commit to user
II-1
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi beberapa konsep dasar dan metode dari buku-buku, jurnal ilmiah, dan referensi-referensi lain, yang digunakan dalam penyelesaian masalah, serta
penjelasan tentang peran masing-masing metode dalam rangkaian proses penyelesaian masalah.
2.1 Pengertian Produk
Produk adalah Suatu keluaran
out put
yang diperoleh dari sebuah proses produksi
transformasi
dan pertambahan nilai yang dilakukan terhadap bahan baku
material input
. Sedangkan produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan
dimana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan
skill.
Sebuah produk pasti mempunyai siklus kehidupan atau disebut
Product Life Cycles.
Gambar 2. 1
Product Life Cycles PLC
Tahapan – tahapan siklus kehidupan produk ada 4 antara lain:
a. Tahap Pengenalan
introduction
Bila produk baru diperkenalkan, operasi penjualan tidak selalu bekerja baik, masih terdapat masalah kelambatan dalam perluasan kapasitas produksi,
masalah-masalah teknis yang belum dapat diatasi dan harga tinggi. Diperlukan analisis pemasaran yang baik.
commit to user
II-2
b. Tahap Pertumbuhan
Growth
Dalam tahap ini produk ini diperbaiki dan distandarisasi, dapat diandalkan dalam penggunaan dan harga lebih rendah, serta para konsumen
membeli dengan sedikit desakan.
c. Tahap Kejenuhan
Maturity
Kebanyakan produk yang ada dipasaran sekarang, seperti televisi, alat-alat dan perlengkapan rumah tangga, radio, mobil, dan sebagainya, berada
dalam tahap kejenuhan. Produk adalah “matang”, keandalan dalam “
performance
”, harga wajar, dan tidak terjadi perubahan banyak dari tahun ke tahun. Volume penjualan mulai menurun pertambahannya karena setiap orang
atau pembeli potensial sekarang telah memiliki produk, sehingga penjualan sangat tergantung pada penggantian
replacement
dan pertambahan penduduk.
d. Tahap Penurunan
decline.
Hampir semua produk akan sampai pada tahap keempat, tahap penurunan dalam permintaan bila produk-produk digantikan oleh yang baru.
Tetapi tidak semua produk akan menglami tahap ini. Oleh karena itu diperlukan ilmu pengembangan produk.
2.1.1 Pengembangan produk
Pengembangan produk terdiri dari atas pengembangan produk
new product design
yang meliputi rencana produksinya, distribusi dan penjualannya. Pengembangan produk tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari proses inovasi
industri. Pengembangan produk ini meliputi hampir semua aspek dalam perusahaan.
Ada beberapa alasan mengapa perlunya proses pengembangan produk
yang baik, antara lain Ulrich dan Eppinger, 1995 a.
Jaminan kualitas
Suatu proses pengembangan produk menjelaskan tahapan yang akan dilalui dan melakukan
check point
selama beberapa waktu pengembangan tersebut. Dengan pengawasan secara rutin terhadap proses pengembangan
produk diharapkan kualitas produk yang dihasilkan terjamin.
commit to user
II-3 b.
Koordinasi
Suatu proses pengembangan bisa menjadi master plan yang akan menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana suatu tim kecil dapat memberikan
masukan terhadap usaha pengembangan tersebut.
c. Rencana
Dalam suatu proses pengembangan terdapat hubungan aktivitas selama proses pengembangan berlangsung, termasuk waktu yang diperlukan
setiap aktivitas. Sehingga dengan demikian dapat diketahui jadwal untuk semua kegiatan, kapan dimulai suatu kegiatan dan berakhirnya suatu kegiatan
atau proyek pengembangan produk. d.
Manajemen
Suatu proses pengembangan merupakan suatu perbandingan terhadap produk sejenis dari perusahaan lain terhadap keunggulannya. Dengan
melakukan perbandingan pihak manajemen akan mengetahui letak
permasalahannya.
e. Improvisasi
Sistem dokumentasi yang baik pada organisasi proses pengembangan produk akan membantu dalam mengetahui peluang pengembangan.
2.1.2 Tahapan Pengembangan Produk
Tahapan pengembangan konsep meruapakan fase terpenting dari pengembangan produk. Hal ini digunakan untuk mendefinisikan beberapa fungsi
pengembangan produk yang berguna untuk menyatukan berbagai masalah pengembangan produk dari awal dan akhir sebuah proses pengembangan proses.
