25
Tabel 4.4. Indeks Similaritas Tiap Stasiun
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3 Stasiun 1
- 76,1
55,5
Stasiun 2 -
- 79
Stasiun 3
- -
-
Berdasarkan tabel diatas stasiun 2 dan 3 memiliki kemiripan ekosistem yang tinggi yaitu 79. Kemiripan ekosistem antara Hal ini menunjukkan adannya
kesamaan jenis plankton yan dijumpai Suin, 2002. Menurut Nugraha et al. 2012 nilai indeks similaritas menunjukkan
kemiripan ekosistem. Nilai indeks similaritas antara stasiun 1 dan 3 yaitu 55,5. Nilai ini menunjukkan bahwa stasiun 1 dan 3 memiliki kemiripan ekosistem yang
paling rendah.
4.5. Analisis Korelasi Pearson Faktor fisika-kimia Perairan dengan Indeks Keanekaragaman
Analisis korelasi pearson antara faktor fisika-kimia perairan dan indeks keanekaragaman dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5. Analisa Korelasi Faktor fisika-kimia Perairan dengan Indeks Keanekaragaman
No Parameter Fisika-Kimia
Perairan Korelasi Pearson
r
1 Temperatur air
-0.866 2
Penetrasi Cahaya -1.000
3 Intensitas Cahaya
+0.966 4
pHDerajat Keasaman -.0999
5 Salinitas
+1.000 6
DO -1.000
7 BOD
-0.866 8
Nitrat +0.000
9 Pospat
+0.492
Dari hasil analisis korelasi pearson antara faktor abiotik dengan indeks keanekaragaman bahwa, penetrasi cahaya dengan nilai korelasi 1 artinya penetrasi
cahaya berkorelasi sangat kuat terhadap keanekaragaman plankton. Penetrasi cahaya akan berbeda pada setiap ekosistem air yang berbeda. Bagi organisme air,
cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam habitatnya Barus, 2004.
Universitas Sumatera Utara
26
Nilai korelasi pearson antara salinitas dan indeks keanekaragaman dan DO Dissolve Oxygen dengan Keanekaragaman masing masing bernilai 1, hal ini
menunjukkan bahwa salinitas dan oksigen terlarut berkorelasi sempurna terhadap keanekaragaman plankton. Menurut Makmur et al. 2011, analisa korelasi antara
Salinitas dan oksigen telarut menunjukkan adanya korelasi signifikan positif terhadap keanekaragaman, keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.
Salinitas dapat mempengaruhi kadar oksigen di perairan, semakin tinggi kadar salinitas maka oksigen terlarut juga semakin rendah. Plankton mempunyai kisaran
pertumbuhan optimum pada salinitas tinggi. Salinitas di pantai Perjuangan nSujono antara 30-32
‰. Menurut Pirzan dan Pong- Masak 2008, bahwa
peningkatan 1 ppt akan meningkatkan jumlah genus sebanyak 0,08, peningkatan 1,25 ppt akan meningkatkan sebanyak 1 genus
Dari Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa korelasi antara pH Derajat keasaman dengan Indeks keanekaragaman yaitu 0,99 menunjukkan pH
mempengaruhi keanekaragaman plankton. Menurut Odum, 1994, dalam Prasetyanigtyas 2012, kehidupan organisme akuatik sangat dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai pH. Pada umumnya organisme akuatik toleran pada kisaran pH yang netral. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan
sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup suatu organisme, karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
Intensitas cahaya berpengaruh sangat kuat terhadap nilai keanekaragaman plankton hal ini didukung oleh, Menurut Facta 2006, intensitas cahaya akan
dimanfaatkan plankton pada kisaran gelombang 0,4-0,7 µm. Kondisi sudut jatuhnya sinar matahari akan memainkan peran penting seberapa intensitas
optimal yang dapat menunjang proses fotosintesa yang optimal pula. Fitoplankton merespon secara spesifik terhadap intensitas cahaya.
Temperatur air berkorelasi sangat kuat terhadap keanekaragaman. Tabel 4.5. menujukkan nilai korelasi sebesar 0,86 menunjukkan bahwa temperatur air
akan bepengaruh sangat kuat terhadap keanekaragaman. Temperatur air mempengaruhi pertumbuhan dan mortalitas plankton, dimana plankton memiliki
toleransi berbeda-beda terhadap perubahan temperatur Yuliana, 2014.
Universitas Sumatera Utara
27
BOD
5
berkorelasi sangat kuat terhadap indeks keanekaragaman plankton. korelasi BOD
5
sangat dipengaruhi oleh kandungan senyawa organik yang masuk ke perairan. Menurut Sagala 2012, bahan pencemar yang memasuki badan
perairan laut studi meskipun dalam konsentrasi yang kecil, sehingga memberikan pengaruh terhadap kualitas air.
4.6. Faktor Fisika- Kimia Perairan