Prosedur Peringkasan Data Teori Statistik

commit to user II-24 Faktor-faktor umum merupakan faktor yang tidak dapat diteliti. Biar bagaimanapun, peneliti dapat mengukur indikator-indikator mereka dan menghitung korelasi antara indikator indikator tersebut. Tujuan dari Analisis faktor menggunakan matrik korelasi yang diperhitungkan adalah. 1. Mengidentifikasi jumlah faktor-faktor umum terkecil contoh, model faktor yang paling hemat yang menjelaskan dengan baik atau memberi keterangan tentang korelasi diantara indicator-indikator. 2. Mengidentifikasi solusi faktor yang paling masuk akal melalui rotasi faktor 3. Memperkirakan muatan pola dan struktur, komunalitas berhubungan dengan umum, dan varian-variabel unik indicator-indikator. 4. Menyediakan sebuah interpretasi faktor-faktor umum. 5. Jika perlu, memperkirakan nilai-nilai faktor.

2.5.3 Prosedur Peringkasan Data

Ada beberapa langkah untuk menampilkan peringkasan data: a. Menyusun matrik data baris Matrik ini berisi data riil yang berasal dari kuesioner, m x n x matrik, dengan m sebagai jumlah responden dan n sebagai variabel. b. Menguji apakah data sudah sesuai dengan analisis faktor Pertama, seseorang dapat secara subyektif menguji matrik korelasi, korelasi yang tinggi antara variabel-variabel mengindikasikan bahwa variabel-variabel dapat dikelompokkan menjadi rangkaian homogen dari variabel-variabel seperti masing-masing rangkaian variabel mengukur “konstruksi atau dimensi yang sama” yang mendasari yang sama. Korelasi yang rendah antara variabel-variabel mengindikasikan bahwa variabel-variabel tidak memiliki banyak hal-hal umum atau mengindikasikan bahwa variabel-variabel merupakan kumpulan variabel- variabel yang heterogen. Dalam hal ini, seseorang dapat melihat analisis faktor sebagai suatu tehnik yang mencoba untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok atau kelompok-kelompok variabel seperti yang commit to user II-25 variabel-variabel di masing-masing kelompok merupakan indikator sifat atau faktor umum. Hal ini menyarankan bahwa matrik korelasi sesuai dengan pemfaktoran. Biar bagaimanapun, pengujian visual terhadap matrik korelasi untuk sejumlah besar variabel merupakan hal yang “tidak mungkin”, dan karena itu aturan ini tidak sesuai ketika ada banyak variabel. Kedua, seseorang dapat menguji korelasi yang parsial yang mengendalikan semua variabel-variabel lain. Korelasi ini, yang juga mengacu pada korelasi Anti image negatif, untuk matrik korelasi yang sesuai dalam pemfakturan, haruslah kecil. Biar bagaimanapun, seberapa kecil “kecil” itu biasanya merupakan pertanyaan yang mengkritik. Hal ini nampak bahwa korelasi yang parsial itu sifatnya kecil, tapi seseorang dapat dengan mudah mengambil persoalan dari kesimpulan-kesimpulan ini. Ketiga, seseorang dapat menguji ukuran Kaiser dari kecukupan sampling secara keseluruhan dan ukuran kecukupan sampling untuk masing-masing indikator. Ukuran ini, ukuran kecukupan sampling Kaiser – Meyer – Olkin KMO Kaiser 1970, merupakan ukuran diagnosa yang populer. KMO menyediakan cara untuk mengakses tingkatan yang mana indikator sebuah konstruksi masuk didalamnya bersama-sama. Yaitu, sebuah ukuran untuk mengukur kehomogenitasan variabel-variabel. Meskipun tidak ada tes statistic untuk ukuran KMO ini, panduan berikut ini disarankan oleh Kaiser and Rice 1974. Tabel 2.2 Panduan Ukuran KMO Ukuran KMO Rekomendasi ≥ 0.90 Bagus 0.80+ Bermanfaat 0.70+ Biasa 0.60+ Sedang 0.50+ Menyedihkan Below 0.50 Tidak dapat diterima commit to user II-26 Jelas sudah bahwa nilai KMO yang lebih tinggi diinginkan. Disarankan bahwa ukuran KMO secara keseluruhan harus lebih besar dari 0,80. Biar bagaimanapun, ukuran diatas 0,60 dapat ditoleransi. Ukuran KMO secara keseluruhan kadang-kadang dapat ditingkatkan dengan cara menghapus variabel-variabel yang salah yang nilai MSA nya rendah atau kurang dari 0.5. Santoso S., 2001.

2.5.4 Analisis