Pengembangan konsep terdiri dari Widodo, 2005:
Gambar 2.2 Urutan Pengembangan Konsep Produk Baru
Kebutuhan Umum
Konsumen
Membangun Spesifikasi
Target
Menetapkan Spesifikasi
Produk Terpilih
Membangun Konsep
Produk
Memilih Satu
Konsep Produk
Menyusun Rencana
Proyek Pengembangan
Analisa Produk
Saingan Didukung
Adanya Analisa
Biaya
Produk Baru
commit to user
II-4 a.
Mengidentifikasi kebutuhan konsumen Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengerti kebutuhan
konsumen dan mengkomunikasikan secara efektif kepada tim tentang kebutuhan tersebut. Outputnya adalah merancang kebutuhan pernyataan –
pernyataan konsumen untuk ditransformasikan didalam pembuatan produk. b.
Analisa kompetitif produk
Pengertian dari kompetitif produk adalah usaha bagaimana sebuah produk baru dapat dibuat berdasarkan kekayaan ide dan tim dengan
mempertimbangkan persaingan pasar yang dituju sehingga akan dapat membantu didalam pengembangan dan rancangan proses produksinya.
Analisa ini biasa disebut
competitif benchmarking
yaitu dengan
mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan dari pesaing.
c. Menentukan spesifikasi target
Spesifikasi adalah suatu gambaran yang teliti dari apa yang suatu produk harus lakukan. Betujuan untuk mentransformasikan dari seluruh
keseluruhan kebutuhan konsumen ke dalam istilah teknis dengan memperhatikan persaingan pasar. Hasilnya adalah daftar spesifikasi dan
target yang harus dicapai
d. Pembangkitan konsep
Tujuan dari pembangkitan konsep adalah untuk menggali sepenuhnya ruang lingkup dari konsep produk yang diaplikasikan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Hasil dari kegiatan ini adalah 10 sampai 20 konsep yang berupa sketsa dan
statement
singkat gambaran produk.
e. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep adalah untuk menentukan konsep yang paling diminati didalam pengembangan produk setelah dilakukan analisa dan urut –
urutan penghilangan kegiatan yang tidak penting ditentukan satu konsep terpilih.
commit to user
II-5 f.
Perbaikan spesifikasi
Berdasarkan nilai – nilai khusus yang mencerminkan keterbatasan yang melekat pada konsep produk yang diindentifikasi lewat permodelan
teknik
trade off
pertentangan antara biaya dan
performance.
g. Analisa ekonomi
Pada analisa ekonomi ini akan memberikan model ekonomi dari produk baru tersebut yang digunakan menetukan kelanjutan dari program
penyelesaian keseluruhan
pengembangan produk
baru dan
untuk menyelesaikan
trade off
yang ada. Sebagai contoh biaya pengembangan dan biaya manufaktur
h. Perencanaan proyek
Kegiatan akhir dari pengembangan konsep yaitu tim membuat jadwal pengembangan, mengatur strategi waktu pengembangan yang singkat
dan mengidentifikasi sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan untuk melengkapi proyek.
2.2 Kursi Roda
Kursi roda
wheelchair
adalah salah satu alat bantu bagi penyandang cacat kaki untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, baik di tempat
datar maupun dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi tempat menaik. Sering juga dimaksudkan, bahwa kursi roda digunakan untuk meningkatkan
kemampuan mobilitas bagi orang yang memiliki kekurangan seperti: orang yang cacat fisik khususnya penyandang cacat kaki, pasien rumah sakit yang tidak
diperbolehkan untuk melakukan banyak aktivitas fisik, orang tua manula, dan orang–orang yang memiliki resiko tinggi untuk terluka, bila berjalan sendiri.
