16 pada rongga mulut manusia dan menjadi yang paling kondusif menyebabkan bau
mulut dan karies untuk email gigi Pratiwi, 2008. Streptococcus mutans bersifat asidogenik, yaitu menghasilkan asam dan
mampu tinggal pada lingkungan asam. Bakteri ini mampu menempel pada permukaan gigi dan menghidrolisis sisa makanan menjadi komponen glukosa dan
fruktosa kemudian oleh enzim glukosiltransferase dan fruktosiltransperase akan diubah menjadi dekstran dan fruktan. Oleh karena kemampuan ini, Streptococcus
mutans dapat menyebabkan melekatnya bakteri dan sisa-sisa makanan pada email gigi. Pada akhirnya terjadilah akumulasi bakteri, dekstran dan fruktan pada
permukaan email gigi sehingga membentuk plak sebagai pencetus karies gigi dan menimbulkan bau yang kurang sedap Brooks, et al., 1996.
2.7 Penentuan Aktivitas Antibakteri
Penentuan aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode difusi dan metode dilusi. Pada metode difusi termasuk didalamnya metode
disk duffusion tes Kirby Baeur, E-test, ditch-plate technique, dan cup-plate technique. Sedangkan pada metode dilusi termasuk didalamnya metode dilusi cair
dan dilusi padat Pratiwi, 2008. a. Metode difusi diantaranya:
1. Metode disk diffusion tes Kirby Baeur menggunakan piringan yang berisi agen antibakteri, kemudian diletakkan pada media agar yang sebelumnya telah
ditanami bakteri sehingga agen antibakteri dapat berdifusi pada media agar tersebut. Metode ini cukup sederhana dan menggunakan media selektif. Area
jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan bakteri oleh agen antibakteri pada permukaan media agar.
Universitas Sumatera Utara
17 2. Metode E-test digunakan untuk mengestimasi Konsentrasi Hambat Minimum
KHM, yaitu konsentrasi minimal suatu agen antibakteri untuk dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada metode ini digunakan strip plastik yang
mengandung agen antibakteri dari kadar terendah sampai tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang telah ditanami bakteri sebelumnya. Pengamatan
dilakukan pada area jernih yang ditimbulkannya yang menunjukkan kadar agen antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri pada media agar.
3. Ditch-plate technique. Pada metode ini sampel uji berupa agen antibakteri yang diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan
petri pada bagian tengah secara membujur dan bakteri uji maksimum 6 macam digoreskan ke arah parit yang berisi agen antibakteri tersebut.
4. Cup-plate technique. Metode ini serupa dengan disk diffusion dimana dibuat sumur pada media agar yang telah ditanami dengan bakteri dan pada sumur
tersebut diberi agen antibakteri yang akan diuji. b. Metode dilusi diantaranya:
1. Metode dilusi cairbroth dilution test serial dilution. Metode ini digunakan untuk mengukur Konsentrasi Hambat Minimum KHM dan Konsentrasi Bunuh
Minimum KBM. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen antibakteri pada medium cair yang ditambahkan dengan bakteri uji. Larutan
uji agen antibakteri pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan bakteri uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan
sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan bakteri uji ataupun agen antibakteri, dan diinkubasi selama 18-24
jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM.
Universitas Sumatera Utara
18 2. Metode dilusi padat solid dilution test. Metode ini serupa dengan metode
dilusi cair namun menggunakan media padat solid. Keuntungan metode ini adalah salah satu konsentrasi agen antibakteri yang diuji dapat digunakan untuk
menguji beberapa bakteri uji.
2.8 Metode Isolasi Biakan Bakeri