Kesimpulan Pantai Plankton Keanekaragaman Plankton di Pantai Sujono, Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara

29

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Pantai Sujono, Desa Lalang Kecamatan, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Plankton yang ditemukan termasuk kedalam 11 kelas, 19 ordo, 20 famili dan 26 spesies. b. Keanekaragaman plankton berkisar antara 1,78 - 2,33 tergolong relatif sedang. c. Penetrasi cahaya, salinitas dan DO, pH, Intensitas cahaya, temperatur air dan BOD 5 menunjukkan hubungan korelasi paling kuat terhadap keanekaragaman plankton.

5.2 Saran

a. Penelitian ini diharapkan digunakan sebagai informasi tambahan kepada penelitian selanjutnya. b. Penelitian selanjunya diharapkan melakukan penelitian lanjutan di stasiun yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pantai

Kawasan pantai coastal zone merupakan zona transisi yang berhubungan langsung antara ekosistem laut dan darat terrestrial. Kawasan pantai dan laut paparan menyediakan suatu lingkungan alam yang kaya dengan sumber daya untuk pengembangan ekonomi nasional. Berdasarkan pada kesuburan dan potensinya maka perairan di sekitar pantai antara lain perairan pantai khususnya muara dan daerah sekitarnya. Perairan ini kaya akan unsur hara karena bahannya disuplai secara terus menerus dari darat melalui air sungai. Bahan tanah hasil erosi, sisa pupuk pertanian, limbah peternakan dan bahan hara lainnya terbawa oleh aliran sungai ke muara, hal ini dimungkinkan karena pengaruh bahan bawaan ini akan menyuburkan perairan disekitar muara. Perairan yang dangkal mempunyai kesempatan yang besar untuk bercampur baur antara air permukaan dengan air bagian dasar yang biasanya kaya akan unsur hara. Hal ini dimungkinkan karena adanya pengaruh ombak gelombang, arus, angin dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, perairan dangkal dapat mencapai tingkat kesuburan yang tinggi. Perairan ini pada umumnya terdiri dari pantai yang landai merupakan daerah pasang surut dengan dasar lumpur pasir yang subur dan iklim yang relatif tenang sepanjang tahun anitia Pembangunan dan Teknologi Kelautan Serta Industri Maritim, 1996.

2.2. Plankton

Plankton adalah biota air yang hidupnya melayang-layang yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga digunakan mikroskop untuk dapat mengamatinya. Plankton dapat dibedakan menjadi fitoplankton dan zooplankton. Menurut Suhendar et al. 2006, fitoplankton dan zooplankton merupakan tumbuhan dan hewan mikroskopik bersel tunggal yang hidupmelayang-layang di dalam perairan. Keberadaannya sangat diperlukan dalam menjaga kelangsungan Universitas Sumatera Utara 4 hidup ekosistem perairan dan memegang peranan pentingdalam mata rantai jaringan makanan. Plankton memegang peranan penting sebagai penghasil oksigen di air karena dapat berfotosintesis. Menurut Rokhim et al. 2009, fitoplankton dalam ekosistem perairan mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam rantai makanan di laut, karena fitoplankton merupakan produsen utama yang memberikan sumbangan pada produksi primer total suatu perairan. Dalam hal ini fitoplankton mempunyai peranan penting bagi produktivitas primer perairan, karena fitoplankton dapat melakukan fotosintesis yang menghasilkan bahan organik yang kaya energi maupun kebutuhan oksigen bagi organisme yang tingkatannya lebih tinggi. Peranan fitoplankton dalam ekosistem perairan marin demikian penting, yakni selain sebagai penyedia energi, beberapa jenis diantaranya Gymnodinium mikroadriaticum Dinoflagellata Pyrrophyta membentuk symbiont sebagai zoox zooxanthelae. Zoox inilah yang memberi warna-warni exoticpada koral hidup. Peranan lain dalam ekositem perairan marin adalah pada kasus-kasus kematian ikan udang secara mendadak dalam jumlah besar di tambak-tambak di wilayah pantai, tidak bisa dijawab hanya dengan analisis fis-kim kualitas air semata. Pada umumnya perairan yang dalam kualitas kondisi eutrof jenuh dengan kandungan bahan organik merupakan penyebab terjadinya blooming pada jenis-jenis tertentu sehingga plankton tersebut mampu menghasilkan substansi toksin yang mematikan ikanudang Wibisono, 2005. Menurut Barus 2004, zooplankton disuatu perairan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok fitoplankton karena zooplankton tidak menghasilkan nutrisi sendiri sehingga kandungan nutrisi di perairan akan mempengaruhi kepadatan zooplankton. Sebagian besar zooplankton menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organik, baik berupa fitoplankton maupun detritus. Pengaruh kecepatan arus terhadap zooplankton jauh lebih kuat dibandingkan pada fitoplankton oleh karena itu umumnya zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang mempunyai kecepatan arus yang rendah serta kekeruhan air yang sedikit. Disamping itu temperatur yang relatif hangat sangat mendukung keberadaan fitoplankton. Kelompok Rotatoria merupakan zooplankton yang umumnya banyak ditemukan dalam sistem perairan. Universitas Sumatera Utara 5 Beberapa dari bentos dan nekton memiliki daur hidup sebagai plankton pada masa larva. Menurut Romimohtarto dan Juwana 2009, banyak jenis hewan yang menghabiskan sebagian dari daur hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva atau juwana. Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara karena setelah juwana atau dewasa mereka menetap di dasar laut sebagai bentos atau berenang bebas sebagai nekton. Keberadaan zooplankton di perairan memiliki manfaat yang berpengaruh kepada perikanan dan bentos. Menurut Wibisono 2005, peranan plankton hewani zooplankton, kelimpahan marga Copepoda misalnya: Calanus sp., Eucalanus sp. dan jenis-jenis lainnya dari marga Rotatoria serta Chaetognata dijadikan patokan untuk menilai produktivitas perairan mengingat kelompok tersebut berperan sebagai penyediaan energi bagi perikanan. Peranan lain dari zooplankton adalah dapat mempengaruhi daya tahan tubuh beberapa hewan laut besar seperti zooplankton jenis Euphasia superba marga Euphasida yang mengandung substansi mirip antibiotik terhadap bakteri gram positif.

2.3. Faktor fisika-kimia Perairan yang Mempengaruhi Plankton