Secara umum kursi roda dibagi menjadi 2 dua jenis, yaitu kursi roda manual
conventional wheelchair
dan kursi roda berpenggerak motor
motor powered wheelchair
. Jenis konvensional dapat dibagi menjadi kursi roda
standard
dan
sport wheelchair
. Sedangkan
powered wheelchair
dibagi menjadi beberapa model, seperti:
traditional, platform, dan round based model
. Secara fungsional kursi roda model
platform
sangat cocok untuk pemakai kursi roda tanpa pemandu.
commit to user
II-6 Kursi roda ini digerakkan motor
accu
dan dikontrol dengan mudah melalui batang pengontrol
joy stick control
, dapat bergerak maju dan berbelok, namun lebih berat dari pada kursi roda standar. Karena pengendalinya otomatis, maka
harga kursi roda model
platform
sangat mahal dan jarang dijumpai di Indonesia. Berlainan dengan kursi roda tersebut, model konvensional adalah pilihan utama
pemakai kursi roda di kota Surabaya, yakni hampir 90 dari responden pemakai kursi roda memakai kursi roda standar. Kursi roda konvensional ini dapat
digerakkan, baik oleh pemakainya sendiri dengan memutar roda secara manual, maupun oleh pemandu.
a b
Gambar 2.3 a
Konventional wheelchair,
b
Platform model
Sedangkan menurut Shepard, kursi roda terbagi menjadi empat kategori, yaitu : 1.
Manual Wheelchair
Kursi roda jenis ini adalah yang paling banyak digunakan oleh sebagian besar penggunanya dan yang paling laku di pasaran. Penggunaan
kursi ini secara manual dengan cara didorong menggunakan tangan penggunanya atau didorong oleh orang lain. Bentuknya seperti kursi
tradisional dengan dua set roda di sampingnya. Biasanya satu set terletak di belakang yang terdiri dari roda sepeda yang besar sedangkan satu set
lainnya terdiri dari roda kecil dengan diameter 5 atau 8 inci. Desain ini membuat kursi roda stabil dan mudah untuk bergerak maju maupun
mundur. Kebanyakan
manual wheelchair
ringan dan dapat dilipat untuk transportasi mobil.
commit to user
II-7 2.
Manual Sport Wheelchair
Kursi roda ini ringan dan didesain untuk memindahkan pusat gaya berat untuk memperoleh pergerakan dan stabilitas yang lebih besar
daripada
manual wheelchair
atau
power wheelchair.
Kursi ini dirancang khusus untuk para atlet. Beberapa kursi dirancang untuk olahraga khusus
seperti basket atau balap mobil dan yang lainnya digunakan untuk olahraga secara umum. Keistimewaan kursi roda ini adalah memiliki roda
yang lebih besar daripada
manual wheelchair, handrim
yang kecil,
sloping propelling wheels,
lebih tahan lama dan
efficient bearing and hubs,
posisi roda yang mudah bergerak dan
steerable casters.
3.
Power Wheelchair
Kursi roda ini digerakkan menggunakan tenaga baterai dengan
power supply
12, 24 atau 36
volt.
Dengan penggunaan baterai menyebabkan tenaga kursi lebih ringan daripada secara manual. Kursi ini
dilengkapi dengan motor yang dikendalikan oleh
hand-operated joy stick
di mana digunakan untuk mengatur arah dan kecepatan. 4.
Power Alternatives
Kursi roda ini bersifat seperti kursi yang dilengkapi dengan motor akan tetapi tidak tampak seperti tipe kursi roda. Kebanyakan model ini
mempunyai tiga roda dan menyerupai kereta
golf
atau
motor scooter.
Beberapa kursi roda jenis ini dapat digunakan pada tanah yang lapang di mana kursi roda jenis lainnya tidak dapat digunakan.
Power alternatives
yang kecil memberikan pergerakan yang lebih besar untuk melalui pintu yang sempit dan sudut tikungan. Harga kursi roda bervariasi antara satu
dengan yang lainnya. Harga tergantung dari tipe kursi roda manual,
power, sports
atau
power alternatives,
jumlah aksesoris dan keistimewaannya, kualitas bahan dan materialnya, dan perusahaan
pembuatnya.
commit to user
II-8
Gambar 2.4 Posisi tubuh pemakai kursi roda yang direkomendasikan oleh
ISO 7176-5
Gambar diatas menjelaskan tentang posisi tubuh manusia yang sesuai dengan
anthropometri tubuh orang Asia khususnya Indonesia
yang direkomendasikan oleh ISO 7176-5. Adapun dimensi bagian utama kursi roda
menurut ISO 7176-5 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Dimensi dasar rancangan kursi roda sesuai standar ISO 7176-5
2.3 Fisiologis Manula Manusia Usia Lanjut