21
beradaptasi jauh lebih baik daripada zooplankton. Kamilah et al. 2014, menyatakan kemampuan Baciilariophyta beradaptasi dengan lingkungannya yaitu
dengan memanfaatkan dinding selnya yang terbuat dari silika. Dinding sel ini kuat dan masih tetap utuh walaupun berada di kondisi perairan yang kurang
menguntungkan, sehingga fitoplankton ini akan lebih banyak dijumpai dibandingkan zooplankton.
Intensitas cahaya yang tinggi memungkinkan tinggi nya pertumbuhan fitoplankton sehingga tingginya intensitas cahaya di perairan akan meningkatkan
laju pertumbuhhan dan perkembangan fitoplankton. Salinitas di stasiun sampling berkisar antara 30-32
00
, kisaran ini termasuk optimal untuk plankton, salinitas yang lebih rendah seperti di daerah estuari membantu pertumbuhan fitoplankton
yang lebih besar dibandingkan dengan salinitas yang tinggi Pednekar et al. 2014.
4.2. Kelimpahan K, Kelimpahan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK di Pantai Sujono
Perhitungan Kelimpahan K, Kelimpahan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK dapat dilihat pada Tabel 4.2.:
Tabel 4.2. Kelimpahan K, Kelimpahan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK di Pantai Sujono
No Spesies
STASIUN 1 STASIUN
2 STASIUN
3 K
Indl KR
FK K
Indl KR
FK K Indl
KR FK
1 Cyclotella comta
1632,65 4
100 3877,55
5 100
1836,73 7
33,33 2
Cyclotella Kutzingiana
4897,96 12
66,67 5306,12
7 100
612,24 2
66,67 3
Geminella sp. 13265,31
33 100
17959,18 24
100 7959,18
29 66,67
4 Gyrosigma
Attenuatum 408,16
1 33,33
1020,41 1,3
100 5
Scendesmus Acuminatus
3673,47 9
100 6326,53
9 100
1224,49 4
66,67 6
Spirotaenia obscura
204,08 0,5
33,33 612,24
0,8 66,67
7 Surirella ovatata
408,16 0,5
66,67 8
Tabellaria fenesirata
2857,14 7
100 6122,45
8 100
6530,61 24
66,67 9
Ulothrix tenuissima
4489,79 11
66,67 2040,82
3 100
10 Volvox aureus
1224,49 3
66,67 4693,88
6 100
2040,81 7
66,67 11
Ankistrodesmus acicularis
1632,65 4
66,67 9387,75
13 100
2448,98 9
33,33 12
Asterionella japonica
2653,06 6
100 3877,55
5 100
612,24 2
33,33 13
Asterionella formosa
408,16 1
66,67 1836,73
2 33,33
408,16 1
33,33 14
Attheya zachariasi
1836,73 2
66,67 15
Biddulphia 204,08
0,5 33,33
612,24 0,8
66,67 204,08
0,7 33,33
Universitas Sumatera Utara
22
Berdasarkan hasil perhitungan kelimpahan paling tinggi pada stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3 adalah Geminella sp. dengan kelimpahan masing-masing
13265,31 indl, 17959,18 dan 7959, 18indl Geminella sp. yang termasuk ke dalam jenis plankton dari famili Chlorellaceae, famili ini dapat berkembang
optimal di lingkungan yang mendapat cahaya matahari yang tinggi. Hal ini didukung dengan nilai intensitas cahaya stasiun 2 yang lebih tinggi dari stasiun 1
dan 3 yaitu 1063 Candella. Menurut Fulk dan Main 1991, faktor penting dalam mengkultur Chlorellaceae adalah intensitas cahaya, kelompok Chlorellaceae
memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, setiap sel nya mampu berkembang 10.000 sel setiap 24 jam. Menurut hasil penelitian Utami et al. 2012, varian
pertumbuhan Chlorellaceae bahwa perioditas cahaya dengan perlakuan berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda nyata atau signifikan, pemberian cahaya
selama 16 jam dan 8 jam gelap menunjukkan memberikan pengaruh yang terbaik terhadap pertumbuhan Chlorella sp.
