47
4.8.3 Hasil uji mikrobiologi sediaan
Uji mikrobiologi sediaan obat kumur ekstrak etanol daun Afrika dilakukan pada semua formula dengan metode difusi agarterhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan Streptococcus mutans. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Data hasil uji aktivitas antibakteri obat kumur ekstrak etanol daun
Afrika terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans
Sediaan Diameter daerah hambatan mm
Staphylococcus aureus Streptococcus mutans
Minggu ke- Minggu ke-
12 Minggu ke-
Minggu ke- 12
F1 -
- -
- F2
- -
- -
F3 6,26
6,23 6,23
6,20 F4
6,53 6,50
6,40 6,33
F5 6,76
6,63 6,56
6,46 F6
7,36 7,26
7,23 7,16
F7 8,36
8,30 8,30
8,16 Blanko
- -
- -
Keterangan: : hasil rata-rata tiga kali pengukuran - : tidak ada hambatan
Pengujian sediaan obat kumur dari ekstrak etanol daun Afrika pada F1, F2, F3, F4, F5, F6, dan F7 memberikan hasil diameter zona hambatan yang sama
dengan zona hambat pada pengukuran diameter hambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans oleh ekstrak etanol daun Afrika.
Hal ini berarti setelah diformulasikan dengan menggunakan KHM sediaan obat kumur dari ekstrak etanol daun Afrika masih memiliki aktivitas daya antibakteri.
Perbedaan zona hambat pada pengukuran diameter hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan bakteri Streptococcus mutans yang cukup kecil
disebabkan karena bakteri Streptococcus mutans mepunyai dua enzim ekstraseluler yang disebut glukosiltransferase dan fruktosiltransferase yang dapat
Universitas Sumatera Utara
48 ditemukan di permukaan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri ini lebih
susah untuk dihambat pertumbuhannya. Menurut Greenwood 1995, mengemukakan bahwa ketentuan kekuatan
antibakteri adalah daerah hambatan 20 mm atau lebih berarti sangat kuat, daerah hambatan 10-20 mm berarti kuat, 5-10 mm berarti sedang dan daerah hambatan 5
mm atau kurang berarti lemah. Dari ketentuan tesebut, didapatlah bahwa sediaan obat kumur dari ekstrak etanol daun Afrika memiliki kekuatan antibakteri yang
sedang. Konsentrasi hambat minimum merupakan konsentrasi terendah dari senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia uji
Cappuccino dan Sherman, 2011. Data lengkap hasil uji aktivitas antibakteri obat kumur ekstrak etanol daun
Afrika dapat dilihat pada Lampiran 16-21, halaman 70-75 dan perbandingan daerah hambatan ekstrak etanol daun Afrika dan obat kumur ekstrak etanol daun
Afrika dapat dilihat pada Lampiran 22, halaman 76.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap ekstrak dan sediaan obat kumur ekstrak etanol daun Afrika Vernonia amygdalina Delile. diperoleh kesimpulan:
a. Ekstrak etanol daun Afrika dapat diformulasi menjadi sediaan obat kumur.
b. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Afrika yang diformulasikan
menjadi sediaan obat kumur dengan nilai KHM sebagai parameter uji pada minggu ke-12 selama penyimpanan menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans pada konsentrasi 3 dengan diameter berturut-turut 6,23 mm dan 6,20 mm.
c. Ekstrak etanol daun Afrika dan sediaan obat kumur dari ekstrak etanol daun
Afrika mempunyai aktivitas antibakteri yang sama yang tergolong kategori sedang dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Streptococcus mutans.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya dapat membandingkan aktivitas antibakteri sediaan obat kumur dari ekstrak etanol daun Afrika dengan obat kumur
yang ada di pasaran yang umum digunakan.
Universitas Sumatera Utara