Tingkat Keakuratan yang Diprediksi dan Analisa Test Signifikansi Pembahasan Hasil Kuisioner

commit to user IV-44 Interpretasi dari kasus ini adalah: Satu fungsi Multifungsi Negatif 5,1167 Positif Nilai deviasi sarana pendukung berupa pispot pada Kansei word satu fungsi - multifungsi adalah 0,54375, karena tanda deviasinya positif maka sarana pendukung berupa pispot berhubungan dengan Kansei word “multifungsi” atau dengan kata lain pispot menambah citra ‘multifungsi’ dari sebuah kursi roda. Analisa Conjoint Deviasi dapat disamakan dengan regresi multiple dengan variable-variabel contoh.

4.8. Tingkat Keakuratan yang Diprediksi dan Analisa Test Signifikansi

Tujuan dari perhitungan tingat keakuratan yang diprediksi adalah membandingkan hubungan antara estimasi hasil dan aktual, nilai yang lebih besar mengenai korelasi Kendall atau Pearson menggambarkan kedekatannya. Jika nilai Pearson atau Kendall lebih dari 0,5, maka korelasi antara estimasi dan aktual adalah kuat, begitupun selanjutnya. Panduan untuk menjalankan test signifikansi korelasi adalah: Hipotesa Test Signifikansi: H0 = Tidak ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual Kansei word H1 = Ada hubungan yang kuat antara variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual Kansei word Area Kritis: Signifikansi 0,05 H0 diterima. Signifikansi 0,05 H0 ditolak Berdasarkan hasil analisa conjoint pada tabel 4.12 semua kansei word memiliki nilai korelasi Pearson dan Kendall lebih dari 0,05. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel-variabel estimasi dengan citra konsumen rata-rata dan aktual. Nilai ke-signifikan-an untuk semua commit to user IV-45 kansei word adalah 0.0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua korelasi adalah signifikan, karena semua nilai ke-signifikanan-nya kurang dari 0,05.

4.9. Output Desain Kursi Roda Lansia

Kata kansei yang diinginkan oleh responden menjadi penentu keputusan output desain. Dibawah ini desain yang terbentuk dari banyaknya nilai – nilai terbesar masing – masing item yang sering muncul. Untuk item Bahan Kerangka, kategori yang terpilih adalah Besi. Hal ini terpilih oleh konsumen karena besi mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu harga yang terjangkau, kuat, dan efisiensi waktu pemakaian yang disesuaikan kondisi lansia. Untuk item Sistem Penggerak, kategori yang terpilih adalah otomatis. Hal ini terpilih oleh konsumen karena sistem penggerak yang otomatis mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu orang lebih suka kemudahan dalam mengoperasikan kursi rodanya baik otomatis dalam menggerakan ataupun otomatis dalam sistem mekanisnya seperti merebahkan sandaran dan lain-lain. Untuk item Sarana Pendukung, kategori yang terpilih adalah pispot. Hal ini terpilih oleh konsumen karena pispot mempunyai image pengaruh terbesar citra kansei konsumen. Selain itu dilihat dari segi manfaatnya yang cukup besar untuk pengguna yang tidak bisa beranjak dari kursi roda karena sakit atau fisik tidak kuat. Untuk item Bahan Sandaran, kategori yang terpilih adalah Woven polyester . Hal ini terpilih oleh konsumen karena Woven polyester mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Selain itu mudah dibersihkan dan mudah dilipat. Untuk item warna sandaran, kategori yang terpilih adalah polos. Hal ini terpilih oleh konsumen karena warna polos mempunyai image pengaruh terbesar terhadap citra kansei konsumen. Gambar desain kursi roda dapat dilihat di lampiran. commit to user IV-46 Gambar 4.3 Desain kursi roda sebelum dan sesudah dikembangkan. Gambar 4.4 Mekanisme kursi roda lansia saat posisi tidur. commit to user IV-47 4.10. Konsep Produk. 4.10.1. Konsep Produk berdasarkan pendekatan Antropometri dan ide desainer Konsep kursi roda ini dibuat dengan menggabungkan bentuk kursi roda dengan item dan kategori yang terpilih. Desain bentuk kursi roda sendiri merupakan desain yang memberikan kenyamanan dan keamanan. Untuk mekanisme atau struktur rangka kursi roda dibuat berdasarkan ide kreatif yang dimunculkan desainer, yang bertujuan untuk memudahkan lansia merebahkan diri di kursi roda. Selain itu bentuk kursi roda ini dilengkapi pispot yang memudahkan lansia untuk melakukan sanitasi. Diharapkan dengan konsep ini konsumen lansia lebih nyaman untuk melakukan aktifitasnya dan memberi manfaat yang besar bagi kehidupan lansia.