Berdasarkan hasil perhitungan kelimpahan yang paling tinggi adalah Hydropsysche
sp. di stasiun 2 dengan nilai kelimpahan 1224,48 indl. Keberadaan zooplankton yang melimpah didukung oleh faktor makanannya, bila kita lihat di
pada tabel 4.2. stasiun 2 memiliki kelimpahan yang tertinggi. Menurut Yuliana 2014, makanan zooplankton yaitu fitoplankton sehinggga nilai kelimpahan
fitoplankton yang tinggi menandakan banyaknya makanan untuk zooplankton dan ideal untuk mendukung kehidupan zooplankton.
No Spesies
STASIUN 1 STASIUN
2 STASIUN
3 K
Indl KR
FK K
Indl KR
FK K Indl
KR FK
16 Chaetoceros
decipien 1020,41
2,5 66,67
17 Chromulina
rossanofi 408,16
1 66,67
18 Cymbella sp.
408,16 0,5
33,33 204,08
0,7 33,33
19 Dytilum sp.
204,08 0,5
33,33 1020,41
1 66,67
20 Paranema sp.
408,16 0,5
33,33 21
Rhizosolenia longiseta
2448,98 3
100 1020,4
4 66,67
22 Rhizosolennia
robusta 612,24
0,8 66,67
1020,4 4
66,67 23
Proales werneckl 204,08
0,5 33,33
1020,41 1,3
66,67 408,16
1 66,67
24 Proales sp.
204,08 0,5
33,33 204,8
0,7 33,33
25 Erpobdela
octoculata 408,16
1 33,33
204,08 0,7
33,33 26
Hydropsysche
sp. 408,16
1 33,33
1224,48 1,7
66,67 JUMLAH
40408 100
1233 73061
100 1733
26939 100
800
Universitas Sumatera Utara
23
Berdasarkan Tabel 4.2., stasiun 1 kelimpahan relatif tertinggi yaitu Geminella
sp. sebesar 33 dan Cyclotella kutzingiana sebesar 12. Kelimpahan relatif tertinggi di stasiun 2 yaitu Geminella sp. sebesar 24 dan Ankistrodesmus
acuminatus sebesar 13. Kelimpahan relatif tertinggi di stasiun 3 adalah Geminella sp. sebesar 29. Di ketiga lokasi penelitian menunjukkan adanya
dominansi kelimpahan relatif dari Geminella sp. jenis ini diduga mampu bertahan hidup pada setiaap lokasi penelitan karena lingkungan abiotik di lokasi penelitian
mendukung pertumbuhan jenis ini. Dari Tabel 4.2. stasiun 1 memiliki 4 jenis yang memiliki frekuensi
kehadiran 100 antara lain Cyclotella comta, Cyclotella kutzingiana, Geminella sp., Tabellaria fenesirata dan Scendesmus acuminatus. Menurut Muylaert and
Sabbe 1996, Genus Cyclotella selalu dijumpai saat membuktikan bahwa distribusi dari genus Cyclotella lebih merata di perairan, genus Cyclotella sering
mendominasi komunitas fitoplankton di perairan estuari. Pada stasiun 2 ada 11 jenis plankton yang memiliki frekuensi kehadiran
absolut 100 antara lain Cyclotella comta, Cyclotella kutzingiana, Geminiella sp. Gyrosigma attenuatum, Scendesmus acuminatus, Tabellaria fenesirata,
Ulothrix tenuissima, Volvox aureus, Ankistrodesmus acicularis, Asterionella japonica
dan Rhizosolenia longiseta. Stasiun 2 merupakan lokasi penelitian dimana terdapat areal pemukiman dan pariwisata alam yang nilai senyawa
organiknya tinggi, mengakibatkan banyaknya jenis plankton yang memiliki frekuensi kehadirannya absolut 100. Menurut Muhar 1990, dalam Muhar
2004, terjadinya variasi fitoplankton sepanjang pantai Padang ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor biotik maupun faktor abiotik. Diantara faktor abiotik
yang menentukan kestabilan fitoplankton diperairan pantai adalah kandungan senyawa organik,
selanjutnya Menurut Michael 1984 dalam Muhar 2004, menyatakan bahwa bervariasinya keberadaan phytoplankton disebabkan oleh
berbeda-bedanya kemampuan adaptasi masing-masing genus terhadap habitatnya.
Universitas Sumatera Utara
24
4.3. Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman