacana”, yaitu
ا ا
ا ا ا
ا ا
18 al-
hadīśu huwa īṣālu al-ma‟nā ilā as-sāmi‟i „an tarīqi al-kalāmi „Wacana adalah menyampaikan pesan yang bermakna kepada pendengar pembaca melalui
bahasa atau kata-kata ‟.
Menurut Sumarlan 2003 :15 wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khutbah, dan dialog, atau
secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya dari
segi bentuk bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya dari segi makna bersifat koheren, terpadu.
2.6 Jenis Wacana
Menurut Sumarlan 2003:15 wacana dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis menurut dasar pengklasifikasiannya. Misalnya berdasarkan
bahasanya, media yang dipakai untuk mengungkapkan, jenis pemakaian, bentuk serta cara dan tujuan pemaparannya. Berdasarkan bahasa yang dipakai sebagai
sarana untuk mengungkapkannya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi : a.
Wacana bahasa nasional Indonesia b.
Wacana bahasa lokal atau daerah bahasa Jawa, Bali, Sunda, Madura dan sebagainya
c. Wacana bahasa internasional Inggris
d. Wacana bahasa lainnya, seperti bahasa Belanda, Jerman, Perancis dan
sebagainya. Berdasakan media yang digunakan wacana maka wacana dibedakan
menjadi :
19 a.
Wacana tulis, yaitu wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis atau melalui media tulis.
b. Wacana lisan, yaitu wacana yang disampaikan dengan bahasa lisan atau
media lisan. Berdasarkan sifat atau jenis pemakaiannya wacana dapat dibedakan
menjadi : a.
Wacana monolog, yaitu wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung.
b. Wacana dialog, yaitu wacana atau percakapan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih secara langsung. Berdasarkan bentuknya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi tiga
bentuk, yaitu : a.
Wacana prosa, yaitu wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa. Wacana berbentuk prosa ini dapat berupa wacana tulis dan wacana lisan. Contoh
wacana prosa tulis misalnya cerita pendek, cerita bersambung, novel, artikel dan undang-undang.
b. Wacana puisi, yaitu wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi.
c. Wacana drama, yaitu wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam
bentuk dialog, baik berupa wacana tulis maupun wacana lisan. Berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya, pada umumnya wacana
diklasifikasikan menjadi lima macam, yaitu :
20 a.
Wacana narasi, yaitu wacana yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu.
b. Wacana
deskripsi, yaitu
wacana yang
bertujuan melukiskan,
menggambarkan atau memberikan sesuatu menurut apa adanya. c.
Wacana eksposisi atau wacana pembeberan, yaitu wacana yang tidak mementingkan waktu dan pelaku.
d. Wacana argumentasi, yaitu wacana yang berisi idea tau gagasan yang
dilengkapi dengan data-data sebagai bukti, dan bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran dan ide atau gagasannya.
e. Wacana persuasi, yaitu wacana yang isinya bersifat ajakan, atau nasihat,
biasanya ringkas dan menarik serta bertujuan untuk mempengaruhi secara kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan nasihat atau ajakan
tersebut. Dari berbagai jenis wacana diatas, dalam mengukur kemampuan
memahami wacana Arab Pada Mahasiswa Sastra Arab peneliti menggunakan wacana yang berbentuk narasi, yaitu wacana yang mementingkan urutan waktu,
dituturkan oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu.
2.7 Pengertian Qiraٴ ah