4.10.2. Aspek Ergonomi

Produk yang baik dan berkualitas tidak hanya dilihat dari segi konsepnya. Akan tetapi dari segi ergonomik juga. Banyak produk yang dilihat dari segi keindahan saja akan tetapi produk itu tidak dapat digunakan seandainya diperlukan.

4.10.2.1. Data Anthropometri

Pengukuran dimensi tubuh lansia dilakukan untuk mendapatkan data anthropometri yang selanjutnya dipergunakan untuk perancangan kursi roda lansia. Dimensi tubuh yang diukur hanya dimensi tubuh yang berhubungan dengan perancangan alat. Jumlah responden yang diambil data anthropometrinya adalah sebanyak 28 responden, baik wanita maupun pria. Alat ukur yang digunakan adalah roll meter dan satuan yang digunakan adalah cm. commit to user IV-48 Adapun dimensi-dimensi tubuh yang diukur adalah sebagai berikut : 1. Tinggi badan pada posisi duduk D1 Posisi ini digunakan untuk mengukur apakah diperlukan penyangga kepala pada kursi roda yang akan dibuat sehingga aman dan nyaman digunakan manula. Pengukuran dilakukan mulai dari ujung kepala hingga pangkal pantat. 2. Tinggi siku pada posisi duduk D2 Posisi ini digunakan untuk mengukur jarak seberapa tinggi sandaran tangan yang akan dibuat pada kursi roda. Pengukuran dilakukan mulai dari ujung siku hingga pangkal pantat. 3. Jarak dari lipat lutut ke pantat D3 Posisi ini digunakan untuk mengukur panjang tempat duduk pada kursi roda. Pengukuran dilakukan mulai dari lipatan lutut hingga ke pantat. 4. Tinggi lipat lutut D4 Posisi ini digunakan untuk mengukur sebeapa tinggi sandaran duduk hingga sandaran kaki. Pengukuran dilakukan mulai dari lipatan lutut hingga ujung tumit mata kaki. 5. Lebar Bahu D5 Posisi ini digunakan untuk mengukur lebar sandaran punggung pada kursi roda. Pengukuran dilakukan mulai dari ujung bahu sebelah kanan hingga ujung bahu sebelah kiri. commit to user IV-49 Tabel 4.41 Data Anthropometri Lansia Responden D1 D2 D3 D4 D5 1 89 25 41,6 40 35 2 81 27 40,2 39 36 3 82 17,2 46,3 41,2 39 4 76,5 21 41,8 42 32 5 79 22,1 41,2 39,6 29 6 74,7 20,6 46 42 30 7 77 25 38 42 42 8 88 30 42,5 45 35,5 9 79,2 22,6 46 41,1 40,3 10 76,9 23,5 42,1 43 36 11 86 22 39 42 45 12 89 24 43 44 37 13 86 25 47 44 32 14 83 24 37 38 34,4 15 82 24,5 42,6 42,4 42 16 85 24 39,2 38,5 31 17 84 19,8 45,9 39,1 41 18 88,3 23 46,6 41,8 32 19 90 20 48 45 39 20 83,7 16 45,2 45,5 40 21 90 30 42,5 45 43 22 83 22 46 40 38 23 82 26 43 41 35 24 79 19 43 38,3 33 25 90 29,8 43,7 39,6 31 26 82 18,3 49 45 42 27 84 19,8 45,9 39,1 40 28 88,5 23,5 43 45 32

4.10.2.2. Uji Keseragaman Data Anthropometri

Sebelum mengolah data lebih lanjut, dibutuhkan uji keseragaman data. Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan data-data yang outlier . Berikut adalah gambar hasil iterasi pertama dan iterasi kedua untuk masing-masing dimensi tubuh manula, dengan menggunakan software excel . commit to user IV-50 Berikut adalah grafik-grafik hasil uji keseragaman untuk data anthropometri manula. Grafik 4.1 Iterasi 1 untuk D1 DATA TERKONTROL Grafik 4.2 Iterasi 1 untuk D2 DATA TERKONTROL Grafik 4.3 Iterasi 1 untuk D3 DATA TERKONTROL 20 40 60 80 100 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 A x is T it le D1 D6 BKA BKB 10 20 30 40 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 p a n ja n g D2 D9 BKA BKB 20 40 60 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 p a n ja n g D3 D12 BKA BKB commit to user IV-51 Grafik 4.4 Iterasi 1 untuk D4 DATA TERKONTROL Grafik 4.5 Iterasi 1 untuk D5 DATA TERKONTROL

4.10.2.3. Uji Kecukupan Data

Uji Kecukupan data dilakukan dengan menggunakan rumus pada setiap dimensi tubuh. Adapun rumus kecukupan data adalah sebagai berikut : Dimana : N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan Z = Indeks tingkat kepercayaan Tingkat kepercayaan 95 = 2 S = Standar deviasi data X = Rata-rata data setelah diseragamkan K = Tingkat error 5 10 20 30 40 50 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 p a n ja n g D4 D14 BKA BKB 20 40 60 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 p a n ja n g D5 D15 BKA BKB commit to user IV-52 Contoh Perhitungan : Untuk D1 tinggi badan duduk dari pantat hingga ujung kepala : Rata-rata = 83,50 Standar deviasi = 4,50 = 4,7 Karena N N’ maka data dari D1 dinyatakan cukup. Untuk antropometri yang lain sudah dinyatakan cukup. 4.10.2.4. Percentile Percentile ini digunakan untuk mengetahui ukuran rata-rata dimensi tubuh manula pada posisi duduk di kursi roda. Adapun nilai-nilai percentile 50 dan percentile 95 dari dimensi tubuh manula berdasarkan data pengukuran manual yang dilakukan yaitu sebagai berikut : · D1 Percentile 95 tinggi badan posisi duduk dari pantat hingga ujung kepala: Tinggi sandaran = X+1,645 x SD = 83,5 + 1,645 x 4,5 = 91 cm · D2 Percentile 50 tinggi sandaran tangan dari pantat ke siku: Tinggi sandaran = X = 23 cm commit to user IV-53 · D3 Percentile 50 panjang plopiteal ke pantat: Panjang tempat duduk = X = 43,4 cm · D4 Percentile 50 tinggi ujung kaki samapai plopiteal: Tinggi sandaran = X = 41,7 cm · D5 Percentile 95 lebar bahu: Lebar tempat duduk = X+1,645 x SD = 36,5 + 1,645 x 4,5 = 43,9 cm commit to user V-1 BAB V ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari pengolahan data yang dilakukan. Dan memberikan analisa sejauh mana nilai-nilai tersebut memberikan solusi bagi permasalahan yang telah didefinisikan diawal penelitian.

5.1 Pembahasan Hasil Kuisioner

Jumlah Kansei Word yang di dapat setelah evaluasi, survei dan observasi adalah 28 pasang kata – kata. Kuesioner yang terdiri dari Kansei Word tersebut didistribusikan pada 40 penguji. Dari semua 40 kuesioner tersebut, hanya 39 kuesioner yang sesuai dan dapat dianalisa lebih lanjut. Sehubungan dengan penghitungan ukuran sampel, sampel yang dibutuhkan hanyalah 37 kuesioner. Karena itu, sampel yang aktual sudahlah cukup untuk dilanjutkan dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah menganalisa validitas dan reliabilitas kuesioner. Variabel dinyatakan valid jika r calculation ≥ r tabel , dimana r tabel yang didapatkan = 0, 325. Dari iterasi yang pertama, ada 11 variabel yang tidak valid, karena r kalkulasi 0.325, variabel-variabel tersebut adalah Praktis – Dekoratif, Kasar – Halus, Ketinggalan jaman – mengikuti mode, Natural – Mencolok, Formal - Kasual, Antik - Baru, Gelisah - Nyaman, Keras - Empuk, Bahaya – Aman, Sempit – Luas, Kaku - Santai. Kesebelas Variabel tersebut kemudian dipindah dari daftar variabel. Sisanya harus melewati tes validitas untuk iterasi yang kedua. Pada iterasi yang kedua ada satu variabel yang tidak valid karena r kalkulasi adalah 0.325, variabel tersebut adalah Tidak Tidak Ergonomis - Ergonomis. Variabel yang masih tersisa setelah iterasi yang kedua adalah 16. Dari enam belas variabel tersebut dimasukan kedalam iterasi ketiga. Pada iterasi yang ketiga ada satu variabel yang tidak valid karena r kalkulasi adalah 0.325, variabel tersebut adalah Berantakan - Teratur. Variabel yang masih tersisa setelah iterasi commit to user V-2 yang kedua adalah 15. Dari lima belas variabel tersebut dimasukan ke dalam iterasi keempat. Pada iterasi yang ketiga ada satu variabel yang tidak valid karena r kalkulasi adalah 0.325, variabel tersebut adalah Berantakan - Teratur. Variabel yang masih tersisa setelah iterasi yang kedua adalah 14. Dari empat belas variabel tersebut dimasukan kedalam iterasi kelima. Pada iterasi yang kelima seluruh variabelnya valid karena r kalkulasi adalah 0.325, maka hasil terakhir untuk validitas didapatkan variable yang valid ada 14 variabel. Tes kuesioner selanjutnya adalah tes reliabilitas. Nilai r alpha yang diperoleh dari proses reliabilitas adalah 0.890. Kuesioner dinyatakan reliabel jika r alpha ≥ r tabel , dimana r tabel adalah 0.325. Berdasarkan peraturan tersebut, kuesioner tersebut reliabel, karena 0.890 ≥ 0.325.

5.2 Pembahasan Hasil Analisis Faktor