Bakteri Staphylococcus aureus Bakteri Streptococcus mutans

34 tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan harga pH sediaan Rawlins, 2003. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar pada minggu ke 0, 1, 2, 3, 4, 8, dan minggu ke 12.

3.15.3 Uji mikrobiologi sediaan

Uji ini digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari sediaan obat kumur ekstrak etanol daun Afrika dengan metode difusi agar, dengan cara mengukur diameter hambatan pertumbuhan bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans bakteri isolasi dari specimen. Pengamatan dilakukan pada minggu ke 0, 4, 8, dan minggu ke 12.

3.15.3.1 Bakteri Staphylococcus aureus

Cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum bakteri Staphylococcus aureus, kemudian ditambahkan 15 ml media nutrient agar steril yang telah dicairkan dan ditunggu hingga suhu mencapai 45 o C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Selanjutnya pencadang kertas ditetesi dengan larutan sediaan obat kumur sebanyak 0,1 ml diletakkan pada permukaan media yang telah padat, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2 o C selama 18 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di sekitar pencadang dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan pengujian terhadap blanko Ditjen POM RI, 1995, kemudian ditentukan konsentrasi terkecil yang mampu menghambat bakteri yang diinokulasikan dengan terbentuknya zona bening di sekitar pencadang kertas yang disebut dengan Konsentrasi Hambat Minimum KHM.

3.15.3.2 Bakteri Streptococcus mutans

Universitas Sumatera Utara 35 Cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum bakteri Streptococcus mutans, kemudian ditambahkan 15 ml media nutrient agar steril yang telah dicairkan dan ditunggu hingga suhu mencapai 45 o C, dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Selanjutnya pencadang kertas ditetesi dengan larutan sediaan obat kumur sebanyak 0,1 ml diletakkan pada permukaan media yang telah padat, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2 o C selama 18 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di sekitar pencadang dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan pengujian terhadap blanko Ditjen POM RI, 1995, kemudian ditentukan konsentrasi terkecil yang mampu menghambat bakteri yang diinokulasikan dengan terbentuknya zona bening di sekitar pencadang kertas yang disebut dengan Konsentrasi Hambat Minimum KHM. Universitas Sumatera Utara 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Medanense, Laboratorium Herbarium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam MIPA Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tumbuhan daun Afrika Vernoniaamygdalina Delile suku Asteraceae dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 54.

4.2 Hasil Karakterisasi Daun Afrika

4.2.1 Hasil pemeriksaan makroskopik

Hasil pemeriksaan makroskopik dari daun Afrika segar yaitu bentuk daun oval-elips, ujung dan pangkal daun meruncing, susunan tulang daun menyirip, tepi daun bergerigi dan kasar, permukaan berambut sangat halus, panjang 15 cm - 19 cm, lebar 5 cm - 8 cm, berwarna hijau muda dan rasanya pahit, dan diikuti rasa manis. Gambar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 58. Simplisia daun Afrika dicirikan dengan daun berwarna hijau kecoklatan, panjang 12 cm - 16 cm, lebar 3,5 cm - 5 cm, rasa pahit, dan berbau khas. Serbuk simplisia berwarna hijau kecoklatan dan berbau khas. Gambar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 59.

4.2.2 Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia

Universitas Sumatera